postingan

46 4 0
                                    

hai jeks!"

fauza mempercepat langkahnya menyamai langkah lelaki yg berjalan sedikit jauh di depan
lelaki itu hanya memasang senyum yang menghangatkan suasana pagi
dengan sabar menunggu gadis manis itu mendekat lalu mereka berjalan beriringan

"kok nga bawa motor sih jeks?"

"motornya lagi di bengkel za" jawab lelaki itu datar tampa menoleh

gadis itu terus mangu mangu berusaha membuat obralan itu jadi hangat

"pathner kamu apa kabar jeks?" tanya nya lagi

"lusa udah bisa mulai sekolah kok, udah kangen aja" sahut jeksen

"tania, maksudku?" ujar fauza lagi sambil tertawa kecil

lelaki itu menatap fauza heran lalu mulai menyadari gadis ini ternyata memperolok nya
dia menghela nafas "tania bukan pathnerku za" sahutnya datar

gadis itu menyengir melihat ekspresi jeksen berubah hampa
"tapi dia menyukai kamu loh jeks" godanya lagi

"kamu tahu darimana heh"? jeksen balik bertanya

"ya, semua orang juga tahu kali", eles fauza

"tapi kenapa sih jeks kamu selalu menghindar dari tania?"

"menghindar apanya? biasa aja tuh"

"aku pernah liat beberapa kali kok, waktu itu pas ujicoba pertandingan basket sekolah kita,.." sahut fauza meyakinkan

jeksen terdiam kembali menatap fauza yang kali ini dengan sangat dalam hingga membuat gadis itu hening

mata teduhnya menyimpan sesuatu makna yang mungkin sulit untuk di cerna, memang di mata semua orang jeksen juga menyukai tania tapi tidak ada yang tau perasaan jeksen sesungguhnya
dulu memang jeksen cukup perhatian terhadap tania hingga terakhir ketika dia berantem dengan tipo

entah itukah sebabnya sekarang sikap lelaki ini mulai berubah datar
di mata fauza tidak melihat kesungguhan dalam hati jeksen, lelaki ini terlihat kian hari kian hampa seolah olah tak pernah ada rasa ketertarikan pada sosok perempuan dalam hatinya

"kadangkala ada waktunya hal itu perlu di pendam za" sahutnya datar

tak lagi dalam suasana riang karna berberapa menit berlalu pembicaraan terasa kian mendalam

di tatapnya wajah lelaki yang berjalan sisampingnya itu, tampang datar nya yang misterius menyulitkan untuk membaca pikirannya

tadinya fauza hanya ingin mengobrol hangat dengan lelaki itu menghilang segala hal hal pelik beberapa waktu lalu tapi entah mengapa malah jadi terasa mencekam

"awas ular!"
teriak jeksen di depan fauza membuat gadis itu terperanjat dan melompat ketakutan

"mana.. mana..??"
ujar fauza panik melihat waspada di sekitarnya namun nihil tak ada apapun kecuali suara tawa jeksen terbahak bahak

wajah ketakutan fauza pun berubah kesal dan gemes atas ulah jeksen
"untung aku nga pingsan" cerocosnya

jeksen masih memegang perutnya menahan tawa
"abis kamu sih pagi pagi gini lamumannya udah jauh banget"

"ih, siapa yang ngelamun sih? kamu tu kalo ngomong dalam benget, ya jelaslah membuat aku mikir apa maksudnya" balas fauza dengan polosnya

"jadi dari tadi kamu mikirin semua perkataan ku" ujar jeksen kembali tertawa

fauza hanya menatap heran. lelaki ini ternyata memang aneh, moodnya suka berubah ubah dengan cepat perasaan baru saja dia ngomong serius dengan tampang menghayati tak tampak sama sekali gurauan dalam setiap kata katanya eh malah tiba tiba juga dibecandaain

TEDUH (diary fauza)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang