"Hidup itu seperti seni menggambar tanpa penghapus"
Kejadian tadi pagi masih terbayang-bayang di benak Rose. Tak habis fikir dengan sikap munafik kedua temannya itu. Karena kekesalannya yang timbul kembali membuat Rose merasa kimchi yang lezat ini menjadi hambar, makan malam kali ini pun di isi oleh rasa hambar juga tatapan yang kosong. Wanita itu tak sadar bahwa sedari tadi Chanyeol memperhatikannya.
"Rose??"
Pria itu menyeritkan dahi, sebenarnya Chanyeol tau apa penyebab Rose menjadi pendiam hari ini. Kejadian tadi pagi tak hanya orang-orang bersangkutan dan yang menyaksikan saja yang tau, bahkan adik kelas, para guru, juga kepala sekolah sudah mengetahuinya dalam waktu singkat.
Tadi pagi, setelah berita itu sampai di telinga Chanyeol, pria itu segera mencari Rose di kelasnya, namun ternyata Jisoo memberitahukan padanya kalau Rose berkemas dan pulang. Chanyeol ingin menyusul, tapi karena ia ingat Rose memang tak akan ikut pelajaran jika suasana hatinya buruk membuat Chanyeol membiarkan Rose menenangkan diri.
Rose masih terhanyut pada lamunan, tatapannya masih kosong, membuatnya tak mendengar suara Chanyeol yang memanggilnya sedari tadi. Ia merasa Pendengarannya tiba-tiba tertutup.
Chanyeol berdehem untuk sekian kalinya, "Rose.. Kau tak merasa ada yang ketinggalan?" Tanya Chanyeol berusaha mengajak Rose berbicara.
Chanyeol kembali berdehem, deheman kali ini terdengar berat dan keras
Rose terkesiap, dengan sontak ia menoleh ke arah Chanyeol.
"Kau berbicara apa tadi? Maaf aku tidak dengar apa yang kau ucapkan" Rose mengerjap.
"Kau tidak merasa ada yang hilang atau tertinggal?"
Rose berfikir sejenak, lalu mengangguk pelan.
"Buku kecilku hilang, sepertinya ketinggalan di dalam taxi atau mungkin jatuh di jalan"
Chanyeol mengangguk faham sembari melahap sesuap makanan yang sudah menunggu lama di sendoknya.
"Buku itu ada padaku"
Mendengar itu seketika mata Rose melebar, "Benarkah? Kau dapat dari mana?"
"Yes, terpancing" Girang Chanyeol dalam hati, akhirnya pria itu berhasil mengambil perhatian Rose dari fikirannya yang kusut tadi.
"Seorang pemuda yang memberikannya padaku saat ia mencarimu di sekolah"
Alis Rose bertautan. "Seorang pemuda?" Rose mencoba mengingat-ingat wajah pemuda yang di maksud itu.
"Bagaimana ia tau dimana sekolahku?" Tanya Rose. Chanyeol hanya mengangkat kedua bahu sambil menggeleng.
"Yang jelas bukumu sudah ada padaku"
Rose mendengus, bibirnya kembali melengkung kebawah.
"Tentang buku itu, buang saja. Kalau kau tidak mau membuangnya, buku itu untukmu saja: