28 (KARA)

2K 225 6
                                    

Sudah satu minggu aku dikurung di kamar oleh Ayahku. Ibuku bahkan tidak ingin berbicara pada Ayahku. Ini pertama kalinya aku melihat mereka berkelahi hebat. Kal-El anehnya selalu mengecek keberadaanku dan membawakanku makanan. Walaupun dia tidak mengatakan apapun padaku dia hanya membuka pintu kamarku lalu menutupnya lagi.

Berbeda dengan Barry Allen, dia membawakanku surat yang ditulis oleh Dashiell. Dashiell, rajin mengirimkan surat yang ia berikan kepada Barry lalu adikku akan memberikannya padaku dan seterusnya begitu. Aku merindukan Dashiell, sudah satu minggu lebih aku tidak berkomunikasi secara langsung dengannya.

Pandora selalu membawa berita-berita heboh dari sekolah, kudengar Raymond lebih pendiam sekarang dibandingkan dulu, bahkan Raymond mengundurkan diri dari tim baseballsekolahku.

Kal-El memutuskan komunikasi dengan Raymond setelah tahu apa yang ia perbuat padaku. Aku cukup tersanjung dengan tindakan kakak kembarku itu, kupikir dia tidak perduli lagi dengan keberadaanku, tetapi dia maish tetap membelaku dan memilihku. Kurasa benar apa kata Ibuku, Kal-El hanya tidak tahu caranya bersikap, dia mempunyai alasan sendiri kenapa dia selalu tampak menghindariku, tetapi aku tidak tahu apa alasannya hingga kini.

Aku dan Kal-El dulu sangat akrab, kami tidak bisa jika tidak tidur bersama di satu tempat tidur yang sama, walaupun kami sangat sering berebut mainan dan berbut hal lainnya, namun aku merasa Kal-El adalah sebagian dari diriku, jika tidak ada dia, rasanya tidak lengkap rasanya. Entah apa yang menimpa Kal-El hingga dia menghindariku seperti ini, kurasa semenjak luka di wajahku ada, semenjak luka ini ada.

Kudengar pintu kamarku diketuk dan tampak Ayahku yang masuk ke dalam kamarku. Otomatis aku langsung mengalihkan pandanganku darinya dan tidak mau menatap wajahnya. Aku sangat kesal pada Ayahku sekarang, sikapnya menurutku terlalu berlebihan.

"Kara, pandanglah Ayahmu..." Aku hanya terdiam dan mencoba membaca novel karya Sarah J Maas.

"Kara, please..."

"What, Daddy?"

"Kara, Ibumu sudah tidak berbicara denganku selama satu minggu jangan kau juga begini anakku... Bianca bahkan tidak ingin satu kamar lagi denganku," Aku menoleh ke arahnya dan wajah Ayahku tampak sangat bersedih. Aku tidak tega melihatnya seperti ini, satu-satunya orang yang dapat membuat wajah Ayahku gembira lagi adalah Ibuku.

"Apakah aku bersikap berlebihan dalam menghadapi anak gadisku?" Aku menatapnya lalu meletakkan novel yang kubaca di atas ranjangku, lalu mendatangi Ayahku dan memeluk tubuhnya.

"Maybe,"Jawabku singkat. Ayahku menyambut pelukanku dan mencium puncak kepalaku.

"Oh, Kara you have no idea,detik dimana Barry Allen mengatakan kalau kau... kalau kau dipaksa oleh Raymond membuatku mendidih dan panas Kara... kau tahu apa rasanya itu? Kurasa usia ku memendek sepuluh tahun! Aku bukan orang tua yang sempurna, walaupun ketiga anakku sudah beranjak dewasa dan pernikahanku bersama Ibumu sudah lama kujalani, aku masih belum tahu caranya menjadi orang tua yang baik dan Ayah yang baik, aku masih belum tahu bagaimana caranya menghadapi hal dan situasi seperti ini!"

Kulepaskan pelukanku dan kulihat wajah tua Ayahku yang mengeriput dan rambutnya memutih. Wajahnya begitu sedih seperti tidak tahu apa yang harus dia lakukan terhadap situasi ini.

"Daddy, I'm a big girl now,aku bisa melindungi diriku sendiri, aku mempunyai dua sadara laki-laki yang sangat tangguh dalam melindungiku, aku mempunyai Ayah yang luar biasa seperti dirimu, kau Ayah terbaik yang pernah aku tahu Daddy...kau Ayah terkeren yang pernah kutahu, I'm sorry, I always make you worry about me, please just release me from this house and then you can make up with Mom..."

I'LL BE YOURS ( YOURS SERIES 1) KARA STORY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang