24

2.8K 150 0
                                    


بسمﷲالرحمن الرحيم

Izinkan aku mengagumi mu

Rafif sedang menatap layar laptop, jari jari nya menari di atas keyboard mengetik satu persatu huruf. Saat ini, Rafif tengah sibuk di buat oleh karya karya nya yang semakin marak.

Ashima datang membawa teh panas.

"Teh nya diminum dulu bi!" Ujarnya. Rafif mengangguk dan meminum teh yang dibuatkan sang istri.

"Kemarin Adzin ada pamitan kan sama abi?" Tanya Ashima. "Iya ada." Jawabnya. Rafif kecewa ketika sang sahabat pindah kuliah dan memilih kuliah dikota.

Flash back off

"Aku akan pindah kuliah." Ujar Adzin sambil menatap kolam ikan namun tak ada ikan nya. Saat ini ia berkunjung kerumah Rafif mengabarkan bahwa ia akan pindah.

"Aku tak  punya hak melarang kamu pindah!" Balas Rafif datar. "Baiklah, aku hanya memberitahu mu saja!" Ujar Adzin.

"Ketika kamu mau pindah, kamu baru memberitahu ku, tapi ketika kamu menikah, sedikitpun kamu tak memberitahu ku! Begitukah sahabat, ibarat kacang lupa kulitnya." Rafif berujar dengan nada kesal. Namun Adzin pura pura tidak tahu. "Yaah! Aku memang sudah menikah." Jawabnya tanpa ada rasa bersalah.

"Dan kamu tahu aku menikah dengan siapa?" Tanya Adzin. "Kamu belum pernah memberitahu ku dengan siapa kamu menikah!" Jawab Rafif masih dengan kekesalan nya. Adzin tertawa kecil.

"Ambar
Aku menikah dengan Ambar Rukma Qatrannanda." Jawab Adzin dengan nada tegas. Rafif sempat terkejut kemudian tertawa tak percaya.

"Tak ada yang lucu." Ujar Adzin.

"Candaan mu lucu." Kata Rafif. "Ini bukan stand up comedy." Balas Adzin.

"Aku harus segera ke bandara! Jadwal penerbangan ku dua jam lagi! Aku harap kita bertemu kembali ketika kamu pergi kekota!" Lanjutnya. Rafif memperhatikan sang sahabat yang terlihat buru buru. Ada rasa rindu dengan Adzin yang sudah lama tak bersenda gurau bersama.

"Heh! Kenapa lu bengong? Oh gue tahu kalau lu rindu gue? Iye kan?" Adzin bertanya dengan alis naik turun. "Gausah lebay!" Jawab Rafif cepat. Adzin tertawa. "Kita sahabatan sejak SMP, dan aku tahu sifat kamu Fif! Aku ini Abang kamu, dan tak ada yang tak aku tahu dari mu." Jelas Adzin seraya tersenyum. "Ahh lebay banget lu Adzin." Batinnya.

"Terserah
Tapi kita semua belum tahu siapa istri kamu Adzin?" Tanya Rafif penasaran.

"Kamu akan tahu ketika kamu melihat nya! Aku harap kamu dan istri mu suatu saat datang kerumah ku dan akan ku kenalkan dengan istri ku." Jawab Adzin. Rafif mengangguk pasrah. "Baiklah! Insha' Allah aku dan istriku akan berkunjung kerumah mu."

Adzin mengangguk seraya tersenyum.

"Aku harus pergi
Masih banyak hal yang aku kerjakan dikota!" Ujar Adzin. "Fi amanillah sahabat." Ucap Rafif kemudian memeluk Adzin. "Terimakasih." Balasnya.

"Oiya, titip salam sama teman teman yang lain! Katakan lah, bahwa aku menunggu mereka semua saat acara wisuda aku dan istri ku." Ujar Adzin ketika sudah berada di depan rumah.

"Insha'Allah." Ucap Rafif mantap.

"Aku permisi
Assalamualaikum." Ucapnya.

"Wa'alaikumussalam." Balas Rafif sambil menatap sang sahabat yang sudah masuk taxi.

Flash back onn

"Abi? Kenapa melamun?" Tanya Ashima.

"Tidak apa apa sayang
Abi cuma teringat Adzin saja sebelum dia pamitan." Jawabnya. Jika dikatakan rindu, maka Rafif memang sangat merindukan Adzin yang sudah dianggapnya sebagai abang. Namun apa daya, setiap pertemuan ada perpisahan, jika tidak ingin berpisah maka jangan bertemu.

"Adzin kan sudah menikah! Nah nanti kita berkunjung saja kerumah nya bi, silahturahim sekalian." Ujar Ashima seraya tersenyum manis dan dibalas pula oleh Rafif.

"Iya sayang
Tampak nya anak abi ya yang minta untuk bersilaturahim." Rafif mengelus perut Ashima yang masih datar.

"Hehe abi tahu saja."

"Abi? Abi kemarin gananya siapa istri Adzin?" Tanya nya.

"Ambar kata nya." Jawab Rafif cepat. Ashima terkejut. "Ambar?" Tanya nya memastikan.

"Entahlah
Adzin itu suka bercanda sayang! Maka nya abi gapercaya." Jawabnya dan kembali pada layar laptop yang sempat di abaikan nya. Ashima tak ingin meneruskan nya kembali, ia memilih diam.

"Abi mau buat cerita lagi?" Tanya sang istri ketika melihat layar laptop terdapat judul baru.

"Iya sayang
Doakan saja karya abi yang ini lancar! Seperti karya karya sebelumnya." Jawab Rafif.

"Aamiin
Tapi yang ini apa judulnya bi?" Tanya nya penasaran.

"Mengagumi mu." Jawabnya cepat. Ashima mengangguk, teringat ketika ia mengagumi Rafif dulu.

"Bagus itu bi! Semoga sukses ya bi! Ashima akan selalu mendoakan abi!" Ujarnya sambil terus tersenyum. Rafif mengangguk kemudian memeluk sang istri.

"Terimakasih sayang
Kamu selalu mendukung ku dan selalu menyemangati ku." Ucap Adzin.

"Ini sudah tugas Ashima bi
Selagi baik dan halal, Ashima akan selalu mendukung abi." Balasnya.

"Selagi saling mempercayai
Maka percayalah, bahwa apa yang terbaik akan datang! Cinta tak perlu ucapan, cinta cukup dengan bukti! Begitupun aku mencintai Rafif yang tak pernah sebelumnya ia mencintai ku! Namun Allah membolak-balikkan hati nya untuk mencintai ku walaupun lama aku dapatkan." Batinnya.

Cinta Dalam DiamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang