26

2.8K 156 0
                                    

بسمﷲالرحمن الحيم

Izinkan aku mengagumi mu

Perjuangan untuk kuliah telah usai, memberikan kebahagiaan pada mahasiswa dan mahasiswi yang telah mengabdikan diri selama kurang lebih empat tahun.

Hari ini, adalah hari yang sangat mereka impikan selama kurang lebih empat tahun. Wisuda, memakai baju wisuda dan topi toga adalah keinginan setiap orang.

Termasuk Adzin dan Ambar. Pasangan suami istri itu tampak bahagia bahwa mereka telah usai Tholabul 'Ilmi di universitas yang sama.

Ambar memakai baju kebaya berwarna putih dan Adzin memakai kemeja berwarna putih pula, kemudian mereka balut dengan baju ke banggaan yang sangat mereka impikan.

Pukul delapan kurang tigapuluh, artinya masih ada waktu sebelum acara dimulai, namun Adzin menunggu teman temannya yang dari Tanjung Pura berjanji akan datang.

"Abi? Mereka belum datang?" Tanya Ambar setelah lima menit mengobrol dengan teman teman kampusnya. Ia sudah tahu bahwa yang akan datang adalah teman temannya juga karena Adzin telah menceritakan semuanya. Termasuk pernikahan Rafif dan Ashima. Ambar tak kaget, karena kenyataannya memang itulah yang diharapkan nya.

"Mereka masih dalam perjalanan menuju kemari sayang, sebentar lagi juga sampai, karena mereka memang sudah sejak kemarin ada dikota ini." Jawab Adzin. Ambar mengangguk paham, teman temannya memang sudah dua hari dikota namun dirinya dan Adzin belum bertemu.

Adzin menerima panggilan dari Rafif dan mengabarkan bahwa mereka telah sampai diarea kampus. Adzin keluar dari aula dan tak lupa mengajak sang istri.

"Adzin?" Panggil Rafif, Adzin menoleh dan mendapati Rafif dan teman temannya mendekat.

"Kalian, akhirnya datang juga! Terimakasih kalian telah mau hadir diacara wisuda kami." Ucap Adzin bahagia seraya menjabat tangan teman temannya.

"Yaiyalah, kita bakal datang! Dan kebetulan kita juga ingin berlibur dikota ini! Iyakan guys?" Ujar Alin yang paling antusias.

"Iya Dzin! Dan lu juga jangan lupa hadir diwisuda kita kita." Sahut Reno, yang lain mengangguk. "Insha'Allah aku dan istriku akan datang." Jawabnya. "Adzin? Istri kamu mana?" Tanya Ashima dan yang lain celingak-celinguk sambil mengangguk menanyakan hal yang sama.

"Assalamu'alaikum." Semua mata tertuju pada suara itu yang baru saja datang. Ambar, ia berdiri disamping Adzin seraya tersenyum dari balik cadarnya.

"Wa-wa'alaikumussalaam." Jawab mereka terbata bata karena terkejut ketika melihat Ambar. Mereka masih ingat Ambar, oleh karena itu mereka masih sangat mengenalnya.

"Ambar Rukma Qatrannanda adalah istri ku! Kami sudah menikah kurang lebih tiga tahun." Jelas Adzin sumringah sambil merangkul sang istri. Tak ada respon dari teman temannya, mereka masih diliputi rasa tak percaya.

"Ja-jadi kamu menikah dengan Ambar?" Tanya Dela. Adzin mengangguk seraya tersenyum.

"Jika Allah sudah berkata kun fayakun maka terjadilah semuanya! Ashima? Aku menikah dengan sahabat mu!" Tutur Adzin, Ashima menunduk. Bukan tak merindukan Ambar namun ia malu bertemu dengan sang sahabat yang selama ini tak pernah ia harapkan. Takut, takut Rafif kembali jatuh hati pada Ambar.

"Wah! Jujur deh, kalian berdua sangat cocok! Tampan dan cantik, Alin laper lah lihat kalian berdua." Pungkas Alin sambil menggigit slingbag nya. "Baper Lin, baper." Ralat Zuzu. Alin memanyunkan bibirnya tak terima.

"Acara sebentar lagi dimulai! Kalian duduklah! Setelah acara selesai kita akan berfoto bersama." Ujar Adzin. "Ok! Good luck sob!" Ucap Rafif sambil menepuk bahu Adzin. "Thank's." Jawabnya.

"Kalau begitu aku dan Ambar masuk dulu ya? See you all." Ucap Adzin dan pergi setelah mendapat balasan dari teman temannya. Mereka melihat kepergian Adzin dan Ambar yang tampak romantis, termasuk Rafif. "Berbahagialah sahabat! Berbahagialah perempuan yang pernah aku cintai." Batinnya seraya tersenyum simpul.

"Ganyangka iya? Ternyata Adzin menikah sama Ambar! Aku terlambat." Ujar Fa'iz melas. Coky menjitak kepala Fa'iz tanpa rasa bersalah. "Ahh shit, ada sikit sikitnya kurasa." Umpat Fa'iz kesal sambil mengelus kepalanya yang di jitak oleh Coky. Mereka tertawa melihat tingkah Fa'iz dan Coky.

"Udah ahh! Nanti kita denger kisah mereka! Bagaimana mereka dipertemukan dan berakhir menjadi suami istri yang sangat romantis." Pungkas Zuzu yang sangat antusias setelah Alin. 

Mereka diam dan sibuk dengan ponselnya masing masing, termasuk Rafif yang sejak tadi diam.

"Abi?" Panggil sang istri.

"Iya umm." Jawab Rafif. Rafif memanggil Ashima dengan sebutan ummi karena Ashima telah melahirkan seorang anak yang telah berusia dua tahun.

"Abi kenapa?" Tanya Ashima.

"Tak apa umm! Abi bersyukur saja Adzin telah menikah dengan Ambar!" Jawabnya. Ashima mengangguk.

"Aku juga bahagia kamu menikah Ambar? Aku sangat merindukanmu! Bahkan tadi aku sangat ingin memelukmu! Maafkan aku Ambar! Maafkan aku yang selama ini tak pernah mengharapkan untuk bertemu denganmu! Tapi sekarang pertemuan ini telah membuka hati ku, bahwa ini adalah takdir kita yang di pertemukan oleh Allah." Batinnya menangis menyesali bercampur rasa syukur.

Cinta Dalam DiamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang