teduh 31

29 4 0
                                    

"za! fauza!" teriak sambil berlari menyusul langkah fauza  kelas,

"kenapa sar?" tanya fauza melihat sahabatnya itu mengap mengap seperti orang kehabisan nafas

sarah mengetaur tempo pernafasannya terlebih dahulu sebelum bicara "gwe mau gasih tau lo za, tapi lo jangan syok ya..." tuturnya

"hah? emang kenapa?" tanya fauza penasaran

" gini semalam gwe tanya tanya sama aji, dan ternyata kemaren jonatan ikut balapan liar za"

"hah?" teriak fauza kaget

"dan... dia kalah, motornya diambil...
dan parahnya kata aji mereka mau tanding ulang za, padahal kemaren itu hampir aja ketangkep polisi" ujar sarah

"astaga!" desah fauza "balapannya kapan sar?" tanya fauza lagi

"itu dia za, gwe gak tau... aji gak mau ngasih tau tapi kayaknya sore ini deh za" jelas sarah

"bascame mereka di warung dekat sekolahnya aji kan?"

"setahu gwe sih iya, tapi... lo mau ngapain za?" tanya sarah heran

"gwe mau kesana" jawab fauza singkat

"nggak! enggak" ujar sarah sambil geleng gelang

"sar... please.

"huff... kalo gitu gwe ikut, lo ngak boleh kesana sendirian. lo gak kenal siapa mereka za, kalo jonatan gak ada disana gimana? mereka tu berbahaya" tutur sarah

fauza mengangguk pelan "tapi jangan kasih tau citra sama elo ya, mereka pasti bakal ribut"

sarah mengangguk pelan, sebenarnya ia memang tidak mau jonatan ikutan balapan liar, ia juga takut aji ikut terseret tapi ia lebih takut lagi kalo fauza kenapa napa karna nekad datang kesana

saat bel tanda pulang berbunyi fauza dan sarah bergegas pergi ke sekolahnya aji, seperti yang sudah mereka rencanakan sebelumnya dan tentunya dengan berbagai alasan kepada citra dan elo agar mereka tidak curiga

di parkiran mereka bertemu dengan jeksen yang nawarin ngantar fauza pulang, saat itu terpikir oleh sarah untuk memberitahu jeksen soal itu, hanya untuk antisipasi karna jeksen cukup tau, dan kenal dengan geng yang akan mereka datangin

di perjalanan sarah menyempatkan untuk mengirim pesan pada jeksen, dan tentu saja lelaki itu kaget mendengarnya dan meminta agar sarah mambawa fauza balik

kedua gadis itu nampak sedikit ragu ragu memasuki perkarangan warung yang terletak di pinggir jalan yang tak jauh dari sekolahnya aji,
disana tampak ada beberapa cowok yang sedang mengotak atik motor, dan ada 2 atu 3 orang cewek juga
di depan halaman warung tersebut tampak terparkir sebuah mobil sport berwarna kuning yang tak lain adalah mobil jonatan yang membuat fauza semakin yakin lelaki itu ada disana.

saat mereka sudah dekat, semua orang orang yang disana menatap kearah mereka berdua seperti sudah mengetahui akan kedatangan mereka, tampa ragu ragu langsung saja fauza menuju kearah aji yang seketika berdiri saat mereka datang

"jonatan mana ji?" tanya fauza

lelaki itu tampak ragu ragu untuk menjawab "jonatan udah pulang..." jawabnya
lalu mengode sarah "ngapain kesini?" ujarnya agak berbisik

sementara mereka yang tadi sibuk mengotak atik motor menjadi berhenti melakukan aktivitasnya sambil menatap ke arah fauza dan sarah dengan sinis, tampang mereka tampak sadis ditambah lagi dengan tato-tato di tubuh mereka

"lu siapa sih?" tanya salah satu cewek yang sedang duduk di meja

fauza hanya diam tak ingin menghiraukan mereka "udah mendingan kalian pulang ya" bujuk aji dan sarah yang merasa khawatir menarik tangan fauza untuk pulang saja

"gwe gak mau pulang sebelum gwe ketemu jonatan" ujar fauza ngotot
"gwe tau dia ada disini" ujarnya lagi

"ai..ai.. ai.. emang lu siapanya jonatan sih? ngotot banget..." ejek salah satu diantara cowok diantara mereka

"gwe gak ada urusan sama lu ya..." tepis fauza

"aww... sadis juga ya" jawabnya  dan diiringin tawa ejekan dari mereka semua"gini deh biar gwe tebak... lo pacarnya? udah habis seberapa lo?" ujarnya lagi dengan tawa merendahkan
sementara aji berusaha agar temannya itu tidak merendahkan fauza seperti itu, karna dia tau jonatan tidak akan senang jika mendengar itu

"kurang ajar! gwe gak serendah itu ya" teriak fauza dengan emosi

namun lelaki brengsek itu tak mengindahkannya dia malah nekad menyentuh dagu fauza sambil berkata "cantik juga, boleh lah!"
dan dengan cekatan fauza menebis tangan lelaki itu

"brug..." lelaki itu tersungkur kelantai karna tinju jotan yang baru saja mendarat di pipinya
kejadian itu berlangsung sangat cepat yang membuat semua orang yang ada disana terkejut dan sontak menahan jonatan yang terlihat sangat emosi sekali

lelaki itu berdiri sabil tak percaya apa yang baru saja jonatan lakukan padanya "apa apaan ini?" ujarnya gak terima

"sekali lagi lo sentuh dia GUE BUNUH LO!" ujar jonatan dengan emosi yang meledak ledak

"jo! lo gila men...?
lo lebih milih cewek ketimbang kita??" ujar yang lainnya gak terima

"IYA! detik ini juga gwe keluar"

"gwe KELUAR"! ujar jonatan dengan tegas yang membuat mereka semua terdiam

"kamu gak apa-apa?" tanya jonatan sambil menatap fauza dengan khawatir

fauza hanya mengangguk pelan, karna dia sangat syok dengan apa yang baru saja terjadi,
tampa basa basi jonatan menarik tangan fauza pergi dari sana di susul aji dan sarah

"jo gwe duluan ya" ujar aji sambil bonceng sarah

jonatan tampak mengangguk lalu membuka pintu mobilnya "kamu masuk dulu, aku belum selesai sama mereka"
mendengar itu tampa peduli apapun  fauza langsung memeluk tubuh laki laki itu agar dia tidak kembali lagi kesana
"jangan" ujar fauza memohon

"iya, enggak" ujar jonatan sambil menahan egonya

akhirnya mereka berdua pergi dari sana
"harusnya ku patahkan leher dia biar dia tau berurusan dengan siapa?" ujar jotan

"jo..." desah fauza

jonatan menatap fauza dengan mata elangnya yang terlihat sedang tersakiti "kamu ngapain datang kesini...?" ujar jonatan memelas

"kamu ngapain ngejauhin aku?" ujar fauza balik bertanya yang membuat jonatan terdiam seribu bahasa

setelah itu sepanjang perjalanan mereka berdua hanya diam membisu kecuali hanya sepatah kata "aku anterin kamu pulang ya" yang hanya di jawab anggukan oleh fauza

sesampainya di depan rumah fauza mengajak jonatan menemui ibunya yang sedang duduk di teras rumah sambil membaca majalah

"bunda" ujar fauza sambil mencium tangan bundanya "ini jonatan pacar fauza bun" lanjutnya lagi

"sore tante, sapa jonatan sambil menyalami bunda fauza dengan senyuman meski ia kaget dengan apa yang di ucapkan fauza barusan

tidak hanya jonatan bunda fauza juga merasa keget kenapa fauza tiba tiba bilang begitu padanya namun ia berusaha meresponnya dengan senyuman

"bunda, jonatan mau ngajak fauza halan boleh gak?" tanya fauza
lagi lagi hal tersebut mengagetkan jonatan karna mereka tak merencanakan hal itu,

"iya,... boleh, tapi kamu ganti baju dulu dan pulangnya jangan kemalaman" jawab bunda fauza

TEDUH (diary fauza)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang