Aku berpegangan tangan dengan pacarku di lorong sekolah. Haruskah aku menyebutnya keras-keras?
Ya, Kara Owen pacarku.
Sudah hampir tiga minggu kami bersama, rasanya sungguh luar biasa. Kara pelan-pelan mulai membuka bekas lukanya dan mengikat rambutnya membentuk ekor kuda. Hal itu membuatku bangga padanya.
Sedikit demi sedikit dia mulai tertawa dengan bebas dan tersenyum dengan ceria. Bahkan terkadang dia diam-diam mencuri ciuman kecil di bibirku lalu tertawa dan meninggalkanku dengan rasa bibirnya yang masih menempel padaku.
Aku menyukai Kara yang sekarang, begitu lepas, ceria dan percaya diri.
"Aku ingin Boba," Katanya padaku ketika kami menuju arah pulang ke rumah.
Semenjak kami berpacaran, Barry Allen enggan ikut dengan kami berdua, aku lumayan rindu kehadirannya.
"Gong Cha?" Tanyaku padanya. Kara mengangguk dengan semangat lalu tersenyum lebar.
"Baiklah, kita akan mampir ke pusat perbelanjaan,"
"A date after school huh?" Godanya. Aku terkekeh.
"Yes, a date after school,kau menyukainya?"
"Very very very!" Aku menyukai gadisku yang ceria dan bahagia seperti ini.
***
Sesampainya di Gong Cha, aku melihat Raymond dan beberapa anak baseball lainnya duduk di tempat duduk paling pojok dekat kaca dan Raymon berdiri lalu menghampiri kami.
"Hei, disaster couple!" I hate him so much.
Aku memasang wajah sedatar mungkin, dan berusaha tidak menghiraukan nada bicaranya yang sombong.
"Sungguh manis sekali melihat pasangan ini, yang satu berwajah seperti monster dan yang satunya seorang preman yang hobinya berkelahi untuk mendapatkan uang,"I want to punch his dick face right now tetapi Kara menahan tanganku.
"Shut Up Raymond, pergilah jauh-jauh dari kami," Raymond dan teman-teman satu baseball timnya membuat wajah pura-pura ketakutan dan mengeluarkan suara 'uuuuu' pada wajah Kara.
Aku ingin memukul Raymond tapi lagi-lagi Kara menahan tanganku.
"Tidakkah kau lelah menggangguku dan Dash? Bukankah kau punya kehidupan lain di luar sana selain menganggaku kami? Apa yang sebenarnya kau mau Ray? Aku tahu kau anak baik-baik dulu, apa yang membuatmu jadi seperti ini huh?"
"Aku dari dulu seperti ini Kara, kau saja yang tidak pernah melihat sisiku yang seperti ini sebelumnya," Kara mendekat ke arah Raymond lalu menempelkan tangannya di pundak Raymond.
Tubuhku menengang melihat pacarku menyentuh laki-laki lain di depanku walaupun hanya pundak.
"Maafkan aku atas perceraian kedua orang tuamu yang membuatmu bersedih seperti ini, you better than this Ray, I know you do, Dash let's go aku sudah tidak ingin meminum Boba lagi," Kara menarik tanganku keluar dari Gong Cha lalu menuju mobil Rubicon hitam milik Aunt Veronica.
Kulihat dari kaca toko tampak Raymond yang berdiri mematung dengan ekspresi wajah aneh yang belum pernah kulihat sebelumnya.
"Sorry, terkadang Raymond memang menyebalkan, kencan kita gagal," Kata Kara pelan sambil menautkan jarinya ke jariku.
"It's okay Babe, kita bisa berkencan di halaman belakang rumahku?"
"That's a good idea!" Kara mencium sekilas bibirku lalu terkikik.
Sekali lagi pikiranku melayang ke Raymond.
Apakah Raymond masih tertarik pada Kara dan cemburu padaku? Bukankah selama ini yang membuat Kara dipanggil the beast oleh seluruh sekolah adalah dia?
KAMU SEDANG MEMBACA
I'LL BE YOURS ( YOURS SERIES 1) KARA STORY [END]
Ficção AdolescenteKara Owen, Hidupnya tidak sama lagi semenjak kejadian tersebut menimpanya. Sahabat satu-satunya yang ia punya harus memulai tahun pertamanya di Stanford dan ia harus menjalani kehidupan sehari-harinya hanya bersama adik laki-laki dan kakak kembarnya...