Dimanapun bangkai tersembunyi, baunya akan tercium juga.
Rose kini bersama ketiga musuhnya itu di tepi jalan kecil yang sepi nan gelap, dimana mereka yakin sangat sedikit untuk orang-orang melewati jalan itu. Rose sengaja di tarik paksa ketempat itu, karena tak mungkin Nana dan sahabatnya itu melakukan pembalasan di depan umum,bukan?
Rose terhempas ke dinding, matanya menyorotkan ketakutan membuat Nana, Son Ye, dan Nalkyung bahagia bukan main.
"Keluarkan perekam suara, mari kita rekam pengakuannya, dan kita sebar di sekolah. Biarkan ia merasakan malu seperti rasa malu saat aku di tendang dari sekolah" Ucap Son Ye dengan seringai puas.
Nana mengeluarkan perekam suara di arahkan alat itu ke dekat wajah Rose. "Rose, jujurlah. Sudah berapa lama kau menikah dengan Chanyeol Seonsangnim?"
Rose tetap mengunci mulutnya, sialan! Ia benar-benar ketakutan. Nana yang geram itu, mencengkram kedua pipinya membuat pipi Rose menjadi bertumpuk nan nyeri.
"Ayo jawab"
Rose tetap terdiam. Ia bahkan berusaha memberanikan diri menatap Nana yang memancarkan tatapan benci itu. Rose menepis tangan Nana, ia harus bisa melawan teman munafiknya ini.
"Busuk sekali sikap mu, Nana" Sengit Rose. Nana tergelak, ia mendekatkan mulutnya ke telinga Rose. "Ku harap kau tidak berkata seperti itu lagi padaku. Atau kau akan merasakan layaknya seperti Lin Ah"
Rose menelan ludah, ia ingat sekali teman sekelasnya saat SMP yang bernama Lin Ah itu, teman yang terbully karena dari anak bawah yang selalu meraih nilai seratus membuat Nana dan teman-temannya mencoba membully Lin Ah dengan cara melecehkannya, bengis sekali!
"Ayo Rose, ini sudah larut malam, segera lah mengaku!"
Rose menggeleng, "Aku tidak akan mengaku! Chanyeol Seonsangnim memang bukanlah suamiku! Kalian telah menuduhku!"
Rose harus bisa menutupi hal itu sampai benar-benar memang tak bisa tertutupi. Bukan masalah ia yang tak menganggap Chanyeol. Tapi rasa malu yang besar ia juga tak mau tanggung. Apa lagi sampai Jisoo, Lisa dan Lucas mengetahuinya, Rose yakin mereka akan segera menjauhi dirinya karena merasa gengsi.
Nana tersenyum tipis, "Oh ya? Aku sudah mempunyai banyak bukti" Nana membuka layar ponselnya, di tunjukkannya Chanyeol sedang memakan bekal dengan tempat makan yang mirip sekali dengan milik Rose.
"Kau fikir hanya aku yang memilikinya, Hah?!" Rose mencoba mengelak.
"Sudahlah kau mengaku saja, Sialan!" Son Ye yang murka itu menampar pipi Rose. Rose tertegun, ia memegang pipinya. Untuk pertama kalinya Rose di tampar oleh orang lain, membuat Rose naik pitam seketika.
"BERANINYA KAU MENAMPARKU!" Rose bergerak maju, menarik kasar rambut Son Ye, melihat itu dengan sontak Nana dan Nalkyung menarik Rose dan mendorongnya hingga terhentak ke dinding.
"Yak! Kau membuat rambutku rusak! Dasar Jalang!" Son Ye melotot, auranya memancarkan kemarahan yang dahsyat, selain dendam kepada Rose ia paling benci di jambak seperti itu.
Son Ye langsung melangkah mendekat dan mendorong bahu Rose hingga ia terhentak lagi ke dinding, tangan kanannya naik ke udara, berniat untuk menampar Rose, namun seketika tangan itu terhenti.
Cekrek!
Mereka berempat sontak menoleh.
"Kalian ribut sekali" Ucap pria itu sembari melihat hasil fotonya. Ia mendongak menatap bergantian keempat wanita itu. Pria itu pun berjalan mendekat, lalu tersenyum ke arah Rose.
"Wah ternyata kekasihku ada di sini" Pria itu kembali menoleh, ia menoleh kea rah Son Ye yang masih terpaku itu. "Son Ye? Sedang apa kau di sini"
Son Ye seketika menurunkan tangannya, ia tersenyum paksa kea rah pria itu. "Eunwoo Oppa. Selamat malam" Son Ye membungkukkan badan sedangkan Nana dan Nalkyung masih mengerjap dan terdiam di tempat.