Happy Ending

5.3K 241 31
                                    


Yewon merasa canggung saat Sowon membantunya memasak untuk sarapan pagi kali ini. Yewon merasa bingung ingin melakukan apa padahal ini rumahnya sendiri tapi kenapa dia yang merasa segan disini?

"Yoongi seperti orang bodoh saat kau pergi meninggalkan kami begitu saja--" Sowon berucap sambil memotong daun bawang untuk olahan telur gulung. "Dia yang paling merasa bersalah waktu itu Yewon,--"

Yewon menghentikan gerakan tangannya yang mengaduk kaldu Sop yang sudah matang di atas kompor. "Kami mencarimu saat itu juga setelah Taehyung menjelaskan semua, aku merasa kesal dengan perilakuku sendiri--bagaimana bisa aku tidak mendengarkan penjelasan mu terlebih dahulu-- aku seperti orang bodoh menyalahkan mu sendiri dalam masalah itu padahal sebagian besar itu adalah kesalahanku sendiri karena tidak mau mencoba memahami apa yang dilakukan oleh Taehyung. tapi Yewon, bisakah kau memaafkan kesalahan kakakmu ini?--aku--"

"Aku tidak akan menyalahkan siapapun dalam masalah ini kak--" Yewon berucap lembut, diam diam matanya melirik ke arah pigora kecil di atas meja sudut ruang tamu. Foto ketiga anaknya saat musim salju tahun lalu sedang bermain lempar bola bola salju di depan rumah. Woojin yang mengambil foto itu. Ketiga anaknya tersenyum bahagia, Mino yang mempunyai sikap cuek dan dingin pun terlihat sangat manis dan imut saat tersenyum di foto itu. Mereka tersenyum bahagia dengan Nara berada di pelukannya, Mino yang memeluk lengan nya dan Jeno yang berada di belakang punggung nya.

Hati Yewon menghangat mengingatnya.

"Dari masalah itu aku juga bisa belajar dewasa kak, tidak semua yang kita lakukan ada benar nya pasti juga ada salahnya. berat, memang berat di awal tapi aku bisa bangkit saat aku mengingat aku tengah mengandung saat itu. Mau tak mau aku harus menjalani semua, melakukan apa apa sendiri tanpa bantuan orang lain--disamping itu juga aku semakin merasa mandiri-- tidak pernah aku berfikiran kehafiran ketiga anakku menjadi kesialan di hidupku-- justru kehadiran ke tiga anakku sebagai obat yang di beri tuhan padaku kak"

Air mata menetes dari pelupuk mata Sowon, merasa jahat dengan sikapnya dulu hingga membuat adik bungsunya merasakan kepahitan hidup untuk kesekian kalinya.

"Kakak jangan merasa bersalah-- karena aku pun tidak menyalahkan kalian biarlah itu menjadi masa lalu yang harus di jadikan sebagai pengalaman agar kita semakin menjadi lebih baik di kedepan nya kak" Yewon tersenyum hangat sambil menghapus air mata Sowon. "Jangan menangis--" gumam Yewon.

"Maaf kan Kakak Yewon--maaf" isak Sowon sambil memeluk tubuh Yewon. Yewon tersenyum kecil sembari mengusap punggung kakak nya memberi ketenangan.

"Sudah jangan menangis-- kakak tahu sendiri kalau Yewon tidak bisa melihat kak Sowon ataupun kak Namjoon menangis kan?" tanya Yewon

Siwon mengangguk pelan, mengusap air matanya ia bertukas "adik kurang ajar--bisa bisa nya kau pergi menuruti permintaanku"

Yewon tersenyum "aku hanya ingin istirahat kak--mencari suasana yang baru dari padatnya Seoul" jawab Yewon.

"Meski begitu, pamit lah dulu. Tolol," tukas Sowon

Yewon menghela nafas "jangan berdebat sebentar lagi mereka pasti bang--"

"Mama, mama"

Yewon menoleh kearah tangga saat melihat Jeno berteriak sambil berlarian ke bawah.

"Mama bilang apa soal jangan berlarian Jeno?"

Seketika langkah Jeno berubah menjadi berjalan, bukan berjalan biasa tapi berjalan cepat. Sowon tersenyum melihat tingkah keponakan nya "kenapa berlari sayang?"

"Nara Ma,-- Nara mimisan" Adu Jeno

"Mimisan?--kak bisa lanjutkan dulu masak nya? Aku harus--"

"Pergilah lihat keadaan Nara" kata Sowon

SO FAR AWAY II (SuMji) COMPLETE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang