#40

1.5K 128 20
                                    

"Nyonya Sandara baik baik saja, jangan khawatir" ucap Dokter itu pada akhirnya.

Rose menghembus nafasnya, Chanyeol sontak mendekapnya, mengelus lembut kepalanya. Pria itu adalah saksi betapa takutnya Rose atas kejadian pada ibunya. Ibunya terlihat pucat di atas kasur rumah sakit itu membuat Rose terkadang berfikir mengapa ia rela sesibuk itu hingga tak memikirkan kesehatannya.

Rose ingin sekali sesekali memarahi ibunya yang kadang keras kepala itu, ibunya selalu menghabiskan waktu di butik, entah apa yang ia lakukan di sana. Rose selalu berfikir bahwa ibunya hanya memikirkan uang-uang-dan uang. Gadis itu terkadang juga heran, mengapa ibunya berbeda sekarang. Bukan dari sikap saja, bahkan cara berpakaian dan berias juga sudah berbeda.

Untuk menenangkan Rose yang sedikit lebih tenang dari sebelumnya itu pun membuat Chanyeol mengajaknya duduk di kursi tunggu rumah sakit.

"Kau tau apa yang kupikirkan sekarang?" tanya Rose pada Chanyeol.

Chanyeol menoleh. Bertatapan.

"Aku memikirkan ada yang berbeda dari Eomma"

Chanyeol menyeritkan pelan dahinya, tampak bertanya-tanya.

"Berbeda?"

Rose menganggukm "Hm-hm, kau bisa lihat dari caranya merias diri"

Chanyeol masih bingung dengan ucapan Rose.

"Chanyeol, perhatikanlah Eomma, ia memakai gincu lebih merah dari biasanya, ia memakai blush on lebih merah muda, ia juga memakai wig yang berkilau, bukan kah itu tampak berbeda?"

Chanyeol mengangguk pelan, "Ya, aku juga merasa Ajhumma sedikit berbeda"

Seketika Rose terengah akan sesuatu, ia membulatkan matanya, "Apakah itu tanda-tanda Eomma akan menikah lagi?"

Mendengar itu Chanyeol seketika tergelak, "Yak, kau yang benar saja? Eommamu saja sibuk di butiknya, bagaimana ia sempat kencan dengan pria?"

Rose pun terdiam sejenak, ucapan Chanyeol ada benarnya juga. Mungkin ada alasan lain Eommanya berbeda seperti itu.

"Mungkin Ajhumma sengaja begitu untuk menarik perhatian pelanggan, kalau Style ibumu bagus pasti orang akan tertarik belanja di butik ibumu"

Rose mengangguk setuju, ini lebih masuk akal. "Ya, kau benar, mungkin seperti itu"

Tak lama kemudian, Sarah, pembantu Sandara datang menyapa mereka.

"Oh, Nona Rose"

"Ah, Annyeong Sarah!" ucap Rose sembari bangkit dari kursi, "Kau dari mana?"

"Aku baru saja dari butik, alat rias madam tertinggal saat pingsan dan ia harus memakainya saat siuman nanti"

Rose tertegun, untuk apa Eommanya merias diri jika sedang sakit begini.

"Kalau begitu, aku masuk ke dalam dulu Nona"

"Tunggu!"

Sarah menghentikan langkahnya, ia ragu untuk berbalik badan dan menoleh.

"Sarah, ada apa dengan Eomma? Mengapa harus berias diri walaupun keadaan seperti ini?"

Sarah mencoba menoleh, "Madam harus memakai riasan setiap saat"

"Maksudmu? Apa alasannya?"

"M-madam harus terlihat cantik di depan pria"

"M-mwo?", Rose sedikit terkejut mendengar jawaban Sarah, "Bukan kah tidak ada pria di sini kecuali Chanyeol?"

Te Amo, RoseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang