Angin malam menghembus menembus pori pori tubuh Yewon yang sedang berjalan di bahu jalan dengan pandangan kosong, sudut bibirnya membiru dan berdarah. Tatapannya tak hidup, pandangannya meredup tak secerah yang dulu dulu.Kakinya berjalan menuju taman yang sudah sepi, taman yang sedari kecil ia kunjungi saat suasana hatinya mengkeruh. Hanya tempat ini yang bisa menenangkan keadaan Yewon. Jauh dari keramaian, karena orang orang akan lebih memilih menghabiskan waktu ke taman pusat atau ke Sungai Han. Daripada taman tak terawat ini. Hanya ada beberapa bangku kosong dan Dua ayunan, air mancur ditengah tengah kolam ikan dan lampu warna warni yang kadang berkelip dan kadang tidak berkelip.
Yewon mendudukan diri ke bangku warna coklat panjang yang tersedia, memilih memejamkan mata sambil menengadah, tak lama kelopak mata membuka untuk melihat betapa cantiknya Bintang dan Bulan di angkasa.
Ada satu Bintang yang menarik perhatiannya. Bintang kecil diantara ribuan bahkan milyaran bintang di angkasa tapi lebih menarik perhatian Yewon karena cahayanya yang terang dan indah.
Tangan Yewon mengudara, mencoba menggapai bintang kecil itu yang terlihat sendiri meski di kelilingi ribuan Bintang dan Bulan. Tapi tangannya tak sampai, hanya angin lewat yang menembus genggaman jemari Yewon.
Yewon menghela nafas, lantas menurunkan pandangan ke arah air mancur di hadapannya. Melihat air, itu mengingatkan kepada Yewon betapa ia traumanya dengan air, saat ia tenggelam ke laut karena dorongan Junghyung saat itu Yewon tak ingin apa apa. Yang dia ingin kan hanya beristirahat dari semua yang ia lalui.
Yewon kembali hanya untuk Yoongi, Yewon melewati semua juga untuk Yoongi. Tapi lagi lagi Yewon tersenyum kecut. Mengingat dulu--dulu sekali-- Yewon mempunyai angan angan menikah dengan Yoongi dan berbahagia karena memiliki dua anak. Melewati masa tua dengan Yoongi, dan menggendong cucu dari anak anaknya.
Tapi realita tak seindah ekspetasi, semua yang di harapkan Yewon hancur tak bersisa. Hanya satu yang bersisa rasa cinta terhadap Yoongi dihatinya tak akan berubah. Kekecewaan, kepercayaan, pengkhianatan, perselingkuhan semua dilalui dengan baik oleh Yewon.
Yewon memendam semua perasaan yang ada dihatinya, menata dengan apik di sudut terpecil di hatinya agar tak ada yang mudah membuka lalu mengorek apa yang ada di sudut hatinya. Menguncinya sendiri dan membuang kunci agar otak serta tubuh Yewon tidak merasakan apa yang di rasa oleh hatinya yang sudah terlanjur amat terluka.
Selalu saja, selalu. Kebahagiaan yang ia kecap selalu hanya sementara. Yewon selalu merasa tuhan tak adil padanya, memberi Yewon keluarga utuh dan bahagia, tapi yang Yewon rasakan hanya kesendirian meski ia di kelilingi oleh orang orang.
Yewon hanya menampilkan ekspresi datar saat ingin menangis, kecewa, takut, dan tertawa. Rasanya susah sekali menunjukkan apa yang sedang ia rasa, saat kecewa ia berteriak, saat lelah ia menangis, saat bahagia ia tersenyum. Yewon ingin melakukan itu semua, tapi kenapa selalu Yewon merasa takut?
Dulu, Yewon tidak menyesali selamat dari koma. Karena saat itu yang ada di pikiran Yewon hanya keluarganya dan Yoongi. Yewon tidak ingin membuat mereka merasa bersalah, lantas yang ia lakukan adalah meninggalkan ayahnya yang berbahagia di padang rumput yang indah itu dan mendatangi Keluarga dan Yoongi.
Tapi sekarang, entah kenapa Yewon ingin sekali meninggalkan mereka kembali,terutama Yoongi orang yang memberi rasa cinta dan kesedihan secara bersamaan kepadanya.
Perkataan Yoongi melukai perasaanya, menghancurkan kepercayaannya. Orang yang dulu ia anggap akan memberi ia rasa cinta dan menariknya dari jurang kegelapan. Kini, menjadi orang pertama yang menghancurkan Yewon secara perlahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SO FAR AWAY II (SuMji) COMPLETE
RomanceLupakan apa yang menyakitimu, dan pertahankan apa yang menyayangimu~ Kim Yewon