بسمﷲالرحمن الرحيمIzinkan aku mengagumi mu
Terlihat suami istri berjalan bergandengan, tak peduli menjadi pusat perhatian para orang orang. Hampir setiap harinya pasangan suami istri tersebut menunjukkan sisi keromantisan di khalayak ramai, bukan sengaja, namun tak sengaja.
Siapa lagi jika bukan Adzin dan Ambar. Pasangan termuda di universitas Jakarta yang menjadi sorotan bagi mereka yang jomblo dan menjadi gunjingan bagi mereka yang terkena penyakit hati (iri).
"Mama nelfon dan menyuruh kita untuk makan malam bersama." Ujar Adzin. Saat ini mereka sedang duduk dikursi taman kampus sambil menikmati kopi blend.
"Makan malam? Baiklah, kebetulan Ambar kangen sama mama!" Jawabnya seraya tersenyum dari balik cadar dan dibalas senyum pula oleh Adzin.
"Sudah sore, lebih baik kita pulang sayang! Pukul tujuh tigapuluh kita berangkat! Kata mama juga ada tamu spesial sayang!" Ujarnya lagi. "Tamu spesial?" Tanya Ambar memastikan. Adzin menaikan bahu pertanda tidak tahu.
"Mungkin tamu spesial mama dan papa kali sayang." Jawabnya. Ambar mengangguk kemudian meminum minumannya hingga habis.
"Iya bi, ayo kita pulang!" Ajak nya. Adzin menggenggam tangan sang istri. "Satu kampus, satu lokal, satu rumah, satu ranjang, Masyaa' Allah! Nyaman banget sayang." Ujarnya sambil berjalan menuju mobil. Ambar tersenyum simpul.
"Alhamdulillah bi
Allah meridhoi kita!" Balas Ambar. "Tak selamanya rumah tangga selalu harmonis sayang! Suatu saat kita pasti melewati ujian rumah tangga, apakah kita sabar atau tidak! Hanya Allah yang tahu, kita hanya berdoa memohon petunjuk untuk abi dan kamu!" Ujar Adzin lagi ketika sudah berada didalam mobil."Saling percaya sayang! Karena kepercayaan modal utama dalam sebuah hubungan." Lanjutnya lagi. Ambar mengangguk seraya tersenyum.
Sepuluh menit mereka telah sampai dirumah minimalis. Rumah Adzin dan Ambar.
"Abi mandi dulu! Sebentar lagi masuk Maghrib." Ambar mengingatkan sang suami. "Iya sayang." Jawabnya dan pergi ke kamar mandi.
Sementara Ambar menyiapkan pakaian sang suami. Adzin keluar dari kamar mandi setelah lima menit ia habiskan, memakai baju koko dan sarung yang telah di siapkan sang istri dan pergi menuju mesjid untuk melaksanakan sholat berjamaah.
Selama Adzin pergi ke mesjid Ambar bersiap siap mengingat ia tak bisa sholat. Ia menunggu sang suami di ruang tamu. Terdengar suara ketukan pintu bergegas Ambar membukanya dan didapati Adzin kemudian Ambar mencium punggung tangan sang suami dan di balas kecupan di kening sang istri.
"Abi pakai baju gamis putih iya? Biar kita samaan." Ujar Ambar ketika memilih pakaian sang suami. "Iya sayang! Yang penting abi tetap tampan." Jawabnya. Ambar tersenyum simpul. "Iya iya abi yang tampan."
Tepat pukul tujuh tigapuluh mereka berangkat, menghadiri acara makan malam di rumah orang tua mereka.
Lima belas menit Adzin dan Ambar sampai.
"Mobil siapa bi?" Tanya Ambar ketika melihat mobil yang tak mereka kenal. "Abi juga tak tahu sayang! Mungkin tamu mama dan papa." Jawab Adzin. Ambar mengangguk. Mereka masuk sambil bergandengan tangan.
"Assalamu'alaikum." Ucap Adzin dan Ambar bersamaan. "Wa'alaikumussalam." Jawab orang orang yang ada di ruang tamu.
"Alhamdulillah Adzin, Ambar, kalian datang juga akhirnya! Mama kangen banget sama kalian." Ujar ibu Mauza ketika melihat anaknya dan menantu nya datang. "Iya ma! Adzin sama Ambar pasti datang kok!" Tutur Adzin.
Adzin dan Ambar memperhatikan tamu yang sejak tadi menatap mereka. Di sana ada satu orang laki laki paruh baya dan ada dua perempuan, satu paruh baya dan satu terlihat masih muda. Ambar tersenyum kepada tamu tersebut.
"Adzin? Aku Tiara! Kamu masih ingat kan?" Salah satu tamu tersebut bertanya kepada Adzin. Adzin yang mendengar itu tampak berpikir sejenak. "Tiara?" Tanya Adzin memastikan. Tiara mengangguk seraya tersenyum.
"Iya aku Tiara! Temen SD kamu! Kamu berubah banget iyah? Tampan." Tuturnya, Adzin tersenyum kikuk. "Ahh iya Tiara, om, tante, perkenalkan ini istri Adzin! Ambar nama nya." Adzin memperkenalkan Ambar sambil merangkul nya. "Ohh ini istri kamu!" Ujar Tiara datar.
"Nanti kita lanjut ngobrol nya ya? Lebih baik kita makan malam dulu." Pungkas ibu Mauza. "Iya tante! Tiara gasabar loh mau makan masakan tante lagi! Dulu mah sering banget makan di sini di ajak Adzin! Kamu ingat kan?" Tiara bertanya kepada Adzin, Adzin mengangguk kikuk. Ambar menunduk, gelisah, mendengar ucapan Tiara yang baru ia kenal.
"Ya Allah! Jauhkan prasangka ini dalam diri hamba! Hamba mohon!" Doanya dalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Dalam Diam
SpiritualCinta Dalam Diam Adalah cinta terbaik yang mencintai dalam Doa.