"Cinta itu indah. Dan indah itu bukan hanya tentang sebuah kesenangan. Bahkan kesedihan pun di kata indah jika kau dapat mengatasinya."
Ceria matahari menyambut pagi Rose. Kini wanita itu telah bersiap untuk berangkat sekolah. Seperti biasa, Chanyeol sudah pasti keadaan siap pula di ruang makan, terlebih dahulu hadir sebelum Rose.
"Pagi" Sapa Rose lalu duduk di kursi makan.
"Kau makan dengan.. Tunggu-" tengah membalas ucapan Rose seketika Chanyeol berhenti bicara. Alisnya bertautan saat melihat penampilan Rose yang berbeda.
Rose yang terengah itu sontak bertanya, "Ada apa?"
"Seperti ada yang berbeda darimu?"
Rose tersenyum, lalu menggulung ujung rambutnya "Maksudmu ini?"
Chanyeol hanya menarik nafas, sembari menyuap suapan terakhirnya, ia pun berdiri berjalan melewati Rose dan melangkah ke tempat piring kotor.
Usai menaruh piring, ia melangkah mendekati Rose lalu membuka ikat rambut wanita itu.
"Kau ingin memamerkan lehermu ya?" ucap Chanyeol lalu mengantongi ikat rambut Rose dalam sakunya.
Rose sontak memegang rambut nya " Yak! Kembalikan!!"
Chanyeol bersiul, tak memperdulikan sorakan Rose dari ruang makan. Ia berjalan keluar untuk berangkat lebih dulu kesekolah.
Tapi sempat pria itu berhenti lalu menoleh ke arah Rose sembari berkata, "Saat pelajaranku nanti, aku tak mau lihat kau menggunakan make up"
***
Rose kini sudah sampai di kelas. Semua murid sudah hadir. Biasanya Jisoo lebih dahulu datang di bandingkan Rose, tapi sekarang bangku sahabatnya itu masih kosong.
"Kang Hyi Re, Jisoo belum datang sedari tadi?" Tanya Rose memastikan.
Kang Hyi Re menggeleng, "Molla. Tanyakan pada Ketua kelas"
Rose pun berjalan ke bangku June. "Pagi June. Aku ingin bertanya, Apakah Jisoo-"
"Seseorang mengantarkan surat izin sakit" potong June lalu di akhiri dengan senyum manisnya.
Kening Rose mengkerut, "Sakit? Bisa aku lihat surat izin sakitnya?"
June mengangguk, "Tentu". Lalu memberikan surat itu kepada Rose.
Lalisa manoban dan kim Jisoo izin sakit di karenakan tidak enak badan. Saya wali beratas nama Oh Sehun
Membaca kalimat terakhir membuat Rose semakin kebingungan. "Sehun?" gumam Rose.
"Ada apa, Rose?"
Rose menggeleng, "Tidak. Terima kasih June."
June mengangguk melemparkan senyum pada Rose, "Ya, Sama-sama"
"June"
"Ya?"
"Bisa aku minta tolong?"
June terdiam sejenak, lalu mengangguk pelan. "Minta tolong apa?"
"Kalau guru-guru bertanya keberadaanku, jawab saja aku sakit perut dan izin ke toilet"
June kembali terdiam, ia berfikir sejenak, pria itu sudah tau bahwa Rose pasti ingin meninggalkan kelas, dan berbohong dengan alasan palsu sangat susah untuk June.
"Tolong aku" Pinta Rose.
June akhirnya mengangguk sembari menatap mata Rose, "Baiklah"
Rose tersenyum riang, " Terima kasihhh!!"