terbalas? bertemu dengan keluarga veranda dan terciduk

2.2K 152 45
                                    

Tak ada yang lebih bahagia dari  sebuah cinta searah yang terbalaskan

-kinal

Vvvvv

Present day

Kinal tersenyum, kilas balik itu seperti mimpi indah, Dimana bertemu dengan seorang wanita perubah semua hal dirinya bernama  veranda dan menemukan seseorang yang ia anggap rumah. Rumah untuknya dan hatinya, rumah untuk perlabuhan terakhir ketika dunia dan keadaan tidak berpihak padanya.

Setelah mengambil dompet, kinal bergegas ke ruang tamu. Ke-6 temennya sudah menunggu disana.

"Lama banget si lu nal! Ve udah nanya mulu nih kita kapan kesana!!" Dhike mendengus kesal

"Ganteng sih boleh di depan bidadari loe, tapi jangan buang waktu buat hal yang gak jelas donk. Atau jangan-jangan loe deg-degan yah?" Melody mulai mengangkat kedua alisnya. Menggoda wanita tampan di hadapannya.

Shania diam, kakinya melangkah mendekati kinal. "Saking deg-degannya sampai dasi dan kerah bajunya gak rapi" ucapnya, kedua tanganya meraphkan dasi serta kearah baju kinal lalu merapihkan sisi jas yang kurang rapi "ini baru rapi. Perfect, veranda beruntung bisa punya kamu nal. Pasti dia senang banget lihat kamu seganteng ini"

"Thank shan" ucap kinal sambil menunduk

"Udah ahh, kelamaan. Udah jam 7 nih,  pemberkatannya jam 9 loh. Tau sendiri jakarta macetnya kek apa!" Koar jeje. Ia sudah siap dengan kunci mobil di genggamannya

Ke 7 wanita tersebut membuka mobil dan mobil melaju ke gereja pemberkatan pernikahan yang akan diadakan hari ini. Gerimis masih saja menyambut hari bahagai kinal dan veranda. Gerimis yang sama yang kinal suka, seakan jadi saksi hari ini. Hari bersejarah dalam hidupnya.

Tak berapa lama, yang dikatakan jeje ternyata menjadi kenyataan. Jalanan macet, ini lah kenapa kinal dari dulu sering berdebat dengan ve kalau menikah nanti jangan pada hari weekday tapi weekend saja, yang paling macetnya di daerah dekat mall saja.

"Kan bener apa yang gue bilang! Macet!" Kesal jeje, ia menghantamkan tanganya pada stir mobil yang ia kemudikan. Ayana yang duduknya berada disamping kemudi mengelus punggung sahabatnya agar sabar.

"Makanya gak udah ngucap hal-hal yang buruk. Ucapan adalah doa" kekeh kinal yang kepalanya masih menatap jendela mobil, bukannya kesal karena terjebak macet namun menikmati suasana syahdu yang hanya bisa ia rasakan

"Dan doa adalah sebuah ucapan nal! Coba dari tadi lu gak lama di kamar pasti kita udah sampe di gereja!" Ia masih kesal karena kinal sangat slow hari ini. Saking slownya hingga membuat mereka belum sampai di tempat pemberkatan.

"Slow lah, masih dua jam ini. Kalo pun kita telat, mereka pasti nunggu kita lah. Bridemaidnya aja masih disini semua, ya kali nikah gak ada calon pengantennya. Lucu amat" cueknya

"Ya deh, terserah lu aja. Dari dulu emang watak lu yang keras kepala dan gak mau salah ga pernah berubah" jeje mulai melajukan mobilnya pelan-pelan, mobil depannya sudah mulai berjalan.

Kinal kembali asik pada dunianya sendiri, bahkan ia membuka jendela mobil, satu tangannya mengadah ke angkasa. Merasakan guyuran air Tuhan menetes mengenai telapak tangannya, bahkan biasnya mengenai kedua matanya. Ia tak peduli jika jas warna putih itu akan basah atau kotor nantinya, yang terpenting ia bisa merasakan perasaan yang sama ketika hujan turun.

"Nal!" Tepukan halus nan pelan ia rasakan di lengan kanannya, ia menoleh dan mendapati shania menatapnya sendu. "Masih aja melakukan hal yang sama kalau hujan turun. Ve nanti marah loe kalo tau kamu main air"

ours love storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang