Aghata keluar dari mobilnya dengan tergesa-gesa karena Aghata belum siap untuk bertemu dengan Rayhan.
Aghata takut kalo tiba-tiba Rayhan menyatakan perasaannya. Aghata belum siap dan bingung harus jawab apa.
Suka? Iya, dari dulu malah.
Cinta? Antara ya dan tidak. Bisa dibilang ya 99,9% sementara tidak 0,1%
Sayang? Pasti.
Tapi pertanyaannya apa bener yang dikatakan Metha kalo Rayhan suka sama Aghata?
Mungkin bisa dibilang kalo Aghata terlalu kepedean kalo Rayhan mau nembak Aghata.
Aghata melemparkan tasnya di kursi, lalu Aghata duduk di atas meja Megan dan Elata yang tepat berada di belakang bangkunya.
"Woi! Lo cewek, masa duduk di atas meja?!" protes Megan.
"Gue lagi pusing." ucap Aghata sok dramatis.
"Kenapa lagi lo?" tanya Metha yang baru datang dan langsung menghampiri Aghata and the gangs.
"Gimana kalo kak Ray tiba-tiba nembak gue?" Aghata memelankan intonasi suaranya karena kalo sampai kedengaran sama temen sekelasnya yang rempongnya minta ampun, bisa jadi ketahuan sampai planet Mars beritanya.
"Pede lo!"
"LO KAN YANG BILANG KALO," suara Aghata tiba-tiba memelan, "Kak Ray suka sama gue!"
"Suka bukan cinta!" Metha mendecak pelan.
"Ishh daripada lo cinta bertepuk sebelah tangan." ejek Aghata.
Aghata, Elata, dan Megan mendadak langsung tertawa berjamaah bak orang yang sedang Shalat berjamaah mengatakan AMIN ketika Imam selesai baca surat Al-Fatihah.
"Sungguh terlalu." Metha pergi ke bangkunya, lebih tepatnya bangku Radit dan Angga.
Aghata dan kedua sahabatnya memperhatikan Metha yang sedang berjalan menuju bangku Radit dan Angga, lalu Metha duduk di kursi Angga, sebelah kiri kursi Radit.
"Nata De Coco, woi! Bangku lo di sini Bébé. Itu bangkunya Radit sama Angga." teriak Aghata.
"Tapi sekarang jadi bangku gue sama Radit." Metha menjulurkan lidahnya.
Aghata, Megan, dan Elata saling berpandangan setelah mendengar kalimat yang di keluarkan dari mulut Metha.
"Terus si Angga mau di kemanain?" Tanya Megan.
"Dia pindah sekolah." ucap Metha santai dan seperti senang saat mengatakan kalimat itu. Mungkin karena ia bisa lebih dekat dengan Radit jika Angga pindah sekolah.
"Pourquoi?" tanya Aghata sok kaget.
"Sok Prancis lo!" ucap Megan
"Emang gue keturunan Prancis yeay." ucap Aghata
"Iya-iya Perapatan Ciamis kan?"
◌⑅●♡⋆♡LOVE♡⋆♡●⑅◌
Terkadang menghindar itu bisa menjadi kebiasaan, ketika kita tidak punya pilihan.
Aghata melipat kedua tangannya di depan dada. Bibirnya tak henti-hentinya berkicau bak burung beo yang sedang kasmaran.
Sementara ketiga temannya hanya diam, pasrah mendengarkan kicauan dari mulut seorang Aghata Allesandra Victoria. Mereka sudah terbiasa dengan sifat Aghata. So? Mereka berteman sejak TK atau mungkin udah berteman sejak masih menjadi embrio.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Life
Teen FictionTentang seseorang yang dirindukan, namun takdir tak mungkin mempertemukan. Tapi siapa yang tahu jika takdir dapat berubah dan merubah sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin. Tentang dia yang pernah menghilang, lalu kembali membawa kebahagiaan d...