"dia tampak riang hari ini" ujar fauza sambil memperhatikan sarah yang senyum senyum sendiri
citra menanggapinya dengan senyum geli, "sedang jatuh cinta" ujarnya
"oh, ya?
siapa lelaki itu?" lanjut fauza penasaran"entahlah, yg jelas beberapa hari ini dia selalu curhat sebelum tidur,
oh..., dia membuat mata ku bengkak karna begadang" eluh citra sambil membuka bukunya"hahaha, setidak nya dia sudah mulai melupakan masalahnya" timpal fauza dengan nafas lega
"yah, dan sialnya aku juga ikut senang"
"hanya saja kenapa masih ada orang yang terjebak dengan masa lalunya" komentar fauza
sontak membuat citra menoleh tajam padanya
"huff..., dan kamu mengingatkan nya lagi" erangnya hampa"teringat dia karna aku sempat melihat fotonya bersama jonatan dan jeksen"
"hah? benarkah? apa mereka berteman?"
fauza hanya mengangkat kedua bahunya
"yang jelas dia semakin tampan""astaga... kenapa kamu membuatnya menjadi semakin sulit" timpal citra sambil mengacak2 rambutnya dengan kesal
"ngausah basa basi lah, nanti kan ku tanyakan pada jeksen" sahut fauza mulai mengeluarkan buku pelajaran dari tas pinknya
"apa..., apa yang akan tanyakan padanya?"
"ya, apakah mereka berteman... apakah dia sudah punya yang baru, atau masih mencinta....i"
"hei...., hah.... please lah jangan buat aku jadi gila fauza...," rengeknya dengan nada putus asa
namun hanya di balas dengan tawa ledekan oleh fauza
"eh gwe ketoilet bentar ya, nanti kalo mis rina masuk chat aja" ujar fauza sambil beranjak
citra hanya mengangguk sinis karna pagi pagi begini hatinya sudah di baperin oleh fauza, entah sudah berapa lama akhirnya mereka membahas hal ini lagi
namun yang membuat citra berfikir keras apa benar dia dan jeksen berteman?
tampa sengaja fauza kembali berpapasan dengan tania di depan toilet, tatapannya masih sama seperti tadi pagi
namun lagi lagi fauza mengabaikannya dan melewatinya begitu saja
dia mencuci tangan dan sedikit merapikan rambutnya di depan kaca
sebelum akhirnya tania ikut masuk
"aku tidak akan keberatan jika kau bersamanya" ujar gadis itu dengan lantangmemang di toilet hanya ada mereka berdua hingga tania memanfaatkan situasi itu
"tapi jika kau ingin merusak persahabatan mereka aku takan diam, jadi mulai lah memilih!" lanjutnya dengan nada penuh ancaman
kali ini fauza tak bisa diam dia berbalik dari cermin dan menatap wajah gadis yang masih kecil darinya itu
"aku memilih mereka berdua, karna aku bisa pastikan itu takan terjadi" komentar fauza pedas dan melangkah keluar
tania meraung jengkel terpaksa menggumam kekesalannya
sesampainya di kelas ternyata miss rina sudah duluan masuk, hingga fauza tergesa gesa menyusul memasuki kelas karna tidak mau kena hukum
ketika kakinya melangkah menuju tempat duduk matanya menyapa sosok familiar yang tersenyum padanya, siapa lagi jika bukan jonatan
senyuman seculas itu cukup membuat jantung fauza berdeguk kencang, tak bisa di pungkiri meski mulutnya masih bungkam tapi hari pagi nya terasa begitu cerah menyambut kehadiran sosok yang belakangan ini selalu mengisi ruang rindu di hatinya
ketika bel istirahat berbunyi fauza bersama genknya hendak makan siang di kantin seperti biasanya
namun jonatan menahan tangan fuaza, ya tentu saja teman temannya meninggalkan dia secara sepihak
fauza tak tau harus bilang apa dia ingin marah, kenapa ia dilibatkan untuk perang dengan para jolovers,
namun karna lelaki itu terus memadangi wajahnya dengan senyuman semuanya terasa menjadi buyar
"kenapa kamu menyebut nama ku di status mu!" bentak fauza setelah berhasil mengumpulkan keberanianya
"aku masih sakit, tapi kamu masih saja marah marah pada ku" sahut jonatan memelas
"kamu juga membuat aku menderita karna itu, semua orang salah paham" timpal fauza
"salah paham? maksudnya?" tanya jonatan pura pura bingung
"ya.....,maksudku pacar mu akan kecewa jika melihat itu"
"pacarku? pacar yang mana?"
"jangan pura pura bodoh, dia menatap tajam padaku seakan dia akan menerkam ku" sahut fauza jengkel
"ahhh, kamu menemui pacarku?" goda jonatan
"heiii...., dia menatap ku waktu di rumah sakit!"
jonatan tersenyum lebar, "ahhh, ya dan kamu merasa cemburu" godanya
"apa? cemburu? maaf aku tidak serendah itu" timpal fauza dengan berusaha mengendalikan wajahnya yang mulai memerah
"lalu siapa yang datang memenuiku di rumah sakit dengan wajah pucatnya?" goda jonatan lagi
kali ini wajah fauza sudah benar benar merona, "bodo amat" ujarnya sambil beranjak
namun lagi lagi jonatan menarik pergelangan tangannya
membuat matanya kembali menatap mata elang lelaki itujonatan menatapnya dengan seksama ketampanannya semakin terlihat jelas ketika dia terdiam begitu, wajar tidak ada yang dapat meragukan pesonanya itulah mengapa dia sangat di dambakan banyak wanita, entah gadis mana yang lebih beruntung ketimbang fauza karna bisa sedekat itu dengan jonatan
kedua bola mata itu kini saling beradu seakan ada makna yang saling tersirat disana
"dia hanya bagian dari masa lalu ku" jelas jonatan
"apa gunanya kamu menjelaskan itu" tepis fauza
"karna aku tak mau kamu cemburu"
ujar jonatan datarfauza cukup terkesima dengan kata kata itu, hingga dia hanya terdiam dalam riak jantung yang semakin menggebu yang berbisik
"haruskah aku jatuh cinta untuk kesekian kalinya pada orang yang sama?"
KAMU SEDANG MEMBACA
TEDUH (diary fauza)
Teen FictionMA'AF KALO BERANTAKAN, DALAM PROSES REVISI fauza adalah cewek biasa yang super cuek dan pendiam namun mampu membuat dua cowok sekaligus jatuh hati pada dirinya, cowok itu adalah jonathan dan jeksen yang ternyata memiliki segudang cerita tentang pers...