"Apakah kakakmu ada menyebut namaku beberapa hari terakhir ini?" Barry Allen hanya memakan potato chips -nya dan fokus memeganggamekonsol di tangannya.
"Nope,"
"Really? Satu kalipun taka da dia menyebut namaku? Di dalam obrolan kalian atau di makan malam atau di saat dia bercanda denganmu atau di—"
"Tidak sekalipun D..." Aku terdiam lagi dan mengacak-acak rambuku sendiri merasa frustasi.
"Kenapa kau tidak menjauh seperti kakakmu?" Tanyaku heran kepada Barry Allen. Aku sudah menceritakan segalanya mengenai masa laluku, Barry Allen hanya membentuk mulutnya dengan O besar lalu meminta camilan di tempatku dan bermain game denganku seharian. Sungguh, sangat aneh, kukira dia akan ketakutan atau memintaku menjauh dari kakaknya.
"Like I said, I like you,"
"Why?"
"No reason," Barry Allen meletakkan game konsolnya lalu menoleh ke arahku sambil bersila diatas kursi dan memeluk sekantong besar potato chips.
"Dashiell, kalau kita menyukai seseorang tidak harus ada alasannya, we just like them... "
"Apa maksudmu?"
"Maksudku, jika kita menyukai seseorang atau barang, kita tidak memerlukan alasannya, kita hanya menyukainya, that's it..." Kata Barry Allen yang mengunyah potato chips-nya lalu menjilati setiap jari-jemarinya, dan aku hanya mengerenyit.
"Jadi, kau tidak menjauhiku karena kau hanya suka bermain dan berteman denganku?" Barry Allen mengangguk pelan.
"Berilah Kara waktu, dia tidak membencimu aku yakin itu, dia hanya terkejut mungkin... Kara tampak tangguh di luar tetapi memiliki hati seperti cangkang telur yang mudah pecah, aku yakin itu, so don't worry about it!"
"Why you so surekalau Kara tidak membenci ku setelah tahu itu semua?" Barry Allen memutar bola matanya dan menatapku dengan tatapan malas.
"Really D? I'm her brother! Her little brother... of course I know her!" Yeah, tentu saja dia adik Kara. Apakah aku harus memberi Kara waktu? Kurasa aku hanya perlu memberinya waktu, itu saja.
***
Kara tidak lagi duduk di sampingku sepanjang pelajaran berlangsung. Rasanya hatiku sepi dan hampa. Aku tidak tahu apa yang harus kulakukan. Berkali-kali aku mencoba berkonsentrasi di kelas Literatur Amerika, tetapi aku tidak kunjung fokus juga. Pandanganku hanya tertuju kepada Kara yang sedang mencatat sesuatu dan aku hanya menatap punggungnya.
Aku merindukannya, walaupun dia berjarak sangat dekat denganku entah kenapa dia terasa sangat jauh.
Aku merasakan punggungku di colek oleh seseorang dan aku menoleh ke belakang. Sloan Vaughn, memberikanku sebuah catatan kecil dan aku mengambilnya. Aku membaca catatan kecilnya dan mataku melebar.
Hei, Dark Prince
Kau mau bermain bersamaku sepulang sekolah?
Aku tahu kau putus dengan The Beast (or take some break or whatever)
Aku akan menunggumu di ruang penyimpanan alat olahraga di gym sekolah
See you there, Dark Prince
PS: Aku membawa pengaman *wink*
"The fuck?" Aku tidak menyadari bahwa aku mengatakan umpatan ini dengan suara yang besar hingga membuat seluruh kelas menoleh ke arahku.
"Parrish, kau harus menemui Principal Duval sekarang," Shit, padahal aku tidak boleh sekalipun terkena detensi jika ingin tinggal bersama dengan Bibiku selama-lamanya. Tetapi, apa boleh buat aku mengikuti kataMr Bryan.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'LL BE YOURS ( YOURS SERIES 1) KARA STORY [END]
Novela JuvenilKara Owen, Hidupnya tidak sama lagi semenjak kejadian tersebut menimpanya. Sahabat satu-satunya yang ia punya harus memulai tahun pertamanya di Stanford dan ia harus menjalani kehidupan sehari-harinya hanya bersama adik laki-laki dan kakak kembarnya...