Yewon diam selama perjalanan menuju bandara, Yoongi sendiri lebih memilih diam. Merasa bersalah kepada Yewon yang secara tidak sengaja ia membentak Yewon. Yewon sendiri diam karena sibuk dengan pemikirannya sendiri. Yewon tahu tak lama hal ini pasti terjadi. Seulgi kembali ke dalam kehidupannya dan Yoongi. Kembali membuat Yoongi mencampakannya, kembali memberi luka kepadannya.
Yewon mendengus pelan saat hatinya terasa nyeri mengetahui Seulgi kembali membawa buah cintanya dengan Yoongi. Membuatnya bergerak mundur secara perlahan, Yewon cukup tahu dimana posisinya sebentar lagi, posisinya akan digantikan oleh Seulgi.
Yewon ingin marah, ingin menangis dan ingin berteriak kepada Yoongi sekeras mungkin, mengatakan jika ia mengetahui semua, mengatakan jika ia sudah tidak ingin mengecap kesedihan lagi. Mengatakan jika ia ingin mengakhiri semua, mengakhiri semua, melupakan pengalaman buruk yang akan Yewon ingat sampai mati dengan cara.. Berpisah dengan Yoongi.
Ya, jika Yoongi tidak ingin maka ia berhak mengajukan tuntutan. Berpisah mungkin solusi yang benar, anak yang dikandung Seulgi akan mendapat marga keluarga Yoongi. Mendapat posisi sebagai putra atau putri sekaligus cucu keluarga Min.
Yewon tak berhak membenci anak yang belum lahir itu, karena hal ini adalah kesalahan orang tua nya. Yewon mau tak mau harus siap dengan segala konsekuensinya. Ia seorang perempuan jadi ia akan berusaha mengerti apa yang dirasakan Seulgi. Apalagi secara langsung Yewon tahu Seulgi pun tidak bisa melakukan apapun, dulu. Tentu, karena keras kepala Yoongi.
"kau ingin kopi?" Yoongi bertanya. Sesaat Yewon termenung sesaat sebelum mengerjap menarik kedua sudut bibirnya menatap mata Yoongi. Yewon mengangguk sembari menjawab "Espresso ya"
Alis Yoongi berkerut, "sungguh? Tidak mau Vanilla Late?" Yewon menggeleng "bawakan aku buah strawberry?" tanya Yewon.
"ini Bandara, jika ingin buah cari ke pasar" gerutu Yoongi sambil menaruh koper didekat kursi tunggu. "nanti sampai rumah aku mau Strawberry" kata Yewon.
Yoongi mengangguk menjawabnya, lantas bergerak berjalan ke arah Starbucks terdekat untuk membeli kopi meninggalkan Yewon yang sedang menatapnya sendu. "inikah akhirnya?" gumam Yewon.
Tak perlu berpikir Yewon tahu, Yoongi akan menemui Seulgi. Tak di sadari air mata Yewon menetes, menit kedua tangisan Yewon mulai terdengar begitu menyakitkan bahunya bergetar kuat. Yang Yewon lakukan hanya menunduk sambil menutup wajah. Membiarkan tangisannya bercampur dengan suara keramaian Bandara.
Lima belas menit berlalu, tapi Yoongi belum kembali juga. Sedangkan Yewon harus segera mengantri untuk pemberangkatan. Kepala Yewon pening, mungkin karena terlalu banyak menangis. Hidung dan telinga Yewon juga sudah memerah, bahu Yewon ditepuk dengan pelan. "kenapa lama sekali?" tanya Yewon setelah mengetahui jika Yoongi yang menepuk bahunya sembari mengatur nafas "kau berlari?" tanya Yewon.
"pulang lah ke korea duluan, aku akan segera menyusul" Yoongi mengatakan dengan terburu buru. Alis Yewon menyatu "aku pulang sendiri?"
"iya, ada hal yang harus ku selesaikan disini" jawab Yoongi. "aku juga sudah mengambil koper ku kembali, aku akan kembali secepat mungkin" lanjut Yoongi. Yewon ingin bertanya tapi Yoongi terburu mengecup keningnya lalu berlari meninggalkannya sendiri.
Yewon tersenyum kecut, mungkin Yoongi akan sibuk akhir akhir ini untuk mengurus keperluan Seulgi dan anaknya. menghela nafas kasar Yewon segera meninggalkan tempat untuk masuk ke dalam pesawat.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
."sepertinya aku akan berlibur ke Jeju juga" Jungkook berkata. Yang lain mengangguk "kau bisa mengajakku" ucap Eunbi. Jungkook menggeleng dramatis "aku ingin Honeymoon" tak lama Jungkook mengumpat saat Yuta melemparinya kulit kacang. Yewon menghela napas, malihat rumahnya yang tak sebersih seperti terakhir ia tinggalkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SO FAR AWAY II (SuMji) COMPLETE
RomanceLupakan apa yang menyakitimu, dan pertahankan apa yang menyayangimu~ Kim Yewon