5. The cold Toni (3)

1.6K 256 13
                                    

Toni menerima ide yang dianggap Toni adalah ide gila.

Sleep over

Seumur umur baru kali ini ketua UKM dance itu mengajak orang luar untuk menginap bersama di villa yang berada di kaliurang. Tidak masalah dengan harga kocek yang dia raih, tapi dia hanya tidak bisa tidur se kamar, ah, bukan, se kasur tepatnya.

"Kak Ton, aku ama Jeno mau nyari sate kelinci, Kak Ton-"

"Gua ikut aja", jawab Toni yang baru saja merebahkan diri di atas kasurnya, kemudian segera beranjak dan meraih jaketnya.

Mereka bertiga kemudian berjalan di sekitaran villa itu, sambil sesekali mendengarkan semua omong kosong dari mulut James tentang kuliahnya, dan dosen galaknya.

"Kak ton... kok kamu diem aja kak?"

"Gak papa, satenya mana?"

"Baru dibakarin kak.... kakak uda laper banget? Aku ada snack nih", ujar Jeno seraya mengeluarkan snack twisternya dari tas dan mengarahkannya ke Toni.

"Gak usah, Jen.. itu ntar buat nanti malem aja", James dan Jeno langsung memalingkan wajahnya ke arah ketua mereka.

"Nanti malem kenapa kak?", Toni tersenyum.

Berikan kekuatan Toni untuk tetap keren di depan 2 juniornya yang sangat menggemaskan sekarang dengan pandangan mata polos serta berbinarnya. Dia tidak kaget apabila anak-anak BEM merawatnya dengan sangat baik, bahkan dia saja sudah gemas.






"Yuk kuy ke tengah bareng"

Ajak tiba-tiba Toni pada dua orang anak yang asyik dengan PSP nya. Sekarang 2 orang itu sudah berjalan ke tengah ruangan dan duduk di sofa di dalam ruangannya. Menatap ke arah Toni yang sekarang sudah mengeluarkan bantal dan selimutnya.

James dan Jeno pun juga kembali ke kamarnya dan membawa bantal serta selimutnya.

"James, Jen... gimana sleep over kita?"

Kalian bisa mengatakan bahwa Toni bodoh. Bagaimana bisa ia mengatakan pendapat mengenai sleep over mereka padahal mereka sama sekali tidak melakukan apapun selain dengan aktifitas masing masing?

"Aku seneng bisa bareng sama Kak Toni seharian", Toni memandang ke arah suara pria di hadapannya. Pria itu tersenyum, menyabitkan mata sipitnya. Toni memandangnya.

"Jen? Kamu beneran ada keturunan korea nya?", tanya Toni lagi. Jeno hanya menganggukkan kepalanya dan kembali tersenyum.

"Kamu bisa bahasa korea?",

"Enggak kak, aku kalo ama saudara aku ngomongnya pake bahasa inggris", jawab Jeno lagi.

"Kamu manggil aku kalo dalam bahasa korea apa?"

"Hyung", jawab Jeno lagi dengan wajah yang masih tetap tersenyum. Astaga, bahkan Toni sudah tahu apa alasan Jeno cukup terkenal di anak BEM universitas.

"Kak Ton gak mau nanyain aku? :("

"Gak penting", jawab Toni kemudian tertawa melihat ekspresi sedih dari James.

"Pake lo-gue aja gimana? Kalo pake aku-kamu kek terlalu kaku, gatel, gak bisa ngomong begituan kecuali depan dosen", jawab Toni lagi sambil menatap ke arah mereka berdua.

Kedua anak manis itu menganggukkan kepalanya. Toni benar-benar menyiapkan perasaannya. Benar-benar siap akan kemungkinan buruk yang terjadi pada mereka, akibat keegoisannya.

Bahkan Toni mengakui, baru kali ini dadanya berdebar takut akan dibenci oleh kedua anggotanya. Jeno dan James.

"Sebelumnya, gua mau minta maaf selama setahun ini ke kalian berdua"

Story of BEMU 2018/2019Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang