5 (KARA)

3.1K 287 4
                                    

Apa yang di lakukan Dashiell Parrish di ruang tamu rumahku? Apalagi Ibuku tertawa bahagia melihat Dashiell duduk di sofa.

"Apa yang kau lakukan di rumahku?" Tanyaku dengan nada ketus. Ibuku menghampiriku dan menekan pundakku.

"Kara, tidak baik kau menyambut tamu seperti itu," Aku hanya memutar bola mataku.

"Dashiell kau sudah sarapan Dashiell?" Tanya Ayahku dari arah dapur.

"Ah, maafkan aku Mr. Owen aku tidak pernah sarapan," O-owh, Ayahku paling tidak suka jika seseorang melewatkan makan pertamanya di pagi hari.

"Dashiell, let me tell you something... Sarapan sangat penting bagi tubuh, terutama untuk remaja di usiamu, pertumbuhanmu sedang berkembang dan butuh asupan gizi, jangan sia-siakan sarapan, dan sarapanlah bersama kami, Istriku membuat telur yang cantik can bacon yang lezat, come onDashiell," See? Inilah Ayahku. Semua orang akan disambut olehnya di rumah kami, entah mereka teman dekat atau hanya sekedar kenal atau tidak kenal sama sekali. Apalagi menyangkut sarapan.

Dashiell mengikutiku menuju ruang makan dan ia duduk berseberangan denganku lalu Kal-El duduk di sampingku dan meletakkan tas besar berisikan perlengkapan baseballnya di meja makan.

"Gosh, Kal-El letakkan tas besarmu di lantai!" Kesalku. Kal-El tidak menggubrisku dan hanya menggigit toast nya.

"Kal-El are you even listen to me?"

"Yes, Kara yes... geez calm down twin sist..." Kal-El duduk lagi di kursinya namun fokus menatap layar ponselnya.

"Kal-El kita sedang sarapan, bisakah kau meletakkan ponselmu untuk sementara?" Tanya Ibuku dan Kal-El menurutinya namun dengan bersungut-sungut.

 Barry Allen masuk ke ruang makan dan matanya melebar melihat Dashiell di ruang makan kami. Barry Allen seperti seorang fans yang melihat artis idolanya sedang sarapan bersama di rumah kami.

"Dude, aku senang melihatmu disini," Barry Allen memeluk Dashiell seakan-akan mereka sahabat lama dan Dashiell menyambut pelukan Barry Allen dnegan tangan terbuka. Kal-El berdiri dari kursinya dan berjalan menuju ruang tamu.

"Wait, where are you going son?" Tanya Ayahku, Kal-El berdiri di depan pintu dan mengencangkan tali tasnya di pundaknya.

"Morning practice Dad, Coach Harvey sudah mengatakan hal ini padamu," Wajah Ayahku seketika kecewa, melihat anak laki-laki kesayangannya bersikap seperti itu.

"Bisakah kau setidaknya menghabiskan sarapanmu dear ?" Tanya Ibuku. Kal-El menggeleng.

"I can't Mom sorry, I have to go..." Lihatlah sikap menyebalkan saudara kembarku. Tak bisakah dia menghabiskan waktu bersama keluarga seperti saat ini? 

Aku tahu dia bintang di sekolah dengan prestasi baseball yang menakjubkan, apalagi dia seorang quarterback yang sangat di andalkan oleh sekolahku. Tetapi kenapa dia harus selalu pergi di momen-momen bersama seperti ini?

Terkadang aku sudah tidak mengenal kembaranku lagi. Banyak orang-orang bilang bahwa saudara kembar mempunyai ikatan batin yang kuat dan berbagi pikiran yang sama.

Nope, itu tidak terjadi padaku dan Kal-El, he's entirely a different persondan aku tidak tahu apa yang ada dipikirannya atau apa yang dirasakannya. Begitupula dengan Kal-El, dia tidak pernah mengangkat suaranya untukku ketika aku membutuhkannya sebagai saudara kembarku, dan tidak pernah membelaku di hadapan murid-murid di sekolah ketika mereka membully ku.

Aku menganggap adik laki-laki ku Barry Allen seperti saudara kembarku, kami berpikir dengan cara yang sama, terkadang ikatan batin kami terjalin sangat kuat dan kami mempunyai lelucon yang sama.

I'LL BE YOURS ( YOURS SERIES 1) KARA STORY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang