#3 : Sematawayang

67.3K 3.5K 84
                                    

Setiba di rumah Aifa segera masuk ke dalam rumahnya,
"Assalamualaikum" ucap gadis itu
"Wa'alaikumsalam nona, nona terlihat sangat pucat segeralah bertukar pakaian. Saya akan membuatkan wedang jahe hangat untuk nona" ucap Wanita paruh baya yang biasa di panggil Mbok Darmi yang sudah mengabdi sebagai asisten rumah tangga di rumahnya selama 20 tahun lebih tepatnya sejak sebelum ia lahir.
"Iya mbok, terimakasih" ucap gadis itu dengan badan lemas menuju kamarnya di lantai dua.
Wanita paruh baya itu tak tega dan segera menyusul aifa dan segera mengambil tas sekolah aifa.
"biar mbok yang bawakan, nona setelah ini harus istirahat" ucap Mbok Darmi.
Aifa tak sanggup berkata kata, ia merasa sangat pusing.
Setiba di kamarnya, ia langsung bertukar pakaian lalu berbaring di kasurnya. Mbok Darmi langsung menyelimuti Aifa dengan selimut tebal.
"Mbok ke bawah dulu ya nona," pamit Mbok Darmi.
Aifa mengangguk.

Tak lama kemudian Mbok Darmi datang membawa Segelas Wedang Jahe Hangat.
"Ini nona, silakan diminum setelah ini nona tidur ya biar badannya pulih kembali" kata Mbok Darmi Penuh Perhatian.

اَللهُ اَكْبَر، اَللهُ اَكْبَر،
اَللهُ اَكْبَر، اَللهُ اَكْبَر
أَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّاللهُ ،
أَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّاللهُ
اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ ،
اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ
حَيَّ عَلَى الصَّلاَةِ ، حَيَّ عَلَى الصَّلاَةِ
حَيَّ عَلَى الْفَلاَحِ ، حَيَّ عَلَى الْفَلاَحِ
اَللهُ اَكْبَر، اَللهُ اَكْبَر
لاَ إِلَهَ إِلاَّالله

Aifa mendengarkan suara adzan itu dengan khusyu'
"Mbok saya mau shalat Magrib dulu" kata Aifa
"Nona kuat?" tanya Mbok Darmi
"Insya Allah saya kuat, selagi ada niat disitu ada jalan. Lagian ini bukan sakit parah, ini kan kewajiban kita sebagai umat islam" jawab gadis itu
Mbok Darmi tersenyum,
"baiklah nona," ucap Mbok Darmi sambil beranjak dan keluar dari kamar Aifa.
Aifa segera bangkit dari tempat tidurnya dan mengambil wudhu lalu melaksanakan shalat.

Waktu makan malam pun tiba, Aifa belum kuat untuk turun ke ruang makan. Beberapa saat kemudian Mbok Darmi membawa senampan makan malam dan paracetamol.
Aifapun memakan makan malamnya, meskipun tidak selera makan ia tetap makan karena itu wujud rasa syukur karena keluarga nya masih di beri rizki lebih oleh Allah, ia tak ingin mubazir. Ia memutuskan untuk minum obat selepas shalat isya dan sebelum tidur karena ia tau efek ngantuk dari obat paracetamol itu.
...

Saat tengah lelap tertidur ia terjaga di sepertiga malam. Gadis itu mengucek matanya, tubuhnya terasa lebih segar, kemudian ia melirik ke arah jam dinding.
"jam 2 pagi?" gumamnya
Ia berusaha tertidur namun sangat sukar matanya untuk tertidur. Ia terus bergeliat di kasurnya namun tak berhasil membuat Aifa tertidur.
"sudah Jam 4 saja" ucapnya
Ia menghela nafas panjang lalu memutuskan untuk pergi ke kamar kakak laki lakinya.

Aifa memiliki seorang Kakak Laki laki yang lebih tua 3 tahun darinya itu artinya usia kakak laki lakinya berkisar 20 tahunan. Armansyah Dinnur Al Kautsar namanya Aifa lebih sering memanggilnya Mas Arman. Arman adalah kakak laki laki yang baik ia begitu perhatian pada Aifa, sejak kecil Arman seperti sahabat untuk Aifa, tempat ia berteduh, bersandar, dan berbagi cerita. Membangunkan Arman ditengah malam adalah hal yang biasa, Arman akan membuat Aifa tenang setelah memberikan solusi untuk masalah tidurnya. Meskipun ada beberapa nasehat Arman yang tidak diperdulikan oleh Aifa, Arman tetap menjadi kakak yang baik untuk seorang Aifa, adik satu satunya. Arman duduk di bangku Kuliah semester kedua di sebuah universitas ternama.

Aifa menelusuri penjuru rumahnya hingga sampai di depan kamar Arman.
"Assalamualaikum, Mas Buka pintu dong" ucap Aifa sambil mengetuk pintu kamar Arman.
Namun tiada yang merespon.
"Mas tidur pulas sekali, apa dia lelah?" gumam Aifa
"Mas, Aifa Gak bisa tidur nih" ucapnya lagi
Namun tetap tidak ada yang merespon.

Suasana malam itu sangat sunyi, bahkan suara hewan malam tak terdengar sama sekali. Aifa masih berdiri di depan kamar kakaknya.
"Aneh, gak kayak biasanya Mas Arman kayak gini" batinnya
Aifa pun menggerakkan gagang pintu kamar Arman,

Kreak..

Pintu kamar itu terbuka.

Aifa langsung masuk ke kamar kakaknya, disana sangat gelap.

"Mas? mas ada di dalam??" ucap Aifa

Tetap tidak ada yang merespon.

Ia pun menyalakan lampu kamar kakaknya. Kamar itu sepi, seperti tidak tak tertinggali. Aifa terkejut melihat meja belajar arman berdebu, bukunya masih tersusun rapi.

"Mas?" ucapnya lagi.

Aifa mengamati tempat tidur kakaknya.

"seperti tidak ada yang tidur disini, seprainya bahkan tidak kusut" gumamnya lagi

HACHHI!! HACHHI!!!

Aifa yang alergi terhadap debu itu tak berhenti bersin.

Hati kecilnya bertanya tanya kemana kakaknya pergi? Dia baru menyadari sudah lama dia tidak melihat sosok yang sangat ia sayangi itu.

"Nona?" ucap Mbok Darmi yang tiba tiba datang.

Aifa terkejut mendengar suara Mbok Darmi.

"Eh mbok bikin kaget saja" ucapnya
"Nona belum tidur?" tanya Mbok Darmi
"Bukan, saya hanya terjaga. Mbok tau sendirikan kebiasaan saya kalau terjaga di tengah malam" kata Aifa
"tapi nona mas arman kan..." belum sempat Mbok Darmi selesai bicara lantunan adzan subuh terdengar lantas Aifa segera keluar dari kamar Arman menuju kamarnya untuk mengambil wudhu dan melaksanakan shalat shubuh. Sementara itu Mbok Darmi terlihat begitu gelisah.

Selesai shalat, Aifa pun mandi dan berkemas untuk pergi ke sekolah. Gadis itu menuruni tangga menuju ruang makan, terlihat disana Mbok Darmi sedang menyajikan makanan di atas meja.

"selamat Pagi Mbok" ucap Aifa penuh semangat.
"Pagi nona, silakan sarapan nona" kata mbok Darmi
"err... Mas Arman kemana ya mbok?" tanya Aifa
Mbok Darmi yang sedang membawa segelas susu tak sengaja langsung menjatuhkan nya mendengar pertanyaan Aifa.
"Mbok baik baik aja?" kata Aifa yang langsung beranjak mendekati Mbok Darmi.
"Nona saya baik baik saja" ucap Mbok Darmi sambil merapikan pecahan kaca
"hmm.. Sebelumnya Maaf nona" ucapnya lagi
"ada apa ya Mbok?" tanga Aifa penasaran
"Jadi gini nona, maaf kenapa nona terus bertanya tentang Mas Arman? Apa nona sudah lupa kalau sebulan yang lalu Mas Arman kan.. " belum selesai Mbok Darmi bicara Aifa pun tersadar akan kenyataan bahwa Kakak yang begitu ia sayangi telah berpulang ke Rahamatullah beberapa bulan yang lalu.

Aifa segera berdiri dan kembali ke meja makan, memakan setengah potong sandwich dan meneguk segelas susu yang telah dipersiapkan Mbok Darmi.
"Mbok saya berangkat ya, Assalamualaikum" pamit Aifa dengan nada suara yang lebih pelan dari biasanya. Gadis itu segera masuk ke dalam mobil dan berangkat menuju sekolah. Sepanjang perjalanan ia hanya diam tak bersuara karena mengingat bahwa dia bukanlah lagi seorang adik dari laki laki yang begitu hebat, namun kini dia hanya seorang diri. Ya! Sematawayang.

Gadis itu melamun sepanjang jalan. Dia hampir lupa bahwa alasan perubahan nya adalah kematian kakaknya itu. Ia seringkali menyakiti hati Arman, membangkang, bahkan melawan. Namun seorang Arman tetap bersikap sebagai seorang kakak yang bijak. Dia sangat menyesal karena belum memperlihatkan dirinya yang berpakaian syar'i pada Arman. Bagi Aifa Sebelum kematiannya ia hanya kekecewaan untuk Arman, dia belum sempat membuat Arman bangga dengan dirinya. Ia meneteskan air matanya, ia tak dapat membendung kesedihan nya.

"bahkan dikematianmu kamu tetap menjadi kakak yang terbaik untukku, Mas aku akan berusaha memantaskan diri untuk bisa berkumpul bersama mu dan ummi di syurga" bathin Aifa

Secret Marriage ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang