"Tak perlu membandingkan sesuatu, biarkan bersinar seperti bulan dan matahari yang bersinar pada waktunya"
Rose masih memandangi balonnya itu, betapa senangnya ia mendapatkan balon yang persis ia inginkan dulu. Ya, walaupun Rose bukan anak kecil lagi yang pasti senang mendapatkan balon. Chanyeol yang sedari tadi memperhatikan Rose itu tak menyadari bahwa terlukis senyum pada bibirnya, baginya Rose sangat menggemaskan dengan balon itu."Kau mau melihat balon itu sampai berapa lama?"
Rose menoleh lalu terkikik, "Aku suka sekali dengan balon ini"
"Lucu sekali" Gumam Chanyeol.
"Eomma.. aku ingin sekali balon itu!!" Seorang anak kecil menunjuk ke arah balon milik Rose.
Wanita paruh baya itu berjalan menghampiri Rose, "Permisi Agasshi dimana kau membeli balon itu?" Tanya wanita paruh baya itu.
Rose terdiam sejenak, sekilas melirik ke anak kecil yang tengah merajuk ingin balon yang Rose pegang saat ini.
"Aku membelinya di dekat bianglala"
Wanita paruh baya itu mengangguk faham, "Padahal saya sudah mencari keliling penjual balon, ia tetap tidak mau balon yang lain kecuali balon yang berbentuk hati itu"
"Aku rasa memang balon itu sisa satu, karena istriku ingin balon bentuk hati, aku membelikan balon itu untuknya. Maafkan aku" Timpal Chanyeol sembari membungkukkan badan, sebagai tanda permohonan maaf.
Wanita itu mengerjap, "Omo! jangan seperti itu, tidak apa-apa, kau yang dahulu mendapatkan balon itu, aku yang harusnya meminta maaf karena anakku yang terlalu rewel ini"
Anak kecil itu semakin menangis membuat ibunya tersenyum paksa ke arah Rose, "Sekali lagi Maafkan anak saya, dia memang rewel sedari tadi. Terima kasih atas informasinya"
Si ibu pun membawa dirinya dan anaknya melangkah pergi dari tempat itu, namun langkahnya terhenti saat Rose memanggil wanita itu.
"Ajhumma!"
Wanita paruh baya itu menoleh, dengan segera Rose menghampirinya.
Ia pun jongkok, agar rendah tubuhnya setara dengan anak kecil itu. Anak kecil yang sedari tadi menangis kini terdiam.
Rose melemparkan senyum hangat, dan memberikan balonnya kepada anak kecil itu.
"Ini untukmu manis, jangan menangis lagi ya" Ucap Rose sembari menyeka air matanya yang membuat pipi anak kecil itu basah.
"Terima kasih, kau baik sekali lagi, sekali lagi terima kasih" Balas ibunya dengan senyum bahagianya.
Rose berdiri lalu mengangguk, "Sama-sama, anakmu manis sekali, aku menyukainya. Maka dari itu aku memberinya balon"
"Maafkan aku tadi menyebutmu dengan Agasshi , aku kira kau belum menikah"
Rose terkekeh pelan, "Tidak apa-apa Ajhumma"