بسمﷲالحمن الرحيمIzinkan aku mengagumi mu
Seminggu berlalu setelah acara perjodohan Adzin Mauza Althaff dan Ambar Rukma Qatrannanda kini akhirnya mereka akan melaksanakan acara ijab qobul.
Seminggu pula Adzin dirumah ia sama sekali tak pernah basa basi bersama Ambar, ia sangat menjaga jarak sebelum ia dan Ambar menikah.
Tidak pernah ia sangka bahwa akhirnya ia akan menikahi perempuan yang pernah menjadi cinta pertama sahabatnya. Ini bukan menjadi sebuah nasib namun ini adalah takdir dari yang maha kuasa. Ambar lah jodoh nya yang telah Allah persiapkan untuk nya oleh karena itu Adzin menerimanya dengan penuh keyakinan walaupun belum ada benih benih cinta didalam diri nya, tapi ia yakin bahwa cepat atau lambat ia bisa mencintai Ambar.
Tampak keluarga besar dari Adzin berdatangan, memenuhi rumah Mauza yang akan sebentar lagi melaksanakan ijab qobul. Ada satu hal yang membuat Adzin kagum melihat Ambar yang menolak secara halus agar pernikahan nya sederhana tanpa harus menyewa gedung dan ketika ditanya alasannya kenapa Ambar menjawab, "Karena Rasulullah tak menunggu gedung baru menikah."
Adzin telah menghadap penghulu tangan nya dan tangan beliau akan berjabat ketika mengucapkan kalimat sakral.
"Nak Adzin? Apakah kamu sudah siap?" Tanya penghulu. Adzin mengangguk dan menjawab dengan tegas, "Insha'Allah siap."
بسمﷲالرحمن الرحيم
ياَاٰذِيْن مَوْزَاالْطَف بْنَ جَايَامَوْزَاالْطَف
انْكَحْتُكَ وَزَوَّجْتُكَ مَحْطُوْبَتَكَ اَمْبَررُكْمَاقَطْرَنَنْدَابِنْتُ بَحَارُدِيْن بِمَعْرٍمُصْحَفِ القُرْآنِ وَآلَاتِ الصَّلَاۃِحَالًاUcap penghulu dan dijawab oleh Adzin dengan tegas
قَبِلْتُ نِكَاحَهَاوَتَزْوِيْجَهَااَمْبَررُكْمَاقَطْرَنَنْدَابِنْتُ بَحَارُدِيْن بِاْالمَهْرِالمَذْكُوْرِحَالًا
"Bagaimana para saksi? Sah?" Tanya penghulu.
"Sah.."
"Alhamdulillahi Rabbil 'Aalamiin." Ucap mereka bersamaan.
Setelah itu penghulu membaca doa dan kemudian dilanjutkan dengan memakai cincin.
Ambar datang dengan gaun pengantin nya yang berwarna putih. Takjub dan kagum itulah yang ada dipikiran oleh keluarga besar Mauza, meskipun wajah tertutup dengan cadarnya berwarna putih pula.
Ketika Ambar telah didudukan disamping Adzin dalam hati ia berkata, "Maka nikmat Tuhanmu yang manakah lagi kamu dustakan."
Ambar mencium punggung tangan Adzin yang telah sah menjadi suaminya. Dengan lembut ia mencium nya sedangkan jantung Adzin telah berdetak kencang, "Ahh ini jantung kok kagak bisa diajak kompromi." Gerutunya dalam hati.
Setelah mencium punggung tangan Adzin, Adzin meletakkan tangan kanannya tepat diatas ubun ubun Ambar dan membacakan nya doa.
بسمﷲالرحمن الحيم
اللهمَّ اِنِّي اَسْاَلُكَ خَيْرَهَاوَخَيْرَمَاجَبَلْتَهَاعَلَيْهِ وَاَعُوْذُبِكَ مِنْ شَرِّمَاجَبَلْتَهَاعَلَيْهِKemudian mencium kening Ambar dengan lembut.
Kebahagiaan menyelimuti wajah keluarga Mauza. Allah telah menyatukan dua hati yang tak pernah mencinta, namun mereka yakin rasa cinta akan tumbuh dengan sendirinya. Karena Allah lah maha membolak-balikkan hati hamba-Nya.
Usai acara ijab qobul, kini Adzin dan Ambar menyalami para tamu yang mengucapkan selamat atas pernikahan mereka.
"Masyaa' Allah Adzin, istri kamu cantik banget ya."
"Wah wah suami nya tampan, istrinya cantik, pasti keturunan nya juga."
"Cie cie yang sudah menikah, jangan lupa sama tugas tugas kuliahnya."
"Ahh elu dek, ninggalin gue! Gue kan lebih tua dari lu!"
"Cie yang menikah di usia sembilan belas tahun! Para readers aja mah belum ada yang menikah diusia segitu."
Begitulah ucapan dan ledekan dari keluarga nya, sepupu sepupu nya, dan kerabat kerabat dekatnya. Adzin hanya mampu balas senyum padahal sang hati merasa kesal.
"Maaf ya atas ledekan mereka tadi." Ujar Adzin disamping Ambar. Adzin melihat bahwa Ambar tertawa kecil.
"Tak apa!" Jawabnya seraya tersenyum.
"Kamu lelah? Lebih baik istirahat saja! Ini sudah siang dan kamu harus makan siang." Ujar Adzin lagi.
"Istirahat dimana?" Tanyanya polos. "Dikamar." Jawab Adzin. Ambar mengangguk dan memegang lengan Adzin dengan erat. Kemudian Adzin membawanya kekamar agar Ambar dapat beristirahat.
"Kamu istirahat saja dulu!" Ujar Adzin ketika sudah berada didalam kamar. "Kamu tidak istirahat?" Tanya Ambar lembut.
"Aku akan istirahat tetapi aku keluar dulu dan akan kembali lagi." Jawabnya. Ambar mengangguk dan Adzin pergi meninggalkan Ambar dikamar.
Ambar melepas jilbab dan cadar nya kemudian pergi kekamar mandi untuk mengambil air wudhu, mengingat waktu Dzuhur telah masuk.
Seperangkat alat sholat yang ia pakai lah saksi antara dirinya telah sah menjadi seorang istri. Kemudian ia melaksanakan kewajiban nya.
Usai sholat, tak lupa ia berdoa.
"Allahu Robbi..
Hari ini Ambar telah menjadi seorang istri, dan mulai hari ini Ambar akan mengabdikan diri hanya untuk nya karena Mu.
Maka Ridhoi lah pernikahan kami ya Allah..
Dan sampaikan pula pada ayah, ibu, paman dan bibi bahwa Ambar baik baik saja ya Allah! Sampaikan bahwa putri mereka telah menikah tanpa mereka ada ya Allah! Sampaikan bahwa putri mereka sangat menginginkan mereka hadir di pernikahan ini ya Allah! Sampaikan bahwa putri mereka sangat merindukan mereka ya Allah!
Dan sampaikan pada ayah bahwa Ambar telah menikah dengan lakilaki pilihan Mu ya Allah..Aamiin Allahumma Aamiin
Ia terisak sambil berdoa bahkan Adzin yang sejak tadi berdiri dibelakang nya juga menangis mendengar doa doa istri nya.
"Maka mulai hari ini dan seterusnya aku yang akan menjaga mu sampai Allah berkata waktunya pulang." Ucapnya dalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Dalam Diam
SpiritualCinta Dalam Diam Adalah cinta terbaik yang mencintai dalam Doa.