بسمﷲالحمن الرحيمIzinkan aku mengagumi mu
Ashima Dinillah sedang sibuk menyiapkan pakaian sang suami, menyetrika nya hingga rapi. Rafif memperhatikan sang istri yang tampak kelelahan. Ada rasa iba melihat sang istri yang selama ini menemani nya, dan ada pula rasa bersalah di dalam diri nya.
Rafif telah membuang jauh jauh perasaan nya terhadap Ambar, ia tidak ingin lagi mencintai Ambar yang jelas jelas bukan mahrom nya. Yaa, itu di lakukan nya semenjak ia mulai belajar mencintai sang istri.
Rafif mendekati Ashima yang sedang menyetrika. Di pijatnya bahu sang istri dengan sayang.
"Kamu lelah sayang?" Tanya nya tepat di telinga Ashima. Ashima menggeleng kan kepala.
"Tidak, Ashima tidak lelah!" Jawab nya seraya tersenyum.
Rafif bersyukur kepada Allah yang telah memberikan wanita yang sangat bijaksana dalam urusan rumah tangga.
Wanita yang sempat ia tolak dan wanita yang tidak pernah ia cintai sama sekali.
Allah maha membolak-balikkan hati hamba-Nya begitupula dengan hati Rafif yang tidak lagi mencintai Ambar.Khawatir memang dengan Ambar, namun rasa khawatir bukanlah sebuah rasa cinta lagi. Ia hanya bisa berdoa agar Ambar dalam lindungan-Nya.
"Jangan melamun nanti kesambet." Ujar Ashima. Rafif terkejut dan tersenyum kikuk.
"Memangnya kenapa kalau kesambet?" Tanya nya. Saat ini mata mereka bertemu untuk kesekian kali nya. Bahagia, itulah yang dirasakan Ashima.
"Nanti tidak ada sahabat Ashima lagi." Jawabnya dengan wajah sedih. Rafif menangkupkan kedua tangannya.
"Siapa bilang? Dengarlah, aku selalu menjadi sahabat mu, teman mu, dan suami nya! Peranku banyak ketika aku bersama mu, maka sampai kapan pun aku tetaplah sahabat mu, teman mu dan suami mu." Jelas nya. Ashima tersenyum simpul.
"Gitu dong senyum, jadi dunia juga ikut tersenyum." Lanjutnya dan mendapat cubitan di hidung Rafif yang mancung.
"Aduh aduh iya maaf sayang!" Mohon Rafif agar sang istri mengehentikan aksi nya.
"Sayang? Sayang tahu tidak, tempat apa yang paling indah bersama mu?" Tanya Rafif. Tampak Ashima berfikir kemudian menggeleng pertanda tidak tahu.
"Tempat yang paling indah itu ketika Allah mempersatukan kita di surga-Nya kelak." Jawab Rafif. Ashima tersenyum kembali.
"Ya zaujati, kamu mau kan tua bersama ku sampai kita menghadap Ilahi?" Tanya Rafif.
"Tentu, kenapa tidak! Percayalah, Ashima akan selalu menemani mu sampai Allah berkata waktu nya pulang!" Jawabnya. Rafif tersenyum kemudian memeluk tubuh sang istri dengan sayang.
"Zaujati, terimakasih atas perhatian mu selama ini!" Ucap Rafif.
"Seharusnya Ashima yang berterimakasih ke kamu!" Balas Ashima. Rafif melepaskan pelukannya kemudian bertanya, "Berterimakasih untuk apa?"
"Karena kamu telah mencintai ku." Jawabnya. Rafif tersenyum kemudian memeluk kembali.
"Sudah sepantasnya aku mencintai mu sayang! Karena kamu lah saat ini istri ku, saat ini hingga kelak tetap istriku." Ujar Rafif.
"Dan kamu tetap lah suami ku, saat ini hingga kelak." Balas nya.
Cukup lama Rafif memeluk sang istri hingga akhirnya ia melepaskan pelukannya dan berkata, "Sayang? Panggil aku dengan sebutan Abi."
Ashima mengangguk seraya tersenyum.
"A-abi?" Ucapnya. Rafif tertawa karena tampak nya sang istri masih malu malu.
"Kenapa?" Tanya Ashima polos.
"Sayang? Kamu itu gausah malu malu memanggil aku dengan sebutan Abi!" Jawab Rafif.
"Ih apa sih? Ashima ga malu kok!" Bela nya.
"Itu pipi nya merah!" Ledek nya. Ashima memegang pipi nya dan Rafif makin tertawa hingga Ashima mengeluarkan jurus nya.
"Gausah di manyun kan! Jelek tahu!" Ledeknya lagi.
"Jelek? Ashima jelek ya?" Tanya nya dengan wajah polosnya.
Rafif tertawa sambil mengacak rambut sang istri.
"Ternyata istri ku tidak faham." Jawab Rafif.
"Khumaira, kamu itu tetap cantik, cantik dari pada yang lain! Aku tak akan pernah bosan bosannya memuji mu cantik!" Ujar nya. Ashima kembali tersenyum.
"Ashima mencintai abi karena Allah!" Ucap nya.
"Abi juga mencintai mu karena Allah! Dan pesan abi, tetaplah menjadi istri yang sederhana lagi shalihah!" Ujarnya. Ashima mengangguk kemudian Rafif memeluk nya kembali.
"Insha' Allah bi
Insha' Allah Ashima menjadi istri yang abi inginkan!" Jawab nya didalam pelukan sang suami."Terimakasih ya Allah
Engkau memberikan hadiah yang sangat berharga bagi hamba-Mu yang dha'if ini! Maka satukanlah kami kelak di dalam surga-Mu!
Aamiin Ya Rabal 'Aalamiin." Doa Rafif dalam hati.Menikah di usia muda tidak sesulit apa yang ada dipikiran orang orang. Menjalankannya adalah ibadah, dan setiap sentuhannya bernilai pahala.
Takutlah ketika Allah melarang
"Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk"Maka begitu pula dengan mereka yang menikah muda, mereka yang menikah muda hanya tidak ingin terjerumus kedalam jurang yang dalam. Jurang yang penuh dosa. Na'udzubillah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Dalam Diam
SpiritualitéCinta Dalam Diam Adalah cinta terbaik yang mencintai dalam Doa.