2

5.9K 212 0
                                    


بسمﷲالرحمن الرحيم

Izinkan aku mengagumi mu

Ashima Dinillah

Jika makan membuat kita kenyang, maka tidur lah membuat kita nyaman. Yaa, tidur adalah obat terbaik bagi ku.

Belum sempat memejamkan mata ponsel ku berdering pertanda ada notifikasi yang masuk, segera aku buka dan ternyata WhatsApp dari sahabat ku, Ambar Rukma Qatrannanda.

Aku membalas pesan nya dengan kesal, sahabat ku itu selalu saja mengganggu jika aku hendak tidur. Namun aku tak bisa marah pada nya.

Usai sudah membalas pesan dari Ambar, kemudian aku melihat grup WhatsApp Ahwalul Syakhsyiah, aku membuka nya untuk sekedar mengetahui informasi tentang tugas.

Ketika aku membaca satu persatu pesan pesan itu, ada yang membuat aku penasaran. Segera aku stalker akun nya dan tak ku temui foto nya satu pun.

Aku menjadi penasaran siapa ikhwan yang di dalam grup ini menjelas kan tentang ke agamaan. Setiap yang di sampaikan nya membuat ku kagum.

"Haduh Shima, kok mulai kepo ya sama ikhwan? Ingat Shima, ingat itu dosa." Kata ku sendiri.

Aku memutuskan untuk tidur dan menutup wajah ku dengan bantal guling, namun mata ku tak kunjung kantuk.

"Ya Allah
Maafkan Shima kalau Shima memikirkan ikhwan yang bukan mahrom." Doa ku dan kemudian aku pergi ke kamar mandi untuk mengambil air wudhu.

Karena mama selalu mengajar kan, apabila ada sesuatu yang mengganjal di hati maka sholat lah dan mengaji lah.

Dua puluh menit untuk sholat dan membaca al qur'an kini akhirnya pikiran ku tenang. Aku melanjutkan tidur ku yang sempat tertunda dan mulai pergi ke alam mimpi namun pagi tiba mimpi nya lupa bak hilang tak berbekas.

Di depan sana ada seorang ikhwan yang sedang membaca al qur'an, duduk bersila di taman yang indah. Aku memperhatikan nya hingga ia sadar bahwa aku memperhatikan nya dan tersenyum simpul ke arah ku. Aku bahagia bukan main tapi kebahagiaan ku sirna ketika hujan membasahi wajah ku.

"Hujan kah?" Tanya ku antara sadar atau tidak.

"Iya hujan
Pagi pagi sudah senyum senyum gitu tidur nya?" Suara itu menyadarkan ku bahwa tidak ada hujan yang membasahi wajah ku, tetapi mama menyiram kan air ke wajah ku.

Jurus ku keluar, jurus memanyunkan bibirku.

"Mama kok main siram siram aja sih, kan mimpi nya Shima terganggu." Ujar ku penuh kesal.

"Haduh sayang, kamu itu tadi tidur sambil senyum senyum! Mama tepuk tepuk pipi kamu, kamu nya ga bangun bangun! Ya udah mama siram deh pakai air." Jawab mama tanpa ada dosa di wajah nya.

"Ya sudah, mandi sana terus ambil wudhu dan sholat." Lanjut nya kemudian meninggalkan ku sendiri.

Bergegas menuju kamar mandi karena takut waktu subuh usai. Aku terbiasa mandi sebelum sholat subuh karena kata mama, "Kalau mau jumpa Allah harus bersih dulu."

Selesai sudah, aku melaksanakan sholat dan setelah itu melanjutkan dengan membaca al qur'an. Biasa nya setiap pagi aku selalu menyetor hafalan sama papa, tapi papa lagi sakit.

Aku hanya perlu berdoa untuk kesembuhan papa agar sehat kembali seperti biasa.

Sepuluhmenit aku membaca al qur'an dan merapikan kembali mukena dan sajadah yang ku pakai. Setelah itu aku pergi ke dapur untuk membantu mama membuat sarapan.

"Shima, Ambar kapan tidur di sini lagi? Mama kangen banget sama Ambar." Tanya mama sambil mengaduk susu.

"Belum bisa tidur sini Ambar ma, ayah nya masih sakit dan Ambar harus membantu ibu nya juga." Jawab ku.

"Lusa kita ke rumah Ambar ya sayang? Mama mau jenguk orang tua nya." Ujar mama.

"Iya ma
Shima juga mau lihat keadaan orang tua nya Ambar." Jawab ku.

Pagi ini kami menikmati sarapan hanya berdua karena papa lagi sakit dan harus sarapan di kamar tanpa sarapan di meja makan bersama kami.

"Angkatlah penyakit papa, dan angkat pula penyakit ayah Ambar ya Allah." Doa ku dalam hati penuh harap.

Cinta Dalam DiamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang