#33 : Mistake

48K 2.2K 45
                                    

"Azzam... " Air mata Aifa mengalir semakin deras

Aifa menggenggam tangan Azzam dan meletakkan nya di pipinya.

"Azzam, aku tau kamu cuma bercanda kan? Ayo bangun plis jangan kayak gini" ucap Aifa lirih

"Aku mohon bangun zam! Kenapa? Kenapa kamu harus begini? Aku mohon jangan!" Aifa semakin tak terkendali

Segera Ustadzah Yasmin memeluk menantunya itu,

"sudah sayang, kamu gak boleh kayak begini. Mau bagaimanapun semua ini sudah menjadi kehendak Allah. Kita harus ikhlas menerimanya yah" bisik Ustadzah Yasmin

"nggak mi! Azzam udah berjanji tidak akan pernah meninggalkan Aifa!" Aifa masih bersikukuh dengan prinsip nya

"Sayang, Kamu jangan begini lagi pula Azzam sudah bahagia sayang." ucap Bunda Marwah membelai kepala Aifa

"bahagia bagaimana? Bunda, Ummi Aa Azzam belum meninggal!" ucap Aifa masih bersikeras

"fa, aku tau rasa cinta kamu ke Azzam itu sangatlah besar tapi percaya atau tidak Azzam sudah benar benar pergi kamu jangan menangis terus dia pasti bakal sedih" ucap Kamil

"iya fa, meskipun aku tau ini bukanlah pertama kali kamu merasa kehilangan tapi mau tidak mau kamu harus ikhlas. Kamu tau kan kalau Rencana Allah itu sebaik baik rencana?" ucap Rangga

"fa, memang kehidupan ini sulit di tebak. Aku mengerti ini pasti sangat berat fa, aku mohon cobalah ikhlas" Tambah Nara

"Aifa, Ingat Azzam akan bahagia jika kamu bahagia kan? Jangan terus keluarkan air matamu ia pasti sangat sedih sekarang" Ucap Hanum

"Kalian ini kenapa sih? Azzam itu gak mati! Dia masih hidup aku bisa rasain itu. Aku percaya dia gak akan pernah langgar janjinya!" Aifa tetap meyakini pemikirannya

Pak Al Kautsar datang mendekat lalu ia memeluk putri sematawayangnya itu, perlahan air matanya menetes.

"Sayang, abi tidak pernah mengerti kenapa harus selalu kamu yang merasakan ujian seberat ini. Berulang kali bertemu dengan kehilangan, Apakah hati mu sekuat itu sayang? Jika bisa memilih lebih baik abi saja yang menerima semua rasa sakitmu sayang" ucap Pak Al Kautsar

Aifa mengencangkan pelukannya, ia hanya bisa menangis. Bagaimana tidak sedih? Secara tiba tiba suaminya, orang yang begitu ia cintai pergi begitu saja tanpa pamit.

Setelah melepas pelukan bersama ayahnya Aifa kembali menggenggam tangan Azzam yang sudah hampir kaku, ia meketakan tangan kanan dan kiri Azzam di dada seperti posisi seseorang yang sedang shalat.

"Azzam aku mohon kembalilah. Kamu tega tinggalin aku sendirian? Ku mohon kembalilah" tangan Aifa masih di atas punggung tangan kanan Azzam

Tiba tiba Aifa merasakan sesuatu, jemari Azzam bergerak! Seolah nyawanya benar benar kembali seperti keinginan Aifa.

"Abi! Azzam masih hidup!" teriak Aifa kegirangan

Semua orang di ruangan itu hanya terdiam, menyangka Aifa hanya berhalusinasi kecuali, Rangga. Rangga mendekatinya dan melirik jasad Azzam dan memberanikan diri menyentuh pergelangan tangannya. Tiba tiba jemarinya benar benar bergerak walau tak melakukan banyak gerakan dan detak jantungnya mulai terasa walau belum jelas. Segera Rangga keluar ruangan memanggil dokter. Dokter pun langsung masuk dan memeriksa keadaan Azzam, semua orang diminta keluar namun Aifa tetap ingin di dalam ruangan bersama suaminya dan dokter mengizinkannya.

Aifa melihat semua hak yang di lakukan dokter, sesekali ia berdelik ngeri terutama saat dokter menggunakan alat pemacu detak jantung. Dan Subhanallah! Gelombang detak jantung Azzam terlihat di monitor. Terlihat ekspresi wajah para tim medis sangat terkejut seolah ini adalah hal pertama yang mereka lihat.

Secret Marriage ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang