بسمﷲالرحمن الرحيمIzinkan aku mengagumi mu
Sudah tiga hari Ashima mengurung diri di kamar, dan sudah tiga hari pula ia tak datang ke rumah Ambar yang masih di balut nestapa duka.
Bahkan orang tua nya pun tak tahu apa sebab nya Ashima mengurung diri.
"Pa, anak kita sebenarnya kenapa?" Tanya sang istri pada suami nya. Sang suami menarik nafas berat karena ia pun tak tahu.
"Papa juga tidak tahu ma! Biarlah, mungkin Ashima butuh waktu untuk bercerita!" Jawab sang suami meyakinkan sang istri. Sang istri hanya mengangguk.
Tak lama mereka mendengar suara ketukan pintu, ibu Ashima bergegas membuka pintu.
"Assalamu'alaikum." Ucap seorang perempuan bercadar, dan sangat di kenali oleh ibu nya Ashima.
"Wa'alaikumussalam
Ambar, maafin tante ya waktu ayah kamu meninggal tante dan om tidak dapat hadir karena jam dua pagi itu tante dan om pergi ke luar kota!" Jelas ibu nya Ashima."Tak apa tante Lila! Oiya, ini ada makanan dari ibu!" Ambar memberikan rantang yang isi nya makanan.
"Terimakasih sayang! Oiya, titip salam ya sama ibu kamu!" Ujar ibu nya Ashima.
Ambar mengangguk sambil tersenyum.
"Tante, Ashima kemana? Sudah tiga hari Ambar tidak melihat nya?" Tanya Ambar penasaran.
"Ashima, ada di dalam kamar nya sayang! Sudah tiga hari dia mengurung diri nya di kamar! Tidak mau bicara ketika tante bertanya!" Jawab ibu nya Ashima dengan raut wajah sedih. Ambar tak bisa menyembunyikan ke khawatiran nya.
"Bolehkah Ambar menjenguk Ashima tante?" Tanya nya.
"Boleh Ambar! Boleh banget kok! Ya sudah kamu jenguk Ashima sana di kamar nya, siapa tahu saja dia mau berbicara sama kamu!" Ujar nya. Ashima tersenyum kemudian ia pergi menuju kamar sang sahabat.
Ambar mengetuk pintu dan membuka kamar Ashima yang tidak di kunci.
"Assalamu'alaikum Ashima!" Ucap Ambar ketika sudah berada di dalam kamar Ashima. Ashima menoleh dengan wajah datar nya. Ia tak peduli siapa yang datang dan hal itu di rasakan oleh Ambar.
"Ashima? Kamu kenapa?" Tanya Ambar lembut. Kini ia telah duduk di samping Ashima.
Ashima tak menjawab pertanyaan dari Ambar, bahkan ia tak menoleh sedikitpun.
"Ambar punya salah ya sama kamu? Coba katakan apa kesalahan Ambar?" Tanya nya sekali lagi.
Ashima egois, itu adalah sifat yang sangat di kenal oleh Ambar, namun ia tetap bersabar.
"Mm kamu mau apa Ashima? Makan kah? Atau jalan jalan ke taman?" Tanya Ambar yang ke tiga kalinya.
"Aku cuma minta kamu keluar dari kamar aku! Aku tidak ingin melihat wajah kamu!" Ashima berkata lantang di hadapan Ambar, Ambar terkejut ketika Ashima mengusir nya.
"Ashima? Apa salah Ambar? Ambar ada salah ya? Kalau ada Ambar minta maaf! Ambar janji tidak akan ulangi ke salahan lagi?" Tanya Ambar sedih. Ia benar benar tidak tahu apa kesalahan nya.
"Keluar lah dari kamar ku!" Bentak nya. Ambar menangis di balik cadarnya, ia memilih keluar agar tidak membuat Ashima membencinya.
Ashima menatap kepergian Ambar, ia tahu diri nya telah berlaku kasar terhadap Ambar, namun hanya itu yang dapat di lakukan nya agar Ambar keluar dari kamar nya.
Ketika Ambar keluar, ibu Ashima datang dan menghampiri nya.
"Loh? Kenapa keluar nak?" Tanyanya.
"Ashima cuma butuh waktu tante, kalau begitu Ambar permisi." Ujar Ambar, kemudian pergi setelah mengucapkan salam.
Ambar berlari menuju taman yang sering ia kunjungi bersama Ashima. Ia menangis sambil bertanya tanya dalam hati, "Apa salah ku?"
"Ambar?" Suara itu membuat Ambar menoleh kebelakang.
"Rafif?" Ucap nya sedikit terkejut.
"Menikahlah dengan ku! Karena kamu adalah jawaban dari sholat istikharah ku! Dan izinkan lah aku untuk memenuhi permintaan ayah mu!" Ujar nya. Ia mengatakan semua itu atas izin Allah. Dan berharap Ambar menerima nya.
Ambar bahagia, namun kebahagiaan nya sirna ketika sang sahabat mencintai Rafif.
"Tidak mungkin." Ucap Ambar sambil menangis. Hal itu membuat Rafif bingung.
"Mengapa tidak mungkin?" Tanya nya penasaran.
"Karena ada yang lebih mencintai mu!" Jawab Ambar.
"Ashima? Iya? Aku sama sekali tidak mencintai Ashima! Sampai kapan pun!" Balas Rafif tegas.
"Dengar Ambar! Jangan paksa aku untuk mencintai Ashima! Aku hanya mencintai mu karena Allah! Aku hanya ingin menikah dengan mu, bukan dengan Ashima." Lanjut nya. Rafif mengungkap kan isi hati nya, hingga orang yang di belakang nya menangis dan berlari sekuat kuatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Dalam Diam
SpiritualCinta Dalam Diam Adalah cinta terbaik yang mencintai dalam Doa.