#31

1.6K 161 25
                                    

"Mereka yang bangkit setelah dihantam badai tidak akan merasa terusik di serang gerimis"

Berharap Chanyeol mengatakan ungkapan cinta setelah berciuman tapi nyatanya tidak. Tapi Rose selalu meyakinkan bahwa Ciuman itu sebagai tanda bahwa pria itu mencintainya, walaupun keyakinan yang kurang kuat.

Kini Rose menatap dirinya ke pantulan cermin. Merasa dirinya banyak kekurangan, bagaimana pria itu bisa mencintainya?

Lagi-lagi pikiran negatif datang menyapa. Sebenarnya jika hanya sebuah perhatian, sebuah keromantisan, dan sebuah kekhawatiran tanpa ungakapan cinta untuk peresmian semua perlakuan itu tak ada apa apanya bagi Rose.

Ia menarik nafas dalam lalu menghembus berat, ia mengangguk pada cermin. Baiklah, aku akan menunggu.

Tiba-tiba ponsel Rose berdering, tertera nama Jisoo di layar ponselnya.

"Halo?"

"....."

Seketika kening Rose mengkerut, "Yak! Kau mengapa menangis?"

Jisoo masih menangis di ujung sana. Ia mengharap Rose menemaninya malam ini, lebih tepatnya menghibur temannya yang sedang sedih itu. Temannya sedang membutuhkannya, dan Rose harus ada untuknya.

Seusai menelpon dan berpakaian. Rose segera keluar kamar. Ia melewati Chanyeol yang sedang membaca buku di ruang tengah.

"Kau mau kemana?" Tanya Chanyeol kepada Rose saat ia terengah dengan pakaian Rose yang amat rapi, makeup yang teroleskan lebih tebal dari biasanya, dan rambut di urai mengkilau.

"Kau mau kemana?" Tanya Chanyeol kepada Rose saat ia terengah dengan pakaian Rose yang amat rapi, makeup yang teroleskan lebih tebal dari biasanya, dan rambut di urai mengkilau

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rose tak menjawab namun langkahnya terhenti untuk menoleh ke arah Chanyeol.

"Mengapa kau berdandan berlebihan begitu?" Tanya nya lagi, kini suaranya naik setengah oktav.

"Aku ingin bertemu dengan Jisoo"

"Kenapa tak pamit padaku? Langsung lewat begitu saja"

Rose memutarkan kedua bola matanya, sifat Chanyeol yang layaknya seorang ayah keluar lagi.

"Aku buru-buru"

"Sampai jam berapa kau pulang?"

Rose melihat jam tangannya, "Aku tidak tau, sampai jisoo tak membutuhkanku lagi"

Chanyeol mendesah pelan, "Kau ingin pergi kemana?"

Rose kini terdiam, ia akan pergi ke bar, Jisoo sedang berada di sana sekarang. Bar adalah salah satu tempat meluapkan kesedihan sahabatnya itu. Rose tau bahwa Jisoo akan mabuk berat sehingga sebelum hal aneh terjadi, Rose harus segera bertemu dengan Jisoo.

Dari cara bicara nya yang kurang jelas di telpin saja membuat Rose tau bahwa Jisoo sudah mulai mabuk berat.

"Aku buru-buru. Maafkan aku" Rose pun melangkah cepat meninggalkan Chanyeol Walaupun pria itu memanggil namanya banyak kali, tetap saja Rose tak menoleh.

Te Amo, RoseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang