28

4.9K 173 18
                                    


بسمﷲالرحمن الرحيم

Izinkan aku mengagumi mu

Rumah Adzin dan Ambar masih ramai dengan kehadiran teman teman nya, mereka belum balik walaupun sudah seminggu dikota.

Hari ini mereka sedang berkumpul di halaman belakang rumah Adzin dan Ambar, duduk di gazebo sambil menikmati goreng pisang atas permintaan Reno, Alin dan Zuzu.

"Gaada makanan lain yah selain goreng pisang?" Tanya Fa'iz melas. Ia memang tak suka goreng pisang dari dulu, jika ditanya alasannya ia pun tak tahu.

"Yeee goreng pisang lebih enak." Sahut Alin sambil mengunyah goreng pisangnya. "Mana ada enak nya." Balas Fa'iz tak terima. Yang lain tertawa melihat tingkah Fa'iz bak anak kecil.

"Tara
Kue bolu ala Ashima sudah selesai!" Ashima datang sambil membawa kue bolu hasil buatannya. "Wah wah, ternyata semenjak Ashima menikah, pinter yah buat kue kue gitu." Puji Alin sumringah. "Kan elu aja tahu nya makan!" Ledek Reno. "Apaan sih!" Alin manyun tak terima.

"Alhamdulillah
Oiya, Ambar juga ada buat loh! Nah ini dia, pisang coklat ala Ambar." Ujar Ashima ketika melihat Ambar membawa pisang coklat. "Mau dong mau!" Ujar mereka semua kecuali Fa'iz. 

"Ayo, dimakan saja! Jangan malu malu, anggap saja rumah sendiri." Rafif berujar. "Memang tak malu pun!" Jawab Reno. 

"Fa'iz, cobain pisang coklat nya! Enak loh, buatan Ambar!" Tawar Adzin, Fa'iz menggeleng melas. "Cobain." Alin menyumpalkan pisang coklat kedalam mulut Fa'iz dengan memaksa. "Gimana, enak kan?" Tanya Alin setelah berusaha memasukkan pisang coklat kedalam mulut Fa'iz. "Gasopan banget lu ya? Gue bisa makan sendiri." Fa'iz menggerutu tak terima.

Teman temannya tertawa melihat Fa'iz yang tampaknya suka dengan pisang coklat. Mereka tertawa bersama dan setelah itu tertawa mereka berhenti karena kedatangan seseorang.

"Adzin?" Panggil tamu itu.

"Tiara? Ngapain kamu kesini?" Tanya Adzin kesal. "Yaa, aku mau minta maaf, karena kemarin kamu wisuda aku gabisa datang, maaf iya?" Tutur Tiara sedih, Ambar membuang wajah ke arah lain. Entah kenapa melihat Tiara hati nya sakit. "Semoga ini tidak menjadi akhir dari segalanya." Batinnya.

"Tak perlu minta maaf, karena aku juga tak berharap kamu datang! Sekarang pergilah!" Ucap Adzin masih dengan kekesalan nya. "Izinkan aku bergabung bersama teman teman mu!" Tiara mengabaikan ucapan Adzin yang telah mengusirnya.

"Hi guys
Perkenalkan, aku Tiara Wilona! Aku teman dekat Adzin dari dulu! Senang berkenalan dengan kalian, semoga kalian juga senang." Ujar Tiara sumringah dengan senyum manisnya dan dibalas senyum pertanyaan oleh teman teman nya kecuali senyuman Fa'iz yang terkenal dengan playboy nya.

"Hi juga Tiara, aku Fa'iz." Ucap Fa'iz antusias.

"Boleh bergabung?" Tanya Tiara.

"Boleh, boleh." Lagi lagi Fa'iz menjawab dengan antusias.

Tiara mudah akrab, pandai dalam mengambil hati orang orang yang ada di sekitarnya.

"Abi? Ambar izin ke kamar mandi ya?" Tanya Ambar pada suaminya.

"Iya sayang
Perlu abi temenin?" Tawarnya seraya tersenyum nakal. Ambar menggeleng kemudian pergi meninggalkan teman temannya.

Ashima memperhatikan Ambar yang hanya diam sejak kedatangannya Tiara, ia bergegas menemui Ambar dan menanyakannya tentang Tiara.

"Ambar?" Panggil Ashima ketika melihat Ambar duduk di sofa.

"Siapa Tiara? Mengapa terlihat begitu akrab dengan Adzin?" Tanya Ashima penasaran bercampur kesal.

"Teman Adzin kecil dulu!" Jawabnya.

"Ambar? Aku mohon, untuk tetap berhati hati terhadap Tiara, tetap jagalah kerukunan rumah tangga kamu, jangan biarkan orang ketiga ada diantara kalian berdua!" Jelas Ashima. Ambar menoleh ke atas sang sahabat yang tampak cemas pula.

"Itu yang aku khawatirkan dari kemarin Ashima!" Ujar Ambar.

"Berdoalah! Semoga tak akan ada bahaya yang mengancam! Ingat, Allah selalu menolong hamba-Nya." Lanjutnya kembali.

"Terimakasih Ashima." Ucap Ambar seraya tersenyum.

"Lebih baik kita kebelakang, aku takut Tiara pandai mencari cari kesempatan disaat kamu gaada!" Ujar Ashima.

"Hey, jangan berfikiran yang ngga ngga dulu deh, lagipula banyak temen temen!" Jawab Ambar.

"Iya deh iya maaf! Ayuk ahh, aku mau makan pisang coklat yang belum sempat aku makan tadi." Ujar Ashima.

"Iya Ashima bawel
Udah jadi ummi juga, tapi masih aja sifat seperti anak gadis!" Hal itu membuat Ashima manyun, namun Ambar tertawa kecil melihat sang sahabat.

Mereka menuju kebelakang dan melihat teman temannya bersenda gurau bersama Tiara.

"Loh? Rafif kemana?" Tanya Ashima ketika melihat Rafif tidak ada.

"Masyaa'Allah, Adzin juga gaada! Mereka kemana iya?" Tanya Ambar pula.

"Ternyata istri kamu dan istri ku mencari kita Fif?" Ujar Adzin yang berada dibelakang Ambar dan Ashima. Mereka menoleh dan melihat Rafif dan Adzin yang sedang cengar cengir.

"Abi dari mana sih?" Tanya Ashima kesal.

"Abi juga dari mana coba?" Tanya Ambar kesal pula.

Namun Rafif dan Adzin tetap tertawa.

"Abi tadi habis ngepoin cerita sayang!" Ujar Adzin sambil menarik hidung sang istri. Ambar terkejut. "Abi tahu apa yang Ambar cerita kan bersama Ashima?"

"Tahu sayang
Abi akan tetap mencintaimu sampai Allah berkata waktunya pulang." Ujar Adzin kemudian Ambar memeluk sang suami.

"Ummi Ashima gamau peluk abi juga?" Tanya Rafif kemudian Ashima memeluk sang suami.

Ada kehangatan didalam rumah tangga mereka. Menikah karena perjodohan namun berakhir mencintai satu sama lain.

Teman temannya yang menyaksikan itu menjadi terbawa perasaan kecuali Tiara yang notabe nya tak menyukai Ambar. "Lihat saja nanti Ambar! Adzin akan jatuh ke pelukan ku." Batinnya.

Cinta Dalam DiamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang