#23 : Pengorbanan

47.6K 2.2K 65
                                    

Beberapa hari telah berlalu,  Rangga dan Aifa mengikuti lomba dengan sangat baik.  Selama perlombaan tampak Rangga dan Aifa sangat kompak meskipun mereka tidak memenangkan seluruh perlombaan,  banyak yang menyukai mereka juga banyak yang memperkirakan bahwa merekalah yang akan menjadi couple sekolah nanti.

Hari ini tepat acara puncak dari festival yaitu pertunjukan bakat dari seluruh couple kelas yang di tunjuk.  Semuanya sudah mempersiapkan diri dengan matang termasuk kelas Aifa,  XI IPA 1. Farhan sebagai ketua kelas mencabut undi untuk menentukan giliran tampil kelas mereka, terakhir? Serius? Mendapatkan giliran terakhir? Entah harus bahagia atau tidak. Bukankah giliran terakhir itu adalah saat dimana para penonton sudah muak dengan acara? Apakah mereka akan memenangkan nya jika kondisi nya seperti itu?

"Asem lu han, terakhir? Apa bisa?" keluh Hanum

"mana gue tahu, lah kan gue cuma ngambil kertasnya doang" jawab Farhan

"sudah,  tidak perlu di permasalahkan.  Bagaimana jika kita ambil kesempatan ini dengan latihan sebentar? Sebagai gladi bersih?" usul Rangga

Sebagian besar anggota kelas setuju, mereka pergi menuju kelas mereka.  Namun, dari tadi Aifa sama sekali tidak melihat Azzam.  Dimana dia?

Sesampainya di kelas,  ia juga tak menemukan Azzam.  Azzam juga berperan di penampilan mereka,  semuanya bisa kacau tanpa kehadirannya.  Hingga setelah mereka selesai pun Azzam juga tak kunjung terlihat. 

"Aifa,  ayo ke ruang musik. Kita juga harus latihan penampilan kejutan yang akan kita persembahkan." bisik Rangga

Aifa mengangguk setuju.  Aifa dan Rangga berbisik pada Hanum dan Kamil lalu mereka pergi menuju ruang musik,  dan sesampainya di sana,  mereka bertemu Azzam.

"ternyata lo disini, yaudah yuk latihan" ucap Hanum

Azzam tampak tak merespon, ia tetap stay duduk di belakang drum.

"zam? Lo ga siap siap ambil posisi? Itu stick nya jatuh loh" kata Nara

"eh iya" ucap Azzam sambil mengambil stick drum yang jatuh tepat di samping kaki kirinya.

"satu..dua..tiga.." ucap Hanum

Azzam mulai menabuh drum,  Kamil memetik gitar, Hanum dengan keyboard, Rangga sebagai vokalis dan Aifa berdiri di samping Rangga karena mereka akan berduet.  Sementara itu Nara sebagai komentator yang memastikan penampilan mereka benar benar baik.

Awalnya semua tampak baik baik saja namun,  mendadak Azzam berhenti di tengah lagu dan pergi tanpa pamit.

"yah mau kemana tuh anak" gerutu Hanum

Aifa terdiam. Apakah ia telah membuat kesalahan? Menghayati lagu ini apa itu salah? Apa mungkin Azzam kesal karena Aifa dan Rangga tampak serasi? Pikiran Aifa mulai di isi dengan banyak pertanyaan.

"Ke Toilet paling" ucap Kamil yang tampak membela

"kenapa gak pamit dulu coba?" keluh Nara

"ga ada sejarahnya Azzam itu pamit" ucap Kamil

"bener. Gausah khawatir paling bentar lagi dia balik" Rangga berusaha menenangkan

Aifa teringat ucapan Azzam beberapa hari yang lalu, 

"Apakah ia benar benar cemburu? Entah kenapa Aku rasa alasannya pergi bukan karena ia ingin ke toilet" batin Aifa

Aifa tidak tahu apakah kali ini apa yang ia pikirkan tentang Azzam adalah benar.  Apakah ia benar benar sudah bisa membukakan hati untuk nya.

"kalau gue jadi Azzam gue ga akan sanggup" ucap kamil

"maksud lo?" Hanum menyela ucapan Kamil

"iya,  kalau gue jadi Azzam gue ga akan kuat nahan lama lama ntar kena kencing batu" celetuk Kamil

Secret Marriage ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang