Before the Day (2)

38.9K 2.8K 35
                                    

Tepat pukul 15.00 WIB Aifa, Azzam dan keluarga sampai di Rumah keluarga Ustadzah Yasmin di jawa Barat. Saat turun dari mobil Aifa terpesona melihat Rumah yang ada di hadapannya bagaimana tidak,  rumah nya sangat sederhana. Rumah itu memiliki atap dengan bentuk seperti pelana dan memanjang, rumahnya sangat sederhana tanpa pernak-pernik atau lekukan yang rumit. Rumah itu memiliki dua bidang atap. Kedua bidang atapnya dipisahkan oleh jalur suhunan di tengah bangunan rumah. Batang suhunan sama panjangnya dan sejajar dengan kedua sisi bawah bidang atap yang sebelah menyebelah, sedangkan lainnya lebih pendek dibanding dengan suhunan dan memotong tegak lurus di kedua ujung suhunan itu.

Melihat mata Aifa yang berbinar binar Azzam tersenyum tipis.

"kamu kenapa kelihatan interesting gitu?" tanya Azzam

"to be honest,  Aku ga pernah ke pedesaan kayak gini" jawab Aifa

"serius?" tanya Azzam

Aifa mengangguk "iya"

"ayo masuk" ucap Azzam

"ah iya" jawab Aifa mengikuti Azzam

Saat masuk ke dalam, Aifa sangat tertarik sekali karena rasa tradisional nya masih terjaga.  Semua orang dipersilakan duduk di ruang depan yang disebut tepas. Tepas ini di biarkan kosong tanpa perabotan, baru jika ada tamu yang datang yang punya rumah menggelar tikar.

Aifa merasa nyaman sekali,  untuk pertama kalinya ia melihat rumah tanpa lantai keramik.  Juga dinding bangunan terbuat dari anyaman bambu,  yang dapat dilewati udara, jendela yang selalu terbuka dan hanya ditutupi kisi-kisi bambu maka udara dapat bebas masuk dalam ruangan, sehingga suhu didalam ruangan tidak panas. Dinding yang ringan terbuat dari anyaman bambu yang dapat menyerap dan mencegah terjadinya panas akibat radiasi matahari sore hari. Selain itu material dinding yang terbuat dari anyaman bambu memungkinkan udara untuk masuk ke dalam rumah.

Selain itu ada juga pintu dan jendela yang mempunyai daun pintu dan daun jendela tunggal. Materialnya terbuat dari kisi – kisi bambu yang dapat ditembus oleh udara, hal ini membuat suasana di dalam rumah tetap nyaman.

Setelah berkenalan dengan keluarga Ustadz Hamdan,  Azzam mengajak Aifa pergi ke suatu tempat.

"mau kemana sih zam?!" keluh Aifa sambil memegang kaki dengan posisi rukuk

"ikut aja" jawab Azzam

Setelah berjalan cukup jauh, mendaki cukup tinggi, dan melewati medan yang tak mudah Azzam pun berhenti.

"kalau kamu gak pernah ke desa itu artinya kamu tidak pernah melihat ini" ucap Azzam

Seketika Aifa ternganga, melihat hamparan kebun teh di tambah dengan udara yang sejuk dan segar.

"maasyaAllah,  indahnya. Aku ga nyangka bisa melihat ini secara langsung" ucap Aifa

"kamu tidak pernah liburan?" tanya Azzam

"samasekali tidak" ucap Aifa singkat sambil tersenyum masam.

"Aifa,  ini hari terakhir kita kan? Jadi ga salah kalau kita melakukan apa yang selama ini tidak bisa di lakukan" ucap Azzam

"maksud kamu hari terakhir?" tanya Aifa

"Hari terakhir kita sebagai orang lain" ucap Azzam

"ya,  ga terasa secepat ini" jawab Aifa

"besok mau tidak mau kita akan menjadi keluarga" ucap Azzam perlahan

"akan saling terikat baik lahir maupun batin" kata Aifa

"harus belajar bukan sebagai orang asing" kata Azzam

"Aku belum benar benar yakin akan hal ini" kata Aifa

Secret Marriage ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang