Andre meraih tangan Bella, lalu ia kecup tangan Bella. Pipi Bella merah merona. Senyumannya terus menghiasi wajahnya, tidak memudar walau hanya sebentar.
Andre menatap lekat wajah Bella sambil tersenyum begitu tulus, senyuman manis yang sangat jarang diberikan kepada siapa pun.
Wajah mereka sangat dekat, hingga hembusan napas sangat terasa. Andre membisikan sesuatu. "I love you, Bella."
💗
Polisi datang ke SMA Starlight dan itu membuat heboh SMA Starlight.
Banyak siswa siswi yang melihat polisi itu membawa seorang gadis.
Gadis itu menangis dan memohon untuk dilepaskan. Yang dirasakan gadis itu adalah malu dan kesal dengan apa yang telah dia perbuat.
"Bella kenapa ditangkap polisi?" tanya Aghata yang sedang menyaksikan itu.
"Bella yang nyekap lo." jawab Andre
Seketika Aghata langsung menatap mata Andre untuk meminta penjelasan.
"Lo tau darimana?" tanya Aghata dengan suara yang sedikit bergetar karena syok mendengar pernyataan Andre.
Andre menghela napas. "Jadi selama ini gue, Alvaro, dan Radit udah curiga sama si Bella terus kita selidiki dan ternyata benar, Bella lah pelakunya."
Aghata menutup mulutnya. Mengapa Bella melakukan semua itu? Apa salahnya hingga Bella nekat?
Ini seperti mimpi bukan di dunia nyata. Terkadang hidup seperti di dalam film dan novel.
"PAK SAYA MELAKUKANNYA TIDAK SENDIRI, SAYA MELAKUKANNYA BERSAMA ELATA! KENAPA DIA TIDAK DITANGKAP?" teriak Bella yang tidak terima.
Semua orang yang ada di sana menatap Elata yang wajahnya tegang dan sudah pucat pasi. Elata menelan salivanya dengan susah payah. Tangannya keringat dingin.
"Gak usah bohong lo, Bella!" sentak Elata yang berusaha menyangkalnya.
Dengan susah payah Bella merogoh ponselnya, lalu memperlihatkan kepada semua orang bukti bahwa Elata telah bersekongkol dengannya.
Sungguh tidak dapat disangka, orang yang selama ini sudah seperti keluarga, menusuk dari belakang. Seseorang yang paling dipercaya, telah mengkhianati Aghata.
Selama ini Elata hanyalah seorang penghianat yang berkedok menjadi sahabat. Aghata masih belum sepenuhnya percaya tentang kejadian ini. Ia masih meyakinkan dirinya bahwa ini hanyalah mimpi buruk dan Aghata percaya saat ia terbangun semuanya akan baik-baik saja.
Namun apa daya? Ini nyata, ini bukanlah sebuah mimpi. Sebuah kenyataan pahit dan sulit untuk diterima, tapi setidaknya semuanya sudah terbongkar dan tidak ada lagi seorang penghianat.
"Elata, Lo kenapa ngelakuin ini? Salah gue apa?" Aghata menatap Elata dengan tatapan tak percaya.
"Gue benci sama lo! Lo selalu beruntung mendapatkan apapun yang lo mau. Cowok yang gue suka selalu lo rebut!" Elata menjambak rambut Aghata.
Elata semakin memberontak menjambak rambut Aghata. Metha dan Megan melerai mereka berdua. Setelah terpisah Metha menampar Elata.
"APA SIH YANG ADA DI PIKIRAN LO?! HANYA GARA-GARA COWOK LO NGELAKUIN HAL SERENDAH ITU. OTAK LO DIMANA ELATA?!" Metha sudah geram dengan sikap Elata. Bukannya meminta maaf, Elata justru melakukan hal yang memalukan.
Megan menenangkan sahabatnya yang sedang marah lalu membawa Aghata dan Metha pergi. Sedangkan Elata di bawa oleh polisi dengan tangan terborgol.
Bukannya Aghata yang marah-marah, tapi malah Metha yang terus marah di sepanjang koridor, sementara Aghata hanya diam tak berbicara sepatah kata pun karena ia masih syok dengan yang ia alami saat ini.
Not love or love but only an obsession. An obsession to have not to love. Tak peduli mereka atau orang lain tersakiti karena dipikirannya hanyalah sebuah obsesi ingin memiliki.
Hidup ini tidak sulit, hanya kita yang mempersulitnya, tapi tidak dapat menyelesaikan masalah hanya bisa lari dari masalah yang membuat hidup menjadi tidak tenang.
Semua ada batasnya, jika kita melewati batasnya hanya akan ada penyesalan pada akhirnya.
Untuk apa kita memaksakan orang lain untuk mencintai kita, tapi itu hanya akan membuat kita menderita?
Jodoh sudah ada di tangan tuhan. Bila tuhan tidak menakdirkan kita berjodoh dengannya, apa daya kita? Merubahnya? Yang ada hanya menyiksa diri sendiri.
Aghata duduk di kursi sambil menutupi wajahnya dengan tangan.
Metha dan Megan terus memperhatikan Aghata. Mereka dapat merasakan apa yang Aghata rasakan.
Seseorang yang sudah sangat dekat dengan kita layaknya keluarga, tapi dengan teganya berkhianat pada kita.
"Kalian gak bakal ngelakuin itu kan?" suara Aghata bergetar.
Metha dan Megan hanya menggeleng. Wajar saja Aghata bertanya demikian, mungkin Aghata trauma dengan kejadian yang menimpanya.
"Apa salah gue?"
"Lo gak salah, yang salah itu obsesi Elata. Setan udah merasuki jiwanya makanya dia ngelakuin hal serendah itu."
Keadaan kelas kembali hening, tak ada satupun yang berbicara. Kejadian ini adalah kejadian yang tak akan pernah terlupakan.
Ada hikmah di balik semua kejadian. Akan ada kebahagiaan setelah penderitaan. Jadikan ini semua sebagai pelajaran untuk memulai hidup baru yang lebih baik lagi.
💗💗💗
KAMU SEDANG MEMBACA
My Life
Teen FictionTentang seseorang yang dirindukan, namun takdir tak mungkin mempertemukan. Tapi siapa yang tahu jika takdir dapat berubah dan merubah sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin. Tentang dia yang pernah menghilang, lalu kembali membawa kebahagiaan d...