Part 13

68 9 0
                                    

"Apa lo liat-liat, gue? Berani lo sama gue?" tantang Bella

"Gue gak ada waktu buat ladenin orang kayak kak Bella." balas Aghata yang sudah muak dengan perlakuan kasar Bella padanya. Padahal Aghata tidak tahu telah berbuat apa, sehingga Bella sangat membencinya.

"Gak tau diri lo, gak sopan sama kakak kelas! Cium kaki gue sekarang sambil minta maaf!" perintah Bella dengan suara menggelegar sampai beberapa siswa yang mendengarnya datang menghampiri mereka.

"Anda siapa? Menyuruh saya mencium kaki anda yang dipenuhi dengan dosa. Sampai kapan pun saya gak bakal cium kaki anda!" tolak Aghata.

Bella melayangkan tangannya, lalu mendarat di pipi Aghata dengan sangat keras, sehingga menimbulkan memar di pipi Aghata. Aghata memegang pipinya yang terasa panas dan ngilu akibat tamparan dari Bella yang sangat keras.

Aghata tak membalas apa yang dilakukan oleh Bella, karena ia tak ingin jika masalahnya semakin panjang. Aghata menatap Bella tajam dan penuh dengan kebencian, lalu melangkahkan kakinya untuk pergi menjauh dari Bella yang disusul oleh Elata di belakangnya.

◌⑅●♡⋆♡LOVE♡⋆♡●⑅◌

Alvaro langsung menghampiri Aghata, ketika Aghata sudah duduk di kursinya. Mata Alvaro berhenti di satu titik, yaitu di pipi Aghata yang terlihat memar, lalu Alvaro mengusap pipi Aghata yang memar dengan lembut.

"Aws..., " Aghata meringgis sakit, lalu dengan cepat Aghata menutup memar di pipinya walaupun Alvaro sudah melihatnya.

"Lo kenapa?"

"Bukan urusan lo."

"Ta, pipi lo kenapa bisa sampai memar gitu. Tadi waktu di kantin lo gak kenapa-napa." tanya Alvaro dengan raut khawatir.

"Itu tadi-"

"Bella?"

Aghata mengangguk membenarkan apa yang diucapkan oleh Alvaro. Wajah Alvaro merah padam tangannya terkepal, lalu pergi keluar kelas meninggalkan Aghata.

"Alvaro, lo mau kemana?"

Aghata menghela napas kasar, hatinya tidak tenang. Aghata takut jika Alvaro akan menghampiri Bella dan akan melakukan sesuatu.

◌⑅●♡⋆♡LOVE♡⋆♡●⑅◌

Tangannya terkepal dan berjalan dengan langkah yang sangat cepat. Alvaro tak membalas senyuman dan sapaan siswi yang berpapasan dengannya, dipikirannya saat ini hanyalah Bella. Alvaro tidak bisa tinggal diam jika Bella menyakiti Aghata, Bella benar-benar sudah kelewatan.

Alvaro berdiri di ambang pintu kelas XII IPS 3, menunggu Bella menyadari kehadirannya.

Bella melirik ke arah pintu karena temannya memberi tau dirinya bahwa Alvaro ada di depan kelasnya dan ternyata benar Alvaro memang berada disana. Bella bergegas menghampiri Alvaro.

"Hai, kamu nyari aku, ya?" Bella tersenyum semanis mungkin.

"Ikut gue bentar."

Bella tanpa berpikir panjang langsung menganggukan kepalanya menerima ajakan Alvaro. Bella sangat senang menerima ajakan Alvaro, karena ini pertama kalinya Alvaro mengajaknya. Senyumnya tak henti-hentinya terus menghiasi wajahnya. Bella menyombongkan dirinya karena dia bisa berjalan berdua bersama Alvaro.

Siswi yang melihatnya berbisik-bisik membuat Bella semakin menyombongkan dirinya.

Tangan Alvaro meraih tangan Bella, lalu mengunci tangan Bella dengan tangannya. Bella yang menyadarinya langsung menoleh ke arah tangannya yang digenggam oleh Alvaro. Pipinya merah merona dan senyumnya semakin mengembang.

Alvaro mengajaknya ke taman sekolah, lalu menyuruh Bella untuk duduk di sebelahnya. Tangannya mengelus lembut pipi Bella membuat Bella salah tingkah dan pipinya merah merona.

"Bagaimana rasanya jika pipi putih lo menjadi merah akibat tangan kotor yang membuatnya merah?" tanya Alvaro penuh penekanan di setiap katanya.


Senyum Bella mulai memudar, wajah Bella menjadi gugup setelah mendengar pernyataan Alvaro."Maksudnya? "

"Gak usah so polos! Gak sesuai dengan wajah iblis lo!"

"Tapi aku emang gak ngerti dengan ucapan kamu." sangkal Bella yang membela dirinya sendiri.

"Terserah, lo mau ngerti atau nggak, intinya jangan pernah berani sentuh Aghata dengan tangan kotor lo! Kalo nggak, lo berurusan dengan gue!"

Tatapan tajam Alvaro membuat Bella bergetar takut. Matanya berkaca-kasa dadanya terasa sesak dan sakit seperti dihantam keras oleh besi. Bella tak dapat berkata sepatah katapun. Perkataan Alvaro sangat menyakitkan dan membuatnya semakin benci pada Aghata.

"Liat aja lo Aghata, lo bakal nyesel pernah hidup di dunia ini dan gue akan membuat Alvaro dan Rayhan membenci lo, bahkan semua orang di dekat lo, akan membenci lo. Cepat atau lambat Alvaro akan menjauhi lo dan deket sama gue. Hanya gue yang bisa miliki Alvaro!" batin Bella

◌⑅●♡⋆♡LOVE♡⋆♡●⑅◌

"Wihh... fans lo banyak juga ya?" seru Andre sambil duduk di samping Alvaro.

"Biasa aja."

Andre terdiam, berpikir sejenak untuk menanyakan hal yang selama ini ia pendam. Memilih kata yang tepat agar Alvaro tidak curiga. "Lo ada hubungan apa sama Aghata?"

Alvaro menatap datar Andre yang menunggu jawabannya. "Cuma temen." jawabnya singkat.

"Syukurlah." Andre menghela napas lega.


"Maksud lo?"

Andre mengerjap-ngerjapkan matanya, bingung menjawab apa. "Tadi... m-mm pembantu gue chat, kalo kucing gue gak jadi mati. Yaudah gue duluan ya."

◌⑅●♡⋆♡LOVE♡⋆♡●⑅◌

My Life Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang