3

4.7K 196 0
                                    


بسمﷲالرحمن الرحيم

Izinkan aku mengagumi mu

Cuaca disiang hari tampak cerah tanpa ada tanda tanda hujan, namun mata gadis itu sudah membasahi pipi nya tanpa ada memberikan izin untuk berhenti.

Ambar Rukma Qatrannanda nama nya, ia tampak khusyuk berdoa namun sang air mata tetap membasahi pipi nya.

Ia menangis sambil berdoa, berharap sang Rabb mengabulkan permohonan nya.

"Ya Allah
Sembuhkan lah ayah ya Allah
Ambar ingin melihat ayah sehat seperti biasa nya ya Allah, Ambar sedih lihat ayah yang terbaring di atas tempat tidur terus ya Allah, angkat lah penyakit ayah ya Allah.

Aamiin Allahumma Aamiin

Dibalik pintu kamar nya seseorang juga menangis mendengar doa doa Ambar, ia tahu bahwa Ambar hanya ceria di wajah namun hati nya menangis.

"Ambar." Ambar menoleh dan mendapati Ashima yang sudah berdiri di belakang nya. Ambar memeluk sahabat nya sambil terisak.

"Ayah ku belum sembuh juga Shima." Suara nya menggetar, namun Ashima berusaha menenangkan nya.

"Kamu yang sabar ya, Allah pasti menyembuhkan ayah kamu! Kamu jangan putus berdoa." Ashima menasehati Ambar.

"Kasihan ayah Shima, aku ga tega melihat ayah." Ambar masih menangis dalam pelukan sahabat nya.

"Untuk apa menangis jika itu bukan obat untuk menyembuhkan ayah kamu! Ayah kamu hanya meminta kamu mendoakan nya buka menangisi nya." Kali ini Ashima menasehati nya dengan tegas. Dan alhasil Ambar menghapus air mata nya dengan cepat.

"Terimakasih ya Ashima, kamu memang sahabat yang terbaik, semoga Allah membalas kebaikan mu." Ujar Ambar seraya tersenyum manis dan dibalas oleh Ashima.

"Aamiin
Ya sudah ini sudah jam satu lebih loh nanti kita terlambat kuliah lagi." Kata Ashima dan di angguki oleh Ambar.

"Ya sudah aku nunggu di luar ya?" Lanjut Ashima.

Lima menit Ambar telah selesai dengan pakaian nya dan pergi menyusul Ashima yang telah menunggu nya.

"Yuk kita pergi." Ujar Ambar.

"Eh ayo."

Mereka masuk ke dalam mobil dan mobil melaju menuju kampus.

"Ambar, kamu tahu ga kalau aku lagi mengagumi seorang ikhwan!" Ucap Ashima sambil tersenyum.

"Mengagumi atau cinta?" Sindir Ambar.

"Ih Ambar, hanya kagum bukan cinta." Jawab nya.

"Siapa sih kok jadi penasaran ya?" Tanya Ambar.

Kini mereka telah sampai di kampus.

"Kepo pasti ya!" Ledek Ashima.

"Tuh kan, sahabat sendiri aja ga boleh tahu." Ambar pura pura marah namun Ashima langsung memeluk nya.

"Maaf maaf
Iya nanti kamu pasti tahu karena aku juga belum tahu ikhwan nya yang mana." Jawab Ashima.

"Owalah
Terus kamu kok bisa menjadi pengagum nya?" Tanya Ambar.

"Hehe ada deh ya."

"Iya deh iya
Tapi inget, jangan sampai rasa kagum di kalah kan dengan rasa cinta! Tahu kan resiko mencintai seseorang tanpa ada ikatan suci." Kali ini Ambar menasehati Ashima.

"Tapi mencintai nya dalam diam tak apa kan?" Tanya nya.

Kini mereka telah masuk kedalam kelas yang sudah ramai.

"Tak apa
Tapi kalau menurut aku sih lebih baik jangan sampai kelewat batas." Jawab Ambar.

"Mm iya deh iya." Ucap Ashima.

Tak lama sang dosen masuk ke kelas mereka. Hal yang masih di takuti oleh Ambar dan Ashima.

"Aku takut nih dosen nya killer." Bisik Ambar.

"Aku juga takut dosen nya killer." Balas Ashima.

Sang dosen memberikan tugas untuk Minggu depan yaitu berupa makalah dan di kerjakan berkelompok.

Ketika sang dosen membagikan kelompok mata Ambar dan Ashima terbelalak karena mereka berkelompok dengan ikhwan.

"Kelompok nya sudah tahu semua kan?" Tanya dosen ketika telah membagikan kelompok.

"Sudah pak, nanti di konfirmasi kan lagi di grup." Jawab kosma.

"Oh bagus kalau sudah ada grup! Kalau begitu saya permisi, dan jangan lupa dengan tugas makalah nya." Lanjut nya.

"Baik pak." Sahut serentaknya.

"Assalamu'alaikum." Dosen mengucapkan salam sebelum keluar dan di jawab, "Wa'alaikumussalam."

"Kamu tahu yang mana kelompok mu Ashima?" Tanya Ambar, namun Ashima menggeleng.

"Nanti di tanya aja dari grup." Jawab nya datar.

"Kamu kok santai banget sih Ashima, apa kamu nyaman satu kelompok dengan ikhwan?" Tanya Ambar penasaran.

"Hehe nyaman dong Ambar, kelompok aku itu ikhwan yang sedang aku kagumi." Jawab Ashima sumringah.

"Memang nya yang mana?" Tanya Ambar makin penasaran.

"Itu yang pakai baju koko warna biru." Jawab Ashima tanpa menunjukkan orang nya. Namun Ambar sempat melihat dan betapa terkejutnya ia bahwa ikhwan itu lah yang di maksud Ashima.

"Ka kamu mengagumi nya?" Tanya Ambar tak percaya.

"Iya, bahkan aku mulai mencintai nya." Jawab Ashima masih dengan senyum nya.

Ambar tak bertanya lagi, ia memilih diam karena ia tak ingin manambah luka di hati nya lagi. Iya lagi.

Cinta Dalam DiamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang