Saat aku selesai dari kelas Puisi Miss Shaimaa, Raymond menarik lenganku hingga kami berada di pojokan kelas. Kutepis tangannya dan melipat tanganku di dada. Setelah kelas kosong barulah aku bertanya padanya.
"What do you want Raymond?" Tanyaku dengan nada sarkas.
"I want you," Mataku melebar tidak percaya dengan apa yang barusan kudengar.
"You what?"
"I want you Kara, aku benci kau bersama dengan Parrish!"
"You kidding,"
"No, I'm not Kara, aku menginginkanmu sejak dulu, tetapi aku terlalu pengecut semenjak luka itu ada di wajahmu, aku kesal padamu karena kau menolakku! Maka aku mau mengerjaimu, aku tidak tahu orang-orang akan terus-terusan memanggilmu dengan sebutan the beast,aku tidak tahu kalau orang-orang akan mengecapmu begitu padahal aku hanya ingin mengerjaimu,"
Aku mengerjap-ngerjapkan mataku karena tidak percaya dengan apa yang kudengar sekarang. Aku menggeleng dan tertawa getir.
"You lying, aku tahu kau hanya berbohong untuk mengerjaiku, mana kameramu? Pasti kau ingin mengupload nya ke jejaring sosial dan membuatku diejek satu sekolah kan? Mana kameramu Raymond?" Raymond tiba-tiba mengusap luka di wajahku dengan sentuhan lembut, lalu menatapku dengan mata yang serius.
"I like you Kara, I want you, please be mineKara, Parrish itu lelaki mengerikan, dia memukul orang untuk—"
"Aku tidak percaya dengan kata-katamu mengenai Dashiell, jangan menghasutku, Dashiell bukan orang yang seperti itu," Raymond mengacak-acak rambutnya dengan frustasi lalu menekan-nekan matanya dengan kedua jarinya.
Ini gila sungguh gila, tidak mungkin seorang Raymond Buchanan masih menyukaiku, tidak mungkin.
"Are you on drugs Raymond?" Tanyaku pelan.
"Geez, No Kara aku serius! Aku serius masih menyukaimu, please jadilah milikku dan putuskan Parrish, kau harus percaya padaku mengenai Parrish, aku sangat mengenal keluarganya, aku sangat mengenal dirinya,please Kara aku ingin kau jauh-jauh darinya,"
Aku mendorong Raymond menjauh dan menggeleng.
"Kau tidak berhak memutuskan aku harus bersama siapa, Raymond! Selama aku mengenalmu kau lebih banyak menyakitiku daripada membuatku aman dan tenang, aku tidak pernah merasa se-aman ini dengan orang lain, baru beberapa bulan mengenalnya, aku tahu Dashiell dapat membuatku merasa lebih aman dan aku yakin dia bukan orang seperti itu, kau hanya jealous padanya,"
Kataku dengan kata tegas lalu aku berjalan menuju tempat dudukku dan mengambil tasku.
"Kara, stay,"Aku menoleh ke arahnya dan menatapnya dengan tatapan tajam.
"Aku bukan anjingmu Raymond, aku bukan peliharaanmu," Saat aku akan berjalan ke pintu kelas Raymond menarik lenganku, aku memberontak lalu bibir Raymond mendarat di bibirku.
Aku terkejut aku memukulnya namun dia menahan lenganku dan menekankan tubuhnya pada tubuhku. Raymond memaksakan bibirku untuk terbuka dengan menggigit bibir bawahku dan memasukkan lidahnya ke dalam mulutku.
Aku memukul-mukulnya dan berharap ada seseorang yang masuk kesini dan menghentikan perbuatan Raymond yang hampir memerkosaku.
"Kara, please... please... I want you," Katanya di dalam bibirku.
Raymond masih menahan tubuhku dengan tubuhnya.
"STAHP STAHP!" Aku harap teriakanku akan terdengar oleh orang lain.
Karena mulutku masih di mulutnya suaraku teredam mulutnya. Saat lidahnya akan melilit lidahku lagi aku menggigit lidah Raymond hingga dia terkesiap dan mendorongku menjauh.
"Fuck! Kara!" Aku menangis dan memukul wajahnya. Wajah Raymond menatapku dengan tatapan horror lalu menggeleng berkali-kali.
"Kara, maafkan aku maafkan aku... bukan maksudku untuk—"
"SHUT UP RAYMOND! I HATE YOU! STAY AWAY FROM ME!""Kara..."
"Please...Raymond, aku tidak mau lagi melihatmu mendekat padaku," Aku terisak keluar kelas dan berlari menuju kamar mandi.
Berharap Dashiell tidak mengetahui hal ini.
Aku tidak ingin membuat keributan di sekolah dan tidak mau Dashiell berkelahi untukku, aku tidak mau itu terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'LL BE YOURS ( YOURS SERIES 1) KARA STORY [END]
Teen FictionKara Owen, Hidupnya tidak sama lagi semenjak kejadian tersebut menimpanya. Sahabat satu-satunya yang ia punya harus memulai tahun pertamanya di Stanford dan ia harus menjalani kehidupan sehari-harinya hanya bersama adik laki-laki dan kakak kembarnya...