Yewon merapihkan meja makan, bukan merapikan bekas makanan di piring tapi selesai membungkus makanan yang ia masak untuk di bawa ke rumah sakit.
Yoongi keterlaluan sekali, meski ia tidak menginginkan pernikahan ini tidak bisakah ia menghargai jerih payah nya? Setidaknya coba sekali saja makanan yang susah susah di buatnya.
Yewon menghela nafas pelan membuka pintu kulkas, meletakkan beberapa kotak makanan siapa tahu Yoongi lapar. Setelah itu ia mengecek ponselnya. Ibunya sudah menghubunginya sedari tadi tapi karena kewajiban Yewon sebagai seorang Istri mau tak mau Yewon harus membersihkan seluruh rumah terlebih dahulu.
Yewon mengambil sticky note berwarna merah muda dari atas kulkas, menuliskan sesuatu dan menempelkan sticky note ke kulkas.
Yewon segera memacu mobilnya menuju ke rumah sakit, dimana Sowon dirawat. Selama perjalanan tatapan Yewon kosong. Berkali kali ia menghembuskan nafas kasar saat mengingat betapa berubahnya kepribadian Yoongi.
Jika dulu Yoongi selalu mengusilinya, sekarang. Melihatpun tidak, jika dulu Yewon yang selalu mengacuhkan Yoongi, sekarang Yoongi lah yang mengacuhkan dirinya.
Yewon tak bisa menyalahkan Yoongi dan Seulgi dalam hal ini, karena perasaan bisa datang kepada siapa saja dan kapan saja.
Yewon pun merasa bersalah jika ia mengingat bahwa karena dirinyalah kepribadian Yoongi berubah.
Yewon menghela nafas pelan, lantas keluar saat mobilnya sudah terparkir rapi di parkiran rumah sakit.
Kakinya mengayun ke arah ruangan kakaknya. Saat memasuki loby rumah sakit Yewon mengernyit saat melihat semua suster berbondong bondong membawa badcover.
Yewon berhenti sejenak untuk melihat apa yang terjadi. Matanya memicing saat dokter yang ia kenal dan juga perawat yang ia kenal mendorong masuk badcover yang berisikan seorang pria yang sedang tak sadarkan diri.
Yewon terhuyung sedikit saat melihat darah yang keluar dari kepala pria itu, darahnya pun sedikit banyak ada yang menetes ke lantai.
Yewon mengatur nafas, selalu begini jika ia melihat darah. Untung kotak makan yang ia bawa tidak terjatuh. Jika terjatuh maka percuma saja jika Yewon membawa makanan itu.
"Yewon-ah"
Yewon menoleh "oh, kak Taehyung?"
"sedang apa? Kau sakit?" tanya Taehyung
"tidak kak, tadi sehabis melihat darah kepala Yewon langsung pusing" ucap Yewon.
"oh, phobia mu semakin menjadi Yewon-ah, apa tak masalah jika terus terusan begini? Kau tak mau mengobatinya?" tanya Taehyung sambil mengikuti langkah kaki Yewon menuju kamar inap Istrinya.
"tidak perlu, ini kan cuman Phobia saja, tidak akan kambuh kalau tidak melihat darah kan" ucap Yewon "oh, kakak dari mana?" tanya Yewon
"dari cafetaria, membeli kopi. Namjoon Hyung, yang meminta" ucap Taehyung "Yoongi tak ikut?" tanya Taehyung.
Yewon mengerjap lantas menggeleng memberi jawaban "Yoongi sibuk kak, banyak pekerjaan dikantor"
"dasar, dinding berjalan itu. Bukannya menjaga dirimu malah sibuk berkencan dengan berkas berkas bodoh itu, itulah mengapa kakak memilih menjadi seorang artis dari pada pembisnis seperti ini" cerca Taehyung.
Yewon tersenyum menanggapi "kakak mengetahui tentang sekretaris pribadi Yoongi?" tanya Yewon
Taehyung mengerjap "tak usah khawatir, Yoongi selalu memperkerjakan laki-laki" ucap Taehyung saat mengetahui isi pemikiran Yewon.
"begitukah?" tanya Yewon, Yewon tersenyum kecut, Taehyung sebagai sahabatnya saja tidak mengetahui hubungan Yoongi dengan Seulgi sekretarisnya. Jika ia mengatakan Yoongi berselingkuh, apa keluarganya percaya?
KAMU SEDANG MEMBACA
SO FAR AWAY II (SuMji) COMPLETE
RomanceLupakan apa yang menyakitimu, dan pertahankan apa yang menyayangimu~ Kim Yewon