Rambut panjang nya yang berwarna hitam legam terurai di terpa angin pantai yang sejuk. Dress putihnya berkibar apik, bibirnya tersungging senyuman manis. Wajahnya di poles make up tipis menambah kadar kecantikan dari seorang Kim Yewon.Lima tahun berlalu.
Yewon terlihat amat sangat dewasa, poni nya berubah menjadi rambut panjang, dulu yang berwarna coklat kini berubah menjadi warna hitam. Kulit putih nya terlihat berwarna merah karena kepanasan. Cahaya matahati menyapu wajah cantiknya.
Sudah lima tahun ia pergi meninggalkan luka dan kesedihan, belajar merangkak sendiri lalu perlahan bergerak bangkit dengan kedua kakinya sendiri.
Ia hidup bahagia disini. Mempunyai toko bunga sebagai penghasilan sudah cukup baginya untuk menghidupi hidup ketiga anaknya. Malaikat kecilnya yang empat tahun lalu ia lahirkan dengan proses yang terbilang cukup rumit.
Yewon menabung untuk biaya kelahiran, uang tabungan dari sang kakek sudah ia gunakan untuk membeli rumah kecil minimalis. Dan yang lain ia gunakan untuk kebutuhan toko.
Sederhana tapi sangat membahagiakan. Yewon tersenyum manis sembari melihat pemandangan pantai. Ini tempat favorit nya, Yewon merasa bebas jika datang ke sini. Pantai ini juga tempat favorit ketiga anaknya, mereka datang untuk berlibur. Setelah Yewon menepati janji jika anak terakhirnya berani masuk sekolah akan ia ajak berlibur. Dan pantai ini adalah pilihan ke tiga anaknya.
"Mama--Mama"
Yewon menoleh dan mendapati ketiga anak kembarnya berlarian ke arahnya. "jangan berlari sayang, nanti jatuh bagaimana?"
"mama kan bisa mengobatinya, Mama--Nara mau beli Ice cream" rengek anak terakhirnya.
"jangan Ma, tadi kakak sudah beli buat Nara--" adu Jeno kakak kedua Nara
"ihh tapikan tadi Ice Cream nya jatuh--kakak" Nara memberengut lucu.
"kak Mino engga mau beli lagi ma--Nara mau rasa Vanilla--boleh kan ma?"
"engga boleh, nanti kalo gigi Nara sakit mama yang bingung soalnya Nara engga mau tidur isinya nangis mulu, Jeno dan kak Mino juga susah tidur lagi" Jeno berkata.
Yewon tersenyum "tadi kak Mino sudah belikan Ice Cream kan?" tanya Yewon kepada anak pertama nya.
"Sudah ma, tapi sama Nara di jatuhin. Ada kembalian tapi engga cukup kalo di buat beli lagi" Mino berucap sambil memasukkan tangan ke saku celana. Anak pertamanya ini memang mirip dengan sifat ayahnya--.
Yewon mengelus rambut hitam Mino dan Nara. "kita makan dulu ya, baru kita beli Ice cream" ajak Yewon
"janji ya ma? Kerumah paman Woojin tidak?" tanya Nara sambil menggaet jemari Yewon meminta di tuntun.
Yewon tersenyum, lalu mengangguk memberi jawaban. Lima tahun lalu ia memilih mengasingkan diri di desa terpencil yang letaknya berada di Ilsan. Yewon sempat depresi, tapi tidak berkepanjangan. Ia sadar jika ia tengah mengandung waktu itu.
Dan mau tak mau ia harus bangkit dari keterpurukan, dan menepati janjinya sendiri bahwa ia bisa melakukan semua. Meninggalkan hal hal menyakitkan di kota Seoul. Dan menenangkan diri di desa yang sudah menampungnya selama lima tahun akhir ini.
Ia menutup diri, bukannya tidak ingin berbaur. Tapi Yewon merasa tidak pantas, Yewon takut untuk memulai berhubungan dengan orang lain. Hanya Woojin yang dekat dengannya, pemuda berusia sama sepertinya itu selalu mengejarnya, selalu menemaninya di saat Yewon membutuhkan bantuan mengulurkan tangan saat Yewon kesusahan.
Yewon sangat berterima kasih kepada Woojin, dimasa masa sulit ia tak sendiri. Ada seseorang yang menemaninya. Sudah beberapa kali Woojin menyatakan cinta, tapi Yewon tetap teguh dengan pendirian jika ia tidak akan membuka hati lagi untuk siapapun. Cukup ketiga malaikat nya yang menguasai hatinya, tidak untuk orang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
SO FAR AWAY II (SuMji) COMPLETE
RomanceLupakan apa yang menyakitimu, dan pertahankan apa yang menyayangimu~ Kim Yewon