#16

2.7K 215 13
                                    

"Logika cinta itu seperti parasut, akan berfungsi jika terbuka"


Beberapa jam yang lalu...

Chanyeol memperhatikan Rose yang langsung bergegas ke kamarnya itu, saat wanita itu menutup pintu kamarnya dengan segera Chanyeol keluar rumah. Ia menyalakan mobil dan berniat kembali ke tempat di mana Capit Boneka itu berada.

Sampainya ia di tempat tujuan, Chanyeol langsung bergegas masuk ke dalam swalayan.

"Permisi, bolehkah aku meminta bantuan?" Tanya Chanyeol terdengar tergesa-gesa. Pria itu memang ingin mendapatkan boneka itu dengan cepat agar dapat memberikannya kepada Rose sebelum ia masuk ke dunia kapuk.

"Ada apa ,Tuan?"

"Aku ingin itu" Chanyeol menunjuk ke arah keluar swalayan, ke arah mesin Capit Boneka.

"Kau tinggal memasukkannya dengan koin" Balas wanita muda itu.

Chanyeol menggaruk tengkuknya yang tak gatal itu, "Bukan itu maksudku, maksudku adalah aku ingin boneka itu tanpa harus mencapitnya"

Wanita itu terdiam sejenak, seperti sedang berfikir.

"Tapi tuan-"

"Aku akan bayar berapapun"

Wanita itu terdiam kembali.

"Ayolah, kumohon, aku hanya ingin satu saja. Akan ku bayar semaumu, aku janji!"

Wanita itu akhirnya pun mengangguk dan mengambil sebuah kunci untuk membuka pintu mini yang membuat boneka itu dapat terambil.

Sebelum mengambilkan boneka untuk Chanyeol, wanita itu melihat sisi kanan kiri juga tak lupa menonaktifkan CCTV bagian pintu utama.

"Tuan ingin boneka yang mana?"

Chanyeol menunjuk ke arah boneka putih di ujung kotak mesin itu, "Aku ingin yang itu"

Wanita itu pun mengambilkan boneka itu untuk Chanyeol, "Tolong jangan beritahu atasanku, jika tidak, aku akan di pecat"

Chanyeol mengangguk, "Tenang saja"

Wanita itu tersenyum.

"Ini bayaran untuk boneka ini"

Seketika wanita itu membelalakkan matanya, "Tuan, ini banyak sekali!"

"Tidak apa-apa, ambil saja semua. Aku sedang buru-buru, sekali lagi terima kasih"

Chanyeol pun akhirnya bergegas pulang ke rumah dan bertemu Rose untuk memberikan boneka itu untuknya.


Rose sudah tertidur pulas, tangannya masih memeluk pergelangan Chanyeol. Chanyeol tersenyum singkat memandangi wajah istrinya yang terlihat tenang itu.

Rose meminta untuk Chanyeol duduk di sampingnya sampai ia tertidur, lalu setelah itu Chanyeol boleh kembali ke kamarnya. Namun, ingin sekali Chanyeol tetap berada di situ dan memeluk erat istrinya sampai bertemu senyum matahari pagi nanti.

Chanyeol menarik dengan perlahan tangannya, ia tak ingin gerakannya membangunkan istrinya itu.  Sebelum berlalu ke kamarnya, Chanyeol menunduk lalu mengecup kening istrinya. "Tidur yang nyenak, jangan sampai kau memimpikanku, aku takut kau tak ingin bangun nantinya" Guraunya walaupun sebenarnya tak di dengar oleh Rose

Ia pun bangkit dari tepi ranjang dan berlalu ke kamarnya. Sampai di kamar, ia menghempaskan badannya ke ranjang dan berusaha memejamkan mata sampai akhirnya, gelap.

Te Amo, RoseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang