"Manusia tidak akan tau bagaimana takdir. Tapi manusia tau bagaimana dia harus siap untuk takdir"
"Bagaimana dengan hasilnya?" Tanya wanita itu sambil merapikan rambut yang sebenarnya sudah rapi.
"Excellent Rose!" Jawabnya sambil tersenyum puas.
Tak sadar Rose pun ikut tersenyum. Bagaimana tidak, impiannya dari kecil terwujud. Walaupun Rose masih duduk di bangku SMA, pekerjaannya sebagai model inilah suatu kebanggaan baginya,
Tapi tidak bagi ibunya.
"Untuk minggu ini, istirahat saja dulu, karna minggu depan kau akan padat dengan jadwal foto majalah di gucci" Ujar sang manager.
Rose mengangguk."Bagaimana dengan jadwal sekolahmu?"
Rose tertegun, oh ya.. Itu yang harusnya ia pikirkan pasti akan ada semburan nenek sihir yang tak akan habis habisnya menyuruhnya rajin belajar.
"Seperti biasa" Jawab Rose singkat.
"Bagaimana dengan ibumu?"
Rose tersenyum kecut. "Sudah lah Mr.Bil , aku sudah kebal dengan ancamannya"
Rosepun pamit untuk pergi, dengan segera ia mencari taxi lalu pulang ke rumah. Rose berharap sang ibu masih di butik, agar ia terhindar dari amarahnya itu.
Semenjak kedua orang tuanya pisah, ibu nya lebih sensitive dan sering menyibukkan diri di butik. Entah apa yang membuat mereka pisah, yang jelasRose hanya tau karna ayahnya pindah kerja ke australia dan ibunya menolak ikut. Itulah alasannya. Konyol untuk di fikirkan, masalah sepele harus bercerai, sepertinya otak Rose saja yang terlalu bodoh mendengar alasan mereka berpisah.
Dengan pekerjaan Rose sebagai model ini, ia bisa melupakan kenangan manis tentang keluarganya, mengurangi beban sang ibu dan terakhir mewujudkan impian nya.
Kau tau? Impian Rose sebagai model sudah di impikan dari ia masih kanak kanak di mana ia mengenal temannya dari sang ayah yang amat cantik dan terkenal itu, dan lagi lagi ibunya Rose berkata bahwa ia membencinya. Sudahlah, hidup Rose memang seperti benang kusut, sukar untuk mencari ujungnya.
Akhirnya taxi sudah mengantarRose sampai teras, dan ia menghela nafas lega karna mobil ibunya belum terparkir yang bertanda bahwa sang ibu belum pulang.
Rose pun dengan segera masuk ke dalam rumah, lalu mengganti pakaian dengan pakaian santai.
Ia berharap ibu membawakannya kimchi rebus, makanan favorite Rose. Walaupun ibu sibuk, ia tak pernah lupa akan anaknya di rumah.
Selang beberapa menit, Rose membaringkan badannya, ia mendengar suara pintu, Bertanda ibu sudah pulang.
"....Tenang saja bomi, aku yakin Rose akan menyetujuinya.."
Apa? Aku?
Rose sontak turun dari kasur lalu berlari ke arah pintu seraya menempelkan telinga di pintu agar suara ibunya terdengar jelas.