18 ( DASHIELL)

2.3K 217 4
                                    

Aku meminta Kara untuk hanya menungguku di mobil namun ia menggeleng.

"Aku akan menemanimu sampai masuk ke dalam," Aku tidak tahu sifat Kara sangat keras kepala, ketika aku tetap memintanya menunggu di dalam mobil namun ia bersikeras ingin menemaniku sampai ke dalam ruang pertemuan antara pengunjung dan napi penjara.

Aku melewati berbagai macam pengecekan sekuriti dan meletakkan ponsel kami di tempat penitipan ponsel lalu menuju ruang perantara antara napi penjara dengan pengunjung. Salah satu sipir penjara mengatakan hanya boleh satu orang yang mengunjungi Ibuku yaitu aku sendiri. 

Kara mengecup pipiku lembut lalu tersenyum ke arahku seperti memberikan kekuatan penuh padaku.

"Kau akan baik-baik saja, ingat itu Dash, ingat aku yang menunggumu disini," Aku mengecup keningnya dan mengikuti sipir penjara yang menuntunku ke bilik kecil berkaca yang penuh dengan telepon di samping kanan dan kirinya. 

Tampak di bilik ke empat belas Ibuku dengan wajah yang sangat mirip Aunt Veronica namun lebih mempunyai cekung hitam dalam di bawah matanya, pipinya lebih tirus dibanding saat aku terakhir bertemu dengannya, rambutnya memendek, tidak ada rona kehidupan di wajahnya. Saat aku duduk di depan bilik aku mengambil telepon di sampingku begitu juga Ibuku dan menyapanya dengan senyuman datar.

"Hi Mom," Ibuku tidak menyapaku balik. Wajahnya datar tanpa ekspresi menatapku.

"Berani sekali kau kemari Dashie," Kurasa dia masih sakit hati dengan kejadian beberapa bulan yang lalu saat aku tidak tahan melihat Ibuku memukuli Ayahku yang berada di lantai dan hampir membunuhnya, lalu aku menelepon polisi setempat dan menceritakan kejadian yang ada dan dia tertangkap oleh polisi atas kekerasan dan penyiksaan di dalam rumah tangga, pengedar dan pemakai narkoba.

"Itu salah satu syarat utama yang diajukan Aunt Victoria saat ia mengambil hak asuh atas diriku Mom, aku harus tetap menemuimu walaupun aku tidak tahu apakah sanggup untuk melihat wajahmu,"

"Huh, my sweet lovely sister berusaha menjadi seorang malaikat ketika yang ia lakukan sepanjang hidupnya tidak peduli dengan keadaan kita saat kita kesusahan, what a prick woman she is,"

"She's not a prick, she's kind Mom, dia membantu pengobatan Dad dan membantu kehidupan sekolahku,"

"Kau tidak tahu betapa liciknya kakakku Dashie, kalau memang dia baik kenapa dia menolak mengeluarkanku darisini? Ketika aku sangat tersiksa di tempat ini!"

"Karena kau memang pantas mendapatkannya dan butuh merenungkan atas semua hal yang kau lakukan padaku dan Dad selama beberapa tahun terakhir Mom," Aku membuka pakaianku dan menunjukkan tatoku padanya

"Do you know what is this Mom? Ini tanda darimu, tanda betapa butuhnya kau berada di tempat ini dan merenungkan semua perbuatanmu padaku dan Dad, tanda bahwa kau memang pantas berada di tempat ini," Ibuku tampak terluka melihat bekas lukaku, aku tidak tahu jika dia melihat luka yang kupunya dengan tatapan seperti itu.

"Aku tidak sengaja Dashie, aku tidak ingat, aku tidak tahu bahwa aku melukaimu dengan pisau, aku sudah mengatakan hal itu kepada kepolisian, dan tampaknya Ayahmu yang pengecut dan Bibimu yang bermuka dua itu tidak percaya dengan semua perkataanku!"

"Kalau kau memang tidak ingat kenapa kau tidak pernah sekalipun menemaniku di rumah sakit? Yang kau lakukan hanyalah bersenang-senang dengan sekawanan teman heroin mu dan mabuk-mabukan? Kau tidak pernah sekalipun khawatir dan melihatku Mom, you never do that at all," Ibuku seperti ingin menangis dan mnekan-nekan pelipisnya dengan tangan kirinya.

"I'm afraid Dashie, I'm fucking afraid okay? Aku takut melihat anak laki-lakiku terbaring di rumah sakit karena kesalahanku, aku membuat diriku tidak merasakan apapun selama seminggu dengan menggunakan heroin dan minuman, and that's all of your Dad's fault not me Dashie, I'm just a victim in here,"

"Stop acting like you're the only one victim Mom! We're all the victim in here!"

"Kalau tidak karena usaha Ayahmu yang bangkrut kita semua tidak akan merasakan ini Dashie, kau akan hidup bahagia dan aku akan hidup bahagia, karena Ayahmu yang pengecut tidak mau membayar uang kepada Glinston kita tidak akan hidup terlantar seperti ini," 

Glinston Davish, seorang mafia yang mempunyai gedung tempat Ayahku mendirikan bisnisnya. Ayahku sudah membayar sewa kepadanya namun Glinston meminta sewa tambahan di luar perjanjian dan Ayahku menolak membayarnya. 

Glinston meracuni makanan yang ada di toko pastry Ayahku dan membuat dua orang konsumen meninggal karena menelan tinta pewarna kertas yang terdapat di pastry buatan Ayahku, padahal dia sama sekali tidak pernah memakai tinta pewarna kertas, dia murni menggunakan pewarna makanan.

"Karena Glinston seorang lintah darat yang kejam Mom, kau tahu itu, mau Dadmembayarnya atau tidak kita tetap sama-sama akan terlantar di pinggir jalan,"

"Masalah terbesarmu adalah kau terlalu mempercayai Ayahmu yang pengecut itu Dashie, kukira kau lebih seperti diriku, namun tidak kau mirip Ayahmu, pecundang dengan tingkat kepercayaan yang tinggi dan akan membuat hidupmu dan hidup orang di sekitar mu merana,"

"Kau tidak tahu hidupku Mom,"

"Oh, I know Dashie, I know, because I'm your Mom,wanita yang mungkin kau kencani sekarang akan pergi-pergi jauh darimu setelah mengetahui apa yang telah kau perbuat selama kau tinggal di lingkungan sampah yang sama sepertiku," Darimana dia tahu aku punya pacar saat ini? Tanpa aku harus bertanya padanya dia tersenyum dengan senyuman iblis yang aku tahu.

"Aku melihatnya dari kamera penjaga, dia menunggumu di ruang tunggu, dia akan menangis dan pergi jauh-jauh darimu setelah tahu siapa kau sebenarnya Dashie,"

"She's not, kau tidak tahu apa-apa tentangku,"

"Apakah dia tahu kalau kau memukul dan hampir membunuh orang-orang saat kau bekerja di bawah Glinston atas nama Ayahmu Dashie? Kau memukul, menendang dan mengancam orang tua lalu kau ambil uang mereka yang telat membayar sewa dan melunasi hutang Ayahmu selama lima tahun kepada Glinston, is that chick know all of that thing about you? You little shit?" Aku menekan buku-buku tanganku dan memukul kaca pembatas hingga salah satu sipir penjara mendekat ke arahku dan menahan tanganku.

Ibuku tertawa dengan riang dan puas lalu menutup teleponnya dan berjalan kembali menuju sel nya.

"Kau, jangan lagi memukul pembatas young man," Aku menepis tangan sang sipir penjara dan keluar untuk menemui Kara. 

Kupeluk tubuhnya dan merasakan kehangatan dirinya.

"I love your smell," Kataku mencium pipinya. Kulepaskan pelukannya dan melihat senyum manis dan cantik Kara yang dapat membuatku meleleh kapan saja. Lalu kenyataan seperti memukul diriku, kata-kata Ibuku barusan membuatku ketakutan. 

Aku tidak ingin Kara tahu masa lalu gelapku, aku tidak ingin dia terluka mengetahui siapa diriku yang dulu aku hanya ingin melindunginya, mencintainya dan berada di sampingnya selama-lamanya. 

Aku ingin meninggalkan Dashiell yang lama dan mejadi Dashiell yang baru yang mencintai hidupnya dan mencintai perempuan yang ada di hadapannya.

"What's wrong?" Tanya Kara padaku. Sepertinya dia menyadari raut wajah khawatirku ketika melihatnya.

"Nothing, Let's go home,"

"Okay,kau yakin tidak apa-apa Dash?"

"Yes, Babe I'm okay..."

"Baiklah, kau mau Boba?" Aku tersenyum ke arahnya dan mengangguk.

"Let's have some Boba sebelum kembali ke rumah," Katanya dengan riang dan menautkan jari-jarinya ke jariku. 

Kucondongkan tubuhku ke tubuhnya dan menciumnya dengan lembut dan berharap Kara takkan pergi dari sisiku selama-lamanya. 

I'LL BE YOURS ( YOURS SERIES 1) KARA STORY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang