Part 29(malaikat)

71 1 0
                                    

Matahari menyengat kulitku yang putih,  sesekali aku merasa kepanasan.. Namun aku tidak menyerah pada tujuanku.  Langkahku terus menelusuri jalan dikorea.  Mendatangi sekolah - sekolah yang bisa menerimaku sampai aku lulus..
Aku terus berjalan walaupun beberapa. Sekolah menolak ku..
Aku yang tidak berputus asa terus berjalan menelusuri kota seoul dengam mencari sekolah yang bagus..
Dari teriknya matahari yang menusuk kulitku membuat aku merasa haus. Bahkan perutku sudah mulai berdendang mengisyartkan bahwa aku sedang lapar.
Aku menatap uang ditanganku namun uang ini tidak mencukupi untuk membeli makanan.
Aku sesekali menelan luda melihat beberap orang yang sedang menikmati makan siangnya.
Aku membelai perutku dan terus berjalan.  Saat aku sedang meratapi nasibku seorang anak sedang menangis... Tampa pendamping..
Aku mendekatinya.
"Sayang ada apa menangis"tanyaku sambil membelai rambut bocah tampan itu..
"Appa.. Appa"keluhnya yang terus menangis..
Aku menoleh disekitarN jalan namun tidak melihat ada tanda-tanda keluarga anak ini.
Aku memandangnya hawatir..
"kamu ingin es"tanyaku menggoda..
Anak yang sedang mengosok-gosokan matanya yang sedang menangis langsung menatapku dengan wajah manjanya sambil mengaNgguk.
Aku yang menatapnya lucu langsung memberikan tanganku pada anak itu.
Anak itu mengengam tanganku dan mengikutiku membeli es.
Tadinya uang itu  ingin aku belikan minuman untuk ku.  Tapi karena melihat anak yang sedang menangis ini,  aku jadi tidak tega. Mungkin dia lebih membutuhkannya dari aku.
*****
Beberapa saat kemudian aku masih dengan perut yang kosong menemani anak Itu duduk ditaman . menunggu orang tuanya.
Mataku mulai berat.  Wajahku mulai lesuh aku menatap anak yang tertidur pulas di pangkuanku..
"Dong sun"ucap seorang pemuda dari arahku...
Aku menoleh menatapnya..
Aku tidak percaya jika anak itu adalah anak bosku tempatku bekerja.
"Cinta"ucapnya pelan..
Aku merasa takut,  dan langsung menoleh untuk menghindarinya.
"Janggan pergi dulu cinta,  sebagai ucapan terimah kasihku,  ikutlah denganku,  aku akan mengantarmu pulang."ucapnya..
"Terimah kasih sebelumnya tuan,  sebaiknya aku pergi"... Ucapku gugup..
keheningan malam. Membuat cinta sedikit lebih tertekan. Dan tampa Ia sadari perutnya kembali bergetar lapar.
Aku yang malu hanya menutupi wajahku dengan tanganku...
Bos cinta yang mendengar itu mulai tertawa kecil.
"kakak lapar ya? "Ucap dong sun sambil mendekati.. Ku..
"Aku juga lapar,  appa kita makan yuk ajak kakak juga"ucap dong sun polosnya..
"Ti.. Ti.. Tidak.. Itu tidak perlu de"ucapku gagap..
Bos cinta menatapnya dan langsung menarik tangan cinta.
Cinta merasa gugup ia melihat ayah dan anak itu yang sedang menarik tanganya.
******
Sesaat kemudian cinta sampai di sebuah rumah yang lumayan besar dengan beberapa pengawal yang menjaganya.  Dan juga sebuah taman yang kecil.
****
Beberapa menit kemudian.
Mataku kembali terbuka saat memandang bos yang sedang menyiapkan makanan untuk ku dan dong sun.  Aku memencicipi makan itu.  Dan aku tidak menyNgka makanan buatan tangan bos sangat enak.  Hingga aku lupa jika aku sedang makan dirumah orang lain.  Dengan lahabnya. Aku makan.  Tampa menoleh pada siapapun.  Ayah dong sun menatapku penuh makna.
Beberapa saat kemudian,  waktu mulai larut malam.  Aku berpamitan pada ayah dong sun.
"Cinta,  tunggu sebentar"ucapnya langsung masuk kembali ke dalam rumahnya.
"Ini punyamu kan? "Tanya nya sambil menyerahkan berkasku.
"Oh.. Iya tuan,  ini milik ku"ucapku sambil menekan wajahku.
"Umm jadi kamu ingin melanjutkan sekolah?"tanyanya.. Sambil menatap cinta..
Aku menganguk.
"Ya sudah besok kamu datang saja    disekolah,  tempat almarhuma adik ku sekolah"ucapnya santai
"Dan kamu tidak perlu hawatir,  karena aku yang akan mengurus segalannya besok.".. Ucapnya.
"Maaf tuan,  aku tidak bisa menerima ini"ucapku bingung..
"Aku kan sudah bilang,  kau akan menjadi adik ku. Karena wajahmu seperti adik ku"ucapnya sambil menyentuh pundak cinta.
Aku merasa tidak menerima kebaikan bosku.
"Tunggu disini"..
Pemuda itu mengambil semua barang-barang adiknya beserta fotonya...
"Lihatlah dia adik ku, "ucapnya.
Sungguh terkejutnya aku melihat wanita yang sama. Sepertiku hanya saja dia sangat manis dengan rambut hitamnya yang lurus.  Sedangkan aku punya rambut bergelombang dan coklat.  Bahkan kami punya lesung pipi yang sama..
"Mungkinkah ini yang dinamakan kembar 7".. Gumanku... Heran.
Awalnya aku mengira dia hanya modus. Mengatakan aku mirip adiknya.  Ternyata aku sangat terkejut melihat wajah yang begitu miripnya.
Aku menatapnya seakan tidak percaya..
"Aku.. Aku.. Aku sangat merindukannya dia adalah adik kesayanganku,  aku menyayanginya dengan sepenuh jiwaku.  Aku hanya tidak mengerti mengapa ia mengakhuri hidupnya. "Ucapnya dengan tetesan air mata.
Aku yang melihat itu langsung mendekati pemuda itu...
"Op.. Oppa"ucapku pelan
"Katakan. Sekali lagi cinta
"oppa... Ucapku.
Pemuda itu bernama min hoo...
aku melihat ada kerinduan yang dalam. Dimata minhoo pada adiknya hingga aku membiarkan tubuhku dipeluk olehnya.
Detik demi detik ia menagis dipelukannku sampai aku bersamanya berlalu dalam kesedihan.
*******
Malam yang begitu panjang buatku,  aku menatap cermin dan terus meyakinkan tentang tawaran min ho..
Sesekali aku menarik nafasku..
Namun bayangan ibu nick menghantuiku.  Jika ibu nick mendapatkan sekolah baruku.  Maka ini akan sangat gawat.  Pasti orang tuaku akan menderita lagi.
Semalaman aku terjaga dengan rencana yang sudah aku susun untuk menghindari Ibu nick. 
**********
Malam pun berlalu,  pagi mulai menyambutku yang masih tertidur lelap.  Karena aku tidur sangat lambat aku bahkan masi tertidur pulas dengan boneka kesayanganku.
Tampa ku sadari seseorang masuk ke kamarku.
Aku mencium harum makanan yang sangat enak.  Dengan masi menggunakan penutup mata.  Aku terus berjalan mengarah ke arah bau yang ku cium.  Saat aku menemukannya aku mebuka penutup mataku dan membuka perlahan mataku.  Aku yang tidak mampu melihat makanan langsung mrnyantap makanan yang hangat di depanku.
Ketika kesadaran mulai memulih aku melihat seorang pemuda dihadapanku.  Dengan mata mrlotot aku berdiri dan langsung menatapnya..
"Tuan eh..  Oppa"ucapku kaget sambil menutup wajahku yang masih kusut..
"Detungsiku cepat manda gi,  kita akan kesekolah. "Ucapna sambil mencubit pipiku..
Aku yang lupa langsung beranjak dari hadapannya dan langsung membersikan tubuhku.
Mata min hoo melihat keadaan Tempat tinggal cinta ia sangat prihatin.. Dan sesekali mengegelengkan kepalanya..
*****
"Oppa"teriak ku dari kamar mandi...
"Tolong ambilkan handuk ku"pintahku sambil mengeluarkan tangannya.
Min hoo yang mendengar hal itu langsung mengenang adiknya yang juga selalu melupakan handuknya ketika ia mandi..
"Kenapa mereka sangat sama"ucapnya sedikit kaget.
"Oppa"teriak cinta kembali.  Hingga membuat min hoo kaget.
"Iya cinta tunggu sebentar"ucapnya yang langsung memberikan handuk pada cinta.
Cinta sibuk dengan rambutnya yang basah.  Ketika. Ia menoleh ke minhoo ia melihat ada airmata dipipinya..
"Oh tidak,  oppa menangis"tanyaku sambil menatapnya..
"Tidak cintaku, aku hanya kelilipan"ucapnya sambil menyembunyikan. Air matanya.
Cinta dan min hoo berlalu.
*****
Penasaran nih,  ingin tau cinta sekolah dimana ya?...
#cinta
#nick
#woo seuk
#woo bin
#bram
#aman

My Love in Korea (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang