"Aku ingin menjadi satu satunya, bukan salah satunya. Bisakah?"
Seperti biasanya, untuk berangkat sekolah pastilah Rose lebih dulu karena ia bisa-bisa di tutup pagar oleh penjaga sekolah. Sebelum hal itu terjadi lebih baik Rose berangkat setengah jam sebelum bel masuk kelas berbunyi.
Kini Chanyeol berdiri di depan cermin memperbaiki kerah kemeja agar lebih rapi. Tiba-tiba ia tersenyum sendiri, mengingat kejadian tadi malam memang membuatnya bahagia. Dan terlebih bahagianya lagi, ia bisa melihat wajah Rose saat tertidur lebih lama, sampai-sampai Chanyeol tidur larut malam hanya karena berlama-lama memperhatikan wajah tenang nan cantik Rose saat wanita itu sudah tertidur pulas.
Tok Tok Tok!
Mendengar suara ketukan tersebut, Chanyeol pun membukakan pintu kamar dan ternyata Joo hyun yang sedang berdiri di sana.
"Selamat pagi, Aku membuatkan mu Dakjuk. Awalnya aku ingin memberikannya juga pada Rose, tapi Rose menolaknya" Ucap Joo Hyun sembari memancarkan senyum terbaiknya.
Chanyeol terdiam, ia hanya membalas dengan tatapan.
"Aku sudah menyiapkannya di meja makan"Chanyeol mengangguk, tak enak untuk di tolak, lebih baik ia menerimanya lalu segera berangkat ke sekolah.
Chanyeol pun duduk di kursi meja makan, lalu menyantap Dakjuk itu. Hm, lumayan juga rasanya. Setidaknya tidak buruk untuk di rasa.
"Kau hebat memasak rupanya"
Joo Hyun tertawa malu, "Terima kasih, aku tidak hebat kok! Baru belajar saja"
"Kau juga hebat membersihkan rumah"
Joo hyun hanya membalas dengan tawa kecil, "Habiskan lah, biar mangkukmu akan ku cuci kan"
"Terima kasih"
Sejujurnya ada untungnya wanita ini di rumah, selain rumah terlihat bersih, ia juga jago masak, dan bisa menjadi bahan untuk membuat Rose cemburu.
Maka dari itu, tadi malam Chanyeol sengaja menyaut obrolan Joo Hyun, ia sempat melirik Rose yang sudah tidak nafsu makan itu, entah mengapa Chanyeol merasa wanita itu menjadi menggemaskan jika cemburu begitu. Dan tambah membuat pria itu semakin ingin membuatnya cemburu.
Selang detik kemudian, ponsel Chanyeol berbunyi bertanda ada panggilan masuk. Ia pun segera melihat layar ponsel, dan tertera nama sepupunya di sana.
Alis Chanyeol bertautan, tumben sekali orang ini menelfonnya pagi-pagi.
"Halo?"
"Halo? Chanyeol! bisakah kita bertemu sebentar, di Cafe biasa, ini penting"
Dahi Chanyeol terlipat, sepertinya ada yang aneh dari dia sehingga terdengar buru-buru.