21

2.9K 135 0
                                    


بسمﷲالرحمن الرحيم

Izinkan aku mengagumi mu

Taman adalah salah satu tempat bermain dari anak kecil hingga orang dewasa. Tak guna heran jika banyak orang orang berdatangan hanya sekedar berfoto dan bermain bersama.

Termasuk Rafif dan Ashima, mereka bukan anak kecil lagi, namun bermain bola bersama sudah menjadi hoby mereka. Setiap sore mereka selalu pergi ke taman hanya untuk bermain bola. Alhasil anak anak dibawah umur berkata, "Masa kecil kurang bahagia."

Ashima kelelahan, Rafif segera mendekati sang istri yang sedang duduk di rerumputan hijau.

"Kamu lelah?" Tanya Rafif.

"Sekarang Ashima mudah lelah! Biasanya gapernah bi." Jawabnya.

"Kita pulang saja sayang!" Ujar Rafif. Ashima mengangguk.

Mereka pulang dengan berjalan kaki, mengingat rumah mereka tak jauh dari taman kota.

"Adzin kok belum balik juga ya bi?" Tanyanya.

"Ya wajarlah sayang, Adzin baru seminggu pergi dan dia pasti melepas rindu terlebih dahulu." Jawabnya.

"Iya sih
Abi ga nanya nanya tuh kabar nya?" Tanyanya lagi.

"Sering lewat pesan saja sih sayang, kalau nelfon gapernah." Jawabnya lagi. Ashima mengangguk, ia tak lagi bertanya karena tiba tiba ia terjatuh dan tak sadarkan diri.

"Ya Allah
Sayang? Kamu kenapa? Bangun sayang!" Ujar Rafif khawatir.

Ia bergegas mengangkat tubuh sang istri untuk membawanya kerumah sakit. Mobilnya melaju menuju rumah sakit terdekat.

Tiba dirumah sakit, Ashima dimasukkan keruang perawatan.

"Bagaimana keadaan istri saya dok?" Tanya Rafif. Kekhawatiran menyelimuti wajahnya.

"Panggil Karin saja Fif!" Ujar sang dokter yang tak lain adalah teman Rafif sendiri.

"Ahh iya Karin
Bagaimana keadaan istri aku?" Tanya Rafif sekali lagi.

"Selamat ya Fif, kamu bakal menjadi seorang ayah." Jawab sang dokter seraya tersenyum. Rafif melongo tak percaya.

"Maksud kamu, Ashima hamil?" Tanya nya lagi.

"Iya
Dan sekarang usia kandungan Ashima sudah masuk Minggu ketiga." Jawabnya lagi. Rafif bahagia bak anak kecil diberi permen, bahkan istrinya yang baru sadar dari pingsannya terkejut bukan main karena langsung dipeluk oleh Rafif.

"Rafif? Rafif? Istri kamu baru sadar, ingat kondisi Ashima." Karin memperingatkan. Rafif langsung melepaskan pelukannya dan mencium sang istri sambil berucap, "Terimakasih sayang! Terimakasih."

"Ehm ehm! So sweet nya jangan di depan jomblowati! Gatau apa!" Sindirnya.

"Ups sory! Maka nya cepetan nikah biar nyusul kita berdua." Kata Rafif.

"Ya elah! Tenang gue bakalan nyusul." Belanya.

"Kapan? Kamu saja selalu bergulat dengan alat alat kedokteran." Ujar Rafif lagi.

"Ngeledek gue elo ya? Gini gini banyak aja tuh yang ngantri." Belanya lagi tak mau kalah. Rafif tahu bahwa Karin adalah tipe perempuan yang termasuk gaul dari perempuan lainnya. Tetapi Karin pula perempuan yang bertanggung jawab atas tugas tugas nya sebagai dokter muda.

"Iyaiya! Yang waras ngalah." Ujar Rafif.

"Jadi, elo ngatain gue gawaras ya? Enak aja elo ya Fif, dari dulu elo sama gue kagak ada ramah ramah nya! Elo lupa ya? Gue dulu sering beliin elo coklat, kalau kagak dibelikan elo ngambek kaya anak kecil." Ujar Karin panjang lebar. Rafif hanya tersenyum.

"Iya Karin! Maafin Rafif ya?" Ucap Rafif.

"Kesel gue sama lo! Oiya Ashima, elo kagak kesel apa sama Rafif?" Tanya Karin. Ashima menggeleng seraya tersenyum, sedangkan Rafif menahan tawa nya.

"Ya baguslah
Ingat Fif! Istri elo hamil, dan elo harus benar benar ngejagain Ashima agar kandungan nya baik baik aja." Karin memperingatkan dengan tegas. Rafif menjawab dengan nada kesal, "Siap dokter galak."

"Apa? Elo ngatain gue galak?" Tanya Karin.

"Bukan! Readers yang ngatain kamu galak." Jawabnya. Karin memasang wajah kesal nya.

"Udah ah bi! Udah dewasa gaboleh seperti anak kecil lagi." Ujar Ashima.

"Dengerin itu! Abrisom Rafif Ashari." Sanggah Karin.

"Iya sayang, Maafin abi!" Ucap nya sambil menangkupkan kedua tangannya ke pipi sang istri.

"Abi gaperlu minta maaf kok! Karena abi gasalah! Abi minta maaf sama Karin saja!" Kata Ashima. Rafif mengangguk.

"Karin? Maafin Rafif ya? Karin kan tahu sifat Rafif ke Karin dari dulu." Ujar Rafif.

"Iye Fif
Gue tahu kalau sifat elo ke gue itu suka bikin gue kesel!" Jawabnya melas.

"Iya iya maaf." Ucap nya.

"Tenang aja! By the way yang bentar lagi jadi papa muda dan mama muda nih!" Ledek Karin. Rafif dan Ashima tersenyum.

"Doain buat kita berdua ya Karin, semoga saja aku dan Rafif bisa jadi orang tua yang bertanggung jawab di usia muda ini." Ujar Ashima. Karin mengangguk, "Aamiin! Gue pasti selalu doain kalian."

"Kalau begitu, gue cabut dulu! Masih banyak pasien yang harus gue urus." Lanjutnya.

"Terimakasih dan jangan galak galak sama yang lain." Kata Rafif.

"Sip! Fif, jangan lupa di jaga kandungan Ashima! Dan lo Ashima, jangan lupa banyak banyak istirahat, biar kandungan lo tetap sehat." Pesan Karin dan Ashima mengangguk paham.

"Gue permisi! Assalamu'alaikum." Ucapnya dan pergi meninggalkan Rafif dan Ashima.

"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh." Jawab mereka bersamaan.

"Masyaa' Allah! Terimakasih sayang! Ana uhibbuki fillah zaujaty." Ucap Rafif kemudian memeluk sang istri penuh kasih sayang.

Cinta Dalam DiamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang