#5

3.4K 291 28
                                    

"Kehidupan memang tak seindah yang kita inginkan namun kehidupan tidak sekeras yang kita fikirkan"


Pelajaran Paleontologi, yang di ajarkan oleh guru bertubuh gemuk itu berhasil membuat Rose menjadi semangat. Well, pelajaran itu membahas materi tentang fosil dan harus mencari sebuah buku di perpustakaan adalah kesukaan Rose. Akhirnya ia tak merasa jenuh berada di dalam kelas tiap hari. Oleh karna itu, Paleontologi adalah salah satu pelajaran yang kadang di tunggu-tunggu oleh Rose.

"Kau mau kemana?" Tanya Taehyung yang kebetulan berpas-pasan dengan Rose, Jisoo, dan Nana di koridor.

"Kami ingin ke perpustakaan" Jawab Nana. Taehyung  mengangguk faham.

Pria itu pun mendekat ke arah Rose lalu berbisik, "Pulang sekolah aku ingin berbicara sesuatu." Rose diam sejenak lalu mengangguk pelan.

Rose, Jisoo dan Nana pun berjalan bersama.

Perpustakaan di sekolah Rose bisa di bilang cukup luas, banyak buku yang ada di sana. Dari buku pelajaran hingga buku-buku lainnya.

"Jisoo..Nana.. Aku mencari di lorong sebelah sana ya" Ucap Rose lalu melangkah ke tempat yang ia maksud tadi.

Wanita itu pun menelusuri rak buku yang besar itu. "Ah ketemu!" Ujarnya terdengar riang. Tapi ia sedikit kesal karna buku itu cukup tinggi untuk di jangkau.

Rose menoleh ke kanan, dan ada ketua kelas yang dingin itu yang tak jauh darinya. Ingin rasanya meminta bantuan tapi nyalinya cukup kecil untuk hal itu.

Rose pun berusaha meloncat untuk meraih buku itu.

Tak sesuai harapan, buku-buku yang tinggi itu berjatuhan hingga mengenai kepalanya."Akh!!" Pekiknya sembari mengelus kepala yang sakit akibat jatuhnya buku tadi.

Rose membereskan buku-buku yang terjatuh. "Kenapa harus tinggi sekali! Orang sependek aku tak mungkin bisa meraihnya" Keluhnya. Mendengar itu, ketua kelas yang di sampingnya tertawa renyah.

"Harusnya kau meminta bantuan orang yang di dekatmu" Sahut Ketua kelas itu sambil membantu Rose.

Rose tersenyum kaku. "Terima kasih, June"

Rose pun beranjak meninggalkannya, sejujurnya Rose sedikit merinding untuk berhadapan dengan pria itu.

"Rose!" Panggil sang ketua kelas. Rose menoleh. June pun berjalan mendekatinya.

"Mari berteman!" Ucapnya sembari menawarkan jabatan tangannya. June tersenyum ramah.

Rose tertegun, untuk pertama kalinya ia melihat ketua kelas yang baginya misteri itu berbicara, memanggil namanya, bahkan mengajaknya berteman.

Rose tersenyum paksa sambil mengangguk, ia pun menerima jabatan pria itu. "Ah- bukan kah memang kita berteman?"

June tertawa lalu menggaruk tengkuk lehernya. "Ya, kau benar."

"Kau mau ikut duduk bersama ku?" Tanya Rose yang sebenarnya agak takut menawarkan hal itu. Yang ia takutkan bukan pada June namun pada reaksi teman-temannya nanti.

"Tentu"

June pun mengikuti langkah Rose dari belakang, murid-murid yang melihatnya sedikit melongo. Bagaimana tidak kaget, June yang dari awal masuk SMA sangat pendiam, tidak peduli, suka menyendiri bahkan teman saja tidak punya. Untuk pertama kalinya June mau berteman dengan seseorang, dan itu Rose.

"Hai semua" Sapa Rose. Teman-temannya masih terkejut melihat mereka.

"R-rose kau-"

"Aku mengajaknya bergabung, benarkan June?" June pun mengangguk namun tidak tersenyum. Menyeramkan bagi teman-temannya Rose.

Te Amo, RoseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang