Mulmed Aghata Allesandra Victoria
"Gimana? Lo udah bilang sama nyokap lo tentang camping? Udah di izinin?" tanya Metha beruntun.
Aghata mengangkat kedua bahunya sambil berkata, "Nyokap gue nya juga gak tau pergi kemana."
Aghata membuka resleting tasnya, mengeluarkan buku untuk dibaca. Aghata membaca bagian yang belum sempat dipelajarinya karena terlelap tidur.
Tettt... Tettt... Tettt...
Bel berbunyi, Aghata kembali menyimpan bukunya kedalam tas. Suasana kelas mendadak sunyi dan tegang. Seorang pengawas masuk sambil membawa kertas ulangan.
"Selamat pagi."
"Pagi. " Jawab siswa siswi kelas XI IPA 1 dengan nada suara yang sangat pelan dan tanpa semangat.
"Andre, tolong bagikan lembar ulangan kesetiap siswa."
"Siap." ucap Andre sambil hormat "Ulangannya bisa dipending gak, bu?"
"Kamu pikir ini ulangan harian? Ini ulangan akhir semester! setiap siswa wajib mengikutinya!"
"Gak usah ngegas dong bu, nanti keriputnya makin banyak loh." ucapnya mengundang tawa seisi kelas.
"Andre!!!"
Andre bahkan seluruh siswa siswi yang ada di kelas menutup telinganya rapat-rapat.
Andre mulai membagikan lembar ulangan ke setiap siswa. Setelah semua dapat bagian, ulangan pun dimulai. Kelas hening setiap siswa sibuk mengerjakan ulangan. Ada yang menghitung kancing contohnya Andre, ada yang mengocok penghapus seperti Radit, ada yang serius seperti Alvaro dan sebagainya.
Aghata mulai mengisi soalnya yang menurut Aghata lumayan mudah. Soal hampir selesai diisi semua oleh Aghata hanya tinggal beberapa soal lagi yang belum diisi.
"Ta, bantuin gue, ini soal bikin kepala gue mau pecah."
"Ok, gue bantu lo dengan doa. "
"Ibu, udah selesai! " ucap Andre setengah berteriak.
Spontan semua melirik ke arah Andre dengan tatapan kagum karena soal yang sangat sulit mampu diselesaikan dengan cepat.
"Bawa kesini!" Andre bangkit dari duduknya lalu melangkahkan kakinya menuju meja guru.
"Apa ini? Jawabannya A semua."
Andre menggaruk lehernya yang tidak gatal. "Hehe... Pas saya itung kancing baju saya jawabannya A semua Bu, terus indisial nama saya hurup A, golongan darah saya A, nilai olahraga saya A, apalagi kalo lari Bu selalu A, makanya jawaban saya A semua karena saya laki-laki sejati tetap dengan satu pilihan dan saya juga tidak plinplan Bu." jelas Andre panjang kali lebar kali tinggi.
Seisi kelas tertawa mendengar penjelasan dari Andre. Memang hanya dia lah murid dengan otak paling geser di sekolah ini. Tapi kenapa dia dikagumi oleh banyak siswi? Ya, mungkin karena tampan, tapi percuma kalo tampan tapi otaknya geser.
"Diam!" kelas menjadi sunyi seluruh siswa menghentikan aksi tertawanya.
"Krik... Krikk" hanya terdengar suara jangkrik dari mulut Radit yang terdengar.
"Andre kamu angkat sebelah kaki kamu, lalu jewer kedua telinga kamu sampai jam istirahat! "
Alvaro mengangkat sebelah kanan tangannya. "Bu, udah selesai. "
"Kalo jawaban kamu kayak Andre, saya gak bakal terima lembar jawaban kamu."
"Nggak kok, Bu." Alvaro beranjak dari kursinya menuju meja guru yang terdapat Andre yang masih mengangkat sebelah kakinya dan menjewer telinganya sendiri.
Bu Yani memeriksa jawaban Alvaro sambil tersenyum karena semua soal diisi dengan jawaban yang benar.
"Kamu boleh duduk."
"Makasih bu!" sahut Andre
"Bukan kamu, tapi Alvaro!"
Alvaro berjalan mendekati Andre. "Sabar bro, ini ujian." ucapnya sambil menepuk bahu Andre.
"Thank bro. Ini bukan ujian tapi ulangan. "
◌⑅●♡⋆♡LOVE♡⋆♡●⑅◌
"Eh lo tadi parah banget tau gak? Gue pikir lo beneran kerjain semua soal dengan benar. Jujur ya, nyesel gue tadi kagum sama lo!"
"Haha... Bener Ta, gue kira juga kek gitu."
"Kalo bukan kayak gitu bukan Andre namanya ya, gak? Andre si otak geser."
"Kampret lu kayak lu pinter aja. Tadi gua liat lu ngocok penghapus. Gua yakin pasti jawaban lu dari penghapus semua kan? "
Radit melirik ke arah Alvaro sambil menggaruk lehernya yang sama sekali tidak gatal. "Gak semua kok, gue tadi nyontek sama Alvaro. "
"Gue tau."
Aghata and the geng, Andre, dan Radit melirik ke arah Alvaro yang tenang saja mendengar Radit nyontek sama Alvaro dan yang lebih parahnya lagi dia tau dan diizinin. Dia ini kelewatan baik atau bego sih?
"Lo kok diem aja."
Alvaro tersenyum sinis. "Jawabannya udah gue ganti semua, jadi gue sama Radit jawabannya beda walaupun Radit nyontek sama gue and yang Radit contek itu jawabannya salah semua."
Seketika tawa meledak hanya Radit yang tidak ikut tertawa dengan wajah yang sedikit pucat.
"Remed lagi dong gue. " Radit menepuk jidatnya "Gue insaf gak bakal lagi gue coba-coba buat nyontek. "
◌⑅●♡⋆♡LOVE♡⋆♡●⑅◌
Gimana ceritanya GJ ya? :(
Bantu vote, comment, and share ya
Semoga pembaca cerita ini gak ngalamin kayak Radit ya!
See you again :*
KAMU SEDANG MEMBACA
My Life
أدب المراهقينTentang seseorang yang dirindukan, namun takdir tak mungkin mempertemukan. Tapi siapa yang tahu jika takdir dapat berubah dan merubah sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin. Tentang dia yang pernah menghilang, lalu kembali membawa kebahagiaan d...