03. Honeymoon

2.9K 124 3
                                    


...

Tristan memeluk seorang perempuan yang tergolek lemah di pangkuannya. Gadis berambut hitam pekat itu menutup mata. Dan Tristan ... lelaki itu menangis sejadi-jadinya sambil berteriak memanggil nama ...

"Na- ...!"

HAH!!
Tristan tersadar dari mimpi buruknya. Matanya membulat dengan kornea yang bergerak liar. Tristan menoleh kearah Viola, perempuan itu terlelap di balik selimut tebalnya. Tristan bangkit duduk -masih mengatur napasnya yang tersengal. Jantungnya masih berdebar sangat kencang meski berkali-kali ia meneguk beberapa gelas air mineral yang terdapat di meja sofa. Laki-laki itu hendak beranjak ke tempat tidur, namun ia urungkan. Ia kembali merebahkan tubuhnya diatas sofa. Ia mencoba kembali tidur meski ia takut akan bermimpi buruk lagi.

...

  Alarm berbunyi ketika jarum jam sudah menunjukan pukul 7 pagi. Viola malah semakin membenamkan kepalanya ke balik selimut saat alarm yang memang berasal dari ponselnya sendiri, berdering nyaring.

  "Kenapa, sih, ini ... dingin sekali ...?" gumamnya membetulkan selimut. Matanya masih tertutup nyaman, namun ekspresi wajah perempuan itu jadi sedikit berubah. Garis-garis halus tercipta di dahinya. Seketika matanya terbuka lebar merasakan selimut tebal menyentuh langsung pada kulitnya. Viola bangkit dengan rusuh. Ia menjerit mendapati tubuhnya yang hanya memakai pakaian dalam saja. Lagi-lagi ia menjerit sangat keras melihat gaunnya sudah tertanggal dilantai.

  Dua orang perempuan yang nampaknya pegawai hotel, terhenyak saat melintas tepat didepan kamar bernomorkan 1424. Keduanya saling melempar pandangan heran karena teriakan Viola yang teramat keras bisa didengar oleh mereka. Kedua orang itu tiba-tiba menahan tawa. "Dasar pengantin baru.", ucap salah satu dari mereka, kemudian melanjutkan langkah.

...

  "Berisik ...!!" seru Tristan agak keras. Lelaki itu sudah berpakaian rapi dan sedang duduk santai sambil membaca sebuah majalah di sofa.

  Viola menoleh dengan murka. Wajahnya merah padam. Perempuan itu membalut sekujur tubuhnya dengan selimut dan melangkah mendekati Tristan yang sedari tadi tak memindahkan tatapannya dari halaman majalah.

  "Kau! Beraninya kau!!" Teriakan Viola membuat telinga Tristan berdengung. Lelaki itu menyeringai mengalihkan pandangannya pada Viola dengan kesal.

  "Heh, kau ini kenapa? Bangun tidur bukannya mandi malah jerit-jerit kayak orang gila."

  "Kau ... kau yang membuka gaunku, kan? Sudah aku bilang, jangan berani-berani menyentuhku!!" bentak Viola.

  "Heh, bukannya kau sendiri yang membukanya tadi malam? Kenapa malah menuduhku yang bukan-bukan?" Kali ini Tristan nampak ingin membela diri.

"Pokoknya aku gak peduli. Kamu harus terima akibatnya."

Viola mencak-mencak seperti anak kecil di hadapan Tristan. Gadis itu tak sadar ujung selimut yang mengekor dekat kakinya, ia injak habis-habisan. Karena pegangan tangannya kuat pada bagian lain selimut, ujung selimut yang ia injak membuat kakinya tertekuk. Viola memekik tertahan karena tubuhnya limbung hampir jatuh menimpa tubuh Tristan. Untung saja lelaki itu dengan sigap menahan tubuh Viola agar tidak jatuh menimpanya.

  Viola menahan nafasnya syok saat tubuhnya hampir berguling ke depan. Tapi saat tubuhnya ditahan oleh Tristan, masalah baru malah muncul. Tanpa sengaja Tristan menyangga badan Viola dengan merentangakan kedua telapak tangannya di dada perempuan itu.

"Arghhhh ...!" Viola kembali berteriak sangat keras kemudian berkali-kali memukuli lelaki itu dengan kesal. "Sudah kubilang kau jangan menyentuhku!" ujar Viola terus memukul dan menjambak kepala Tristan. Menarik kepala lelaki itu ke kanan dan ke kiri.

Falling for You (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang