Part 2

195 25 11
                                    

Mulmed Alvaro Fernando Marquez

Aghata duduk termenung. Tatapannya kosong dan matanya hampir tidak berkedip sama sekali. Hari ini Aghata berbeda dari kemarin.

Aghata hanya duduk diam. Tak seperti biasanya, Aghata selalu saja berkicau bak burung yang sedang dimabuk cinta.

"Ta?" Sapa sahabatnya yang khawatir melihat Aghata yang tidak seceria biasanya.

"lo kenapa?" tanya Megan

"Mmmm... gue gak papa kok." Jawab Aghata dengan senyuman yang dipaksakan.

"Ta, lo kenapa? jujur dong sama kita." Ucap Elata

"Yah..." Aghata menghela napas, "Gue lagi mikirin sesuatu."

"Mikirin apa Ta? ngomong sama kita, siapa tau kita bisa bantu lo." Ucap Megan

"Gue lagi mikirin gimana caranya gue bisa jalan-jalan, nongkrong di cafe favorit kita, main sampe malam. Kayaknya sekarang susah deh buat ngelakuin itu semua, soalnya gue diantar jemput tiap hari sama sopir gue."
Aghata menyenderkan kepalanya ke dinding.

"Yaelah Aghata-Aghata, gue pikir masalah yang berat banget, eh taunya," Metha menggelengkan kepalanya.

"Ini masalah berat buat gue Metha Reynata-De Coco." kalimat terakhirnya lebih di tekan oleh Aghata.

"Sekali lagi lo bilang gue 'Metha Reynata-De Coco' gue ak-"

"Apa?" potong Aghata.

"Au ah, gue pindah bangku aja. Gue mau sebangku sama my honey Radit aja. Mumpung si Angganya gak sekolah. Hehe..." Metha tertawa garing dengan wajah tak berdosa.

"Karena Gue itu baik hati, cantik, tidak sombong, dan rajin menabung. Gue izinin lo berbahagia dengan gebetan lo yang gak tau kapan jadiannya." ucap Aghata.

"Ih, apaansih." Pipi Metha memerah bak kepiting rebus.

Percakapan mereka berhenti ketika seorang wanita paruh baya yang berparas cantik dan berperawakan tinggi itu masuk kedalam kelas dan menyapa Siswa-siswi, tapi kali ini dia membawa seseorang. Seorang pria yang wajahnya begitu familiar, tapi Aghata lupa pernah bertemu dimana dengan pria itu.

Makhluk itu!

Yah, dia!

Mata Aghata terbelalak dengan sempurna. Jantungnya berdebar lebih kencang dari biasanya seperti sedang melakukan lompat katak di dalam tubuhnya.

"Cobaan apa lagi ini?" Aghata menutup wajahnya dengan buku.

Para siswi mendadak histeris karena parasnya yang bisa dibilang tampan, bahkan sangat-sangat tampan bak model spanyol, tapi hal itu tidak terjadi pada Aghata, Aghata justru merasa syok begitu melihatnya.

"Anak-anak, perkenalkan ini Alvaro Fernando Marquez, murid baru di sekolah kita."

"Alvaro Fernando Marquez? Nama itu? Bagaimana bisa? Ah, mungkin hanya kebetulan namanya sama, tapi namanya sangat mirip sekali. Nggak. Gak mungkin. Bisa saja hanya kebetulan namanya sama." batin Aghata.

Aghata mencoba menganggap bahwa dia hanya makhluk yang paling menyebalkan dan makhluk dengan nama yang sama dengan dia. Nama yang membuat Aghata kembali mengingat masa lalunya.

Alvaro menyapa semua makhluk yang berada di kelas XI IPA 1 sambil tersenyum. Sontak para siswi kembali teriak kegirangan seperti mendapat hadiah berupa mobil Lamborghini, tapi Aghata teriak dalam hatinya bahwa ini merupakan sebuah musibah.

My Life Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang