"Coba lihat bulan, ia selalu mengikutimu kemana pun kau pergi. Itu bertanda kau istimewa"
Rose kini telah siuman, dengan segera Jisoo membantu membenarkan posisi duduknya.
"Akhh.." Rose memekik sembari memegang pangkal hidungnya.
"Kau istirahat saja"
Rose pun menyandarkan diri di dinding UKS, lalu tersenyum.
"Wajahmu kusut sekali"
"Aku ini khawatir, dan Ini semua karna mu, kau tau tidak!" Balas Jisoo.
Rose tertawa, "Terima kasih telah membantuku dan juga maaf aku mencubit lenganmu"
Jisoo mengangguk, "Tak apa, aku sudah menganggapmu sebagai adikku sendiri"
"Oh iya, ini ada bekal untukmu" Ucap Jisoo sembari memberikan sebuah kotak bekal yang di bungkus plastik bewarna putih.
"Untukku? dari siapa?"
"Chanyeol Seonsangnim"
Mendengar itu Rose mengerjap. "Chanyeol Seonsangnim?"
Jisoo mengagguk, "Ia juga menitipkan kata maaf untukmu, sepertinya ia takut kalau kau kenapa-kenapa"
Rose mendengus, lalu melihat isi dari plastik tersebut, ternyata bukan hanya sebuah bekal di dalamnya, namun ada secarik kertas yang sepertinya sengaja di taruh bersama bekal tersebut.
Rose meraih kertas itu lalu membukanya.
'Sudah ku katakan jangan lupa makan, tapi masih saja kau melupakannya?'
Membaca itu Rose tertawa, sedangkan Jisoo bingung apa yang lucu dari kertas itu.
"Kertas apa itu?"
Rose menggeleng, bibirnya masih menahan sisa tawanya, "Bukan apa-apa"
"Kau habiskan makanan itu, aku balik dulu ke kelas, karena sebenarnya masih ada sisa satu pelajaran lagi"
Rose mengangguk, "Ya baiklah"
Jisoo pun beranjak lalu melangkah keluar dari UKS.
Rose meletakkan kotak bekal di sampingnya, lalu kembali meraih secarik kertas tadi. Entah apa yang lucu ataupun menggemaskan dari surat itu, tapi Rose kali ini merasa Chanyeol semakin membuat rasa bencinya benar-benar menghilang.
***
Rose kini berdiri di depan gerbang, ia berniat mencari taxi, namun niat itu terurung saat sebuah mobil hitam berhenti di hadapannya.
Rose mendesah berat, ia sudah tau siapa pemilik mobil tersebut.
Sang pemilik pun membuka sedikit jendelanya, "Masuk!"
Rose menunduk, melihat orang itu lebih jelas, "Hah?!"
"Ku bilang masuk!"
Rose hanya menggeleng, ia tidak mau ikut dengan atasannya itu untuk sementara, karena ia ingin melihat keadaan ibunya di rumah.
Pria itu pun turun dari mobil, ia melangkah menghampiri Rose. Ia membukakan pintu untuk Rose, lalu mendorong wanita itu agar masuk ke dalam mobil.
"Akh!!" Rose memekik saat bokongnya sudah mendarat di kursi mobil.
Pria itu menutup pintu mobil, lalu kembali ke tempat stirnya.
"Kau mau kemana?" Tanya Sehun sembari melepaskan kacamata hitamnya.
Rose berdecak, "Kau mau apa menjemputku?"
"Ku tanya, kau mau kemana?"
"Ke rumah Eommaku"