Kamar mandi menjadi gelap, hanya sedikit cahaya matahari yang masuk ke dalam bilik kamar mandi.
Aghata mengambil tas yang ia gantung lalu membuka pintu kamar mandi. Tapi kamar mandi tersebut tidak bisa di buka dan sepertinya pintunya terkunci.
"Sial. " umpat Aghata
Aghata mencoba membukanya lagi dan hasilnya nihil, pintunya tidak bisa di buka. Aghata berteriak minta tolong dan terus mencoba membuka pintunya.
Sudah hampir 15 menit Aghata terkurung di kamar mandi dan belum ada satu orang pun yang mendengarnya. Aghata menyalakan handphone-nya dan mencoba untuk menghubungi teman-temannya.
"Ishh pake gak ada sinyal segala lagi. Ya ampun gue harus gimana?"
Terdengar suara langkah kaki semakin mendekat ke arah pintu kamar mandi.
"Siapa di sana? Tolong bukain pintu! "
Dia tidak menjawab tetapi pintu kamar mandi di ketuk selama beberapa kali lalu pintu itu seperti di dobrak.
Terdengar suara tangisan perempuan, semakin lama tangisan itu semakin kencang.
Kenapa dia menangis?
Siapakah dia?
Tangisannya mampu membuat bulu kuduk merinding. Tangisan itu persis seperti hantu di film horor. Benar-benar menyeramkan.
"Lo si.. siapa? "
"Haha.... " Dia tertawa.
Aneh, mengapa dia tertawa?
Apakah ada yang lucu?
Aghata mengernyitkan dahi. Jujur saja ia sangat takut. Bagaimana jika dia adalah penjahat? Oh tidak, apa mungkin dia setan? Tapi, masa hantu di siang bolong.
"Lo setan bukan? Kalo lo setan, gue cuma mau ngingetin ini masih siang. Please, lo pergi gue takut!"
"Haha... kamu akan mati! Haha..." tawa itu menggelegar.
"suara itu? Suaranya begitu familiar, gue pernah dengar suara itu tapi dimana dan siapa dia?" batin Aghata.
Aghata memberanikan diri untuk mencoba membuka pintu kamar mandi. Dan akhirnya pintu itu terbuka dengan mudah padahal tadi sangat sulit untuk di buka. Aneh. Tapi Aghata tidak peduli yang terpenting saat ini ia harus keluar dari tempat ini.
Matanya menyelusuri setiap sudut ruangan. Heran tidak ada siapa-siapa. Apa dia sudah pergi? Atau dia memang setan? Ah tau, mungkin orang iseng aja.
Mulut dan hidung Aghata di bekap dari belakang. Napasnya sesak namun aroma dari kain hitam yang dipakai untuk membekapnya menenangkan dan ingin terus menghirupnya hingga akhirnya semuanya gelap. Aghata kehilangan kesadaran.
💗💗💗
Aghata membuka matanya. Kepalanya terasa pening, ia masih mengumpulkan kesadarannya.
Setelah Aghata sepenuhnya sadar, ia baru menyadari bahwa ia sedang berada di tempat yang tidak ia kenali.
Kaki dan tangannya di ikat, dan mulutnya tertutup oleh kain."Hmfff... Hmfff... " Aghata mulai panik.
"Hai jalang. Kamu sudah sadar? Haha..."
Suara perempuan dengan tawa yang menyeramkan mulai mendekati Aghata. Suara itu benar-benar tidak asing di telinga Aghata. Tetapi Aghata tidak bisa menyimpulkan suara milik siapa itu. Intinya dia adalah seorang perempuan!
Pakaiannya serba hitam, wajah tertutup masker, dan ia memakai topi dengan berjalan menunduk sehingga sangat sulit mengenalinya.
Dia mengangkat wajah. Sepertinya ia tersenyum, terlihat dari matanya yang menyipit.
Keringat dingin membasahi tubuh Aghata. Perasaannya mulai tidak tenang. Jantung berdebar 2 kali lebih kencang. Berbagai macam pertanyaan terus bermunculan di otak nya.
"Ah, wajahmu sangat pucat. Kamu takut? Ini belum seberapa, lihat saja nanti. Kamu akan kehilangan sesuatu yang berharga."
Aghata menggelengkan kepalanya cepat. Tangannya mencoba untuk melepaskan ikatannya.
Sosok itu menepukan tangannya seperti sedang memanggil seseorang dan benar saja dia memanggil dua orang pria bertubuh besar dengan tato di lengannya. Dua orang itu mampu membuat Aghata ketakutan.
"Silahkan, nikmati dia sepuas kalian."
"Ma, pa, tolong Aghata. Aghata takut." Aghata berteriak di dalam hatinya dan terus berharap semoga keajaiban datang.
Dua orang pria itu semakin mendekatinya. Mata keduanya menatap seakan penuh nafsu.
Dan....
Bruk...
Pintu di dobrak spontan semua orang yang ada di sana melihat ke arah pintu. Mata Aghata berbinar ketika melihat Alvaro dan yang lainnya datang.
"Ah sial... " umpat sosok itu
Perkelahian dimulai. Teman-teman perempuan Aghata membantunya melepas tali ikatan dan kain yang menutup mulutnya. Baru saja Megan hendak menyusul sosok itu, tapi dia sudah pergi.
Mereka membawa Aghata pergi dari sana sementara anak laki-laki masih sibuk berkelahi hingga akhirnya dua orang pria itu tersungkur ke lantai dengan wajah yang babak belur.
"Ta, lo gak papa kan? " Alvaro meneliti setiap tubuh Aghata memastikan tidak terjadi apa-apa.
"Nggak papa kok kalian gak usah khawatir. "
"Syukurlah, tapi kita cemas tau gak pas tau lo hilang. "
"By the way... kalian tau gue di sini darimana? "
Metha menjelaskan panjang lebar kepada Aghata. Lalu bertanya pada Aghata bagaimana ini semua bisa terjadi dan Aghata pun menjelaskannya secara detail.
"Eh, Elata mana ya? "
Tak lama kemudian Elata menghampiri mereka.
"Lo dari mana?"
"Mmm... gue... abis dari kamar toilet soalnya kebelet."
"Emang disini ada toilet?"
"Eh, udahlah mending kita balik aja ke tenda takut keburu malam."
Alvaro menggenggam erat tangan Aghata. Perasaan keduanya menjadi sangat aneh seperti ada sesuatu yang berbeda.
Mungkinkah dia merasakan apa yang aku rasakan? Perasaan asing yang singgah di lubuk hatiku.
💗💗💗
KAMU SEDANG MEMBACA
My Life
Fiksi RemajaTentang seseorang yang dirindukan, namun takdir tak mungkin mempertemukan. Tapi siapa yang tahu jika takdir dapat berubah dan merubah sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin. Tentang dia yang pernah menghilang, lalu kembali membawa kebahagiaan d...