Alvaro menatap Bella dengan tatapan tajam dan dingin, yang mampu membuat nyali Bella semakin menciut. Bella takut ketika melihat Alvaro sedang marah.
Bella mencoba memberanikan diri menatap mata Alvaro yang menatapnya tajam dan seperti penuh dengan kebencian. Bella memalingkan pandangannya ke arah lain, dia tidak bisa lagi bertahan lama menatap Alvaro, karena sama saja itu menyiksa diri sendiri.
"Lo udah jadi senior kan di sekolah ini?" tanya Alvaro dingin.
Bella tak menjawab bahkan tak berani menatap wajah Alvaro.
"Seharusnya lo jadi contoh yang baik! Kalo lo gak suka sama Aghata, lo bisa ngomong sama dia dengan dengan baik."
"Kamu belain cewek itu?" lirih Bella dengan suara yang sedikit bergetar.
"Nggak, gue gak belain siapa-siapa. Gue mau tau, kenapa lo benci sama Aghata? Salah Aghata apa?" tanya Alvaro.
"Dia udah rebut kebahagiaan gue. Semenjak ada dia, Rayhan jadi dingin sama gue, Rayhan selalu belain dia daripada gue dan sekarang gue suka sama lo, tapi apa? Lo lebih deket sama cewek murahan itu!" Bella mengusap air matanya yang terus mengalir dari matanya tanpa henti.
"Cuma masalah sepele, lo besar-besarin. Inget ya gue gak suka kalo ada yang jahatin Aghata!"
◌⑅●♡⋆♡LOVE♡⋆♡●⑅◌
Aghata melirik jam tangan berbentuk eiffel yang melingkar di pergelangan tangganya, menunjukkan pukul 11.13 WIB, tapi kelas masih kosong, guru-guru masih mengadakan rapat.
"Percuma sekolah kalo gak belajar, mending di rumah, kan gak bakalan ketemu sama kakak kelas yang centilnya minta ampun." gerutu Aghata.
Metha yang baru saja datang langsung duduk di samping Aghata, lalu mengusap pundak Aghata sambil tersenyum kepadanya. "Ta, sorry ya, kita tadi gak bantuin lo."
"Andai aja ada kak Ray, pasti dia belain gue dan dia gak bakal nyalahin gue." ucap Aghata.
"Yaudah dong, jangan ngomongin kak Ray terus, nanti lo jadi sedih lagi." ucap Elata.
"Me, lo duduk bareng gue lagi ya?" minta Aghata.
Metha menganggukkan kepalanya, karena menurutnya, saat ini Aghata membutuhkan teman curhatnya dan sepertinya Aghata marah dan keweca kepada Alvaro, jadi untuk saat ini lebih baik Aghata tidak bersama Alvaro dulu agar Aghata bisa melupakan masalah tadi.
"Tapi gue bilang ke Radit dulu, gak pa-pa kan? Soalnya gue ngerasa gak enak tiba-tiba gue pindah bangku."
"Iya..."
"Lo marah sama gue? " Alvaro tiba-tiba datang langsung menghampiri Aghata.
"Marah? Kenapa harus marah? Bukannya hak lo ya, yang mau belain siapa aja?"
"Gue gak belain Bella." sangkal Alvaro.
"Tadi lo nyuruh gue agar minta maaf sama kak Bella kan? Asal lo tau ya, gue gak akan minta maaf sama kak Bella, karena dia yang salah! Dan menurut gue, yang minta maaf duluan berarti dia kalah." ucap Aghata.
"Pendapat lo salah, yang minta maaf duluan justru dia yang menang, menang mengalahkan egonya dan minta maaf tidak harus siapa yang salah. Oh, ya, kenapa lo minta Metha buat duduk sama lo? Berarti lo marah kan sama gue?"
"Itu hak gue!"
Alvaro tersenyum sinis. "Terserah!" Alvaro mengambil tas ranselnya dan menyimpannya di bangku Radit, lalu Alvaro kembali lagi membawa tas Metha dan menyimpannya di kursi disebelah Aghata.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Life
Genç KurguTentang seseorang yang dirindukan, namun takdir tak mungkin mempertemukan. Tapi siapa yang tahu jika takdir dapat berubah dan merubah sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin. Tentang dia yang pernah menghilang, lalu kembali membawa kebahagiaan d...